Jumat, 3 Oktober 2025

Hari Raya Nyepi

Sejarah dan Tujuan Nyepi, Lengkap dengan Penjelasan Singkat tentang Rangkaian Acara Nyepi

Hari Raya Nyepi pada tahun ini jatuh pada Kamis, 3 Maret 2022, berikut pengertian dan sejarahnya berikut ini.

Editor: Miftah
WARTA KOTA/WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Ilustrasi suasana tempat sembayangan Umat Hindu - Hari Raya Nyepi pada tahun ini jatuh pada Kamis, 3 Maret 2022, berikut pengertian dan sejarahnya berikut ini. 

Ketika suku Yuehchi di bawah Raja Kaniska berhasil mempersatukan India maka secara resmi kerajaan menggunakan sistem kalender suku Saka.

Keputusan penting ini terjadi pada tahun 78 Masehi.

Sejak itu kalender Saka digunakan terus menerus hingga saat ini yang disebut Tahun Saka.

Maka itulah sebabnya sistem kalender Hindu “seolah-olah terlambat” 78 tahun dari kalender Masehi.

Pada tahun 456 M (atau Tahun 378 Saka), datanglah ke Indonesia seorang Pendeta penyebar Agama Hindu yang bernama Aji Saka asal dari Gujarat, India.

Beliau mendarat di pantai Rembang (Jawa Tengah) dan mengembangkan Agama Hindu di Jawa.

Ketika Majapahit berkuasa, (abad ke-13 M) sistem kalender Tahun Saka dicantumkan dalam Kitab Nagara Kartagama.

Masuknya Agama Hindu ke Bali kemudian disusul oleh penaklukan Bali oleh Majapahit pada abad ke-14 dengan sendirinya membakukan sistem Tahun Saka di Bali hingga sekarang.

Perpaduan budaya (akulturasi) Hindu India dengan kearifan lokal budaya Hindu di Indonesia (Bali khususnya) dalam perayaan Tahun Baru Caka inilah yang menjadi pelaksanaan Hari Raya Nyepi unik hingga saat ini.

Baca juga: Menjelang Nyepi, Arus Kendaraan di Penyeberangan Gilimanuk Terpantau Normal

Baca juga: Sejarah Nyepi Beserta Rangkaian Upacara Hari Raya Nyepi, Mulai dari Melasti hingga Ngembak Geni

Tujuan dan Makna Nyepi

Nyepi adalah waktu penyucian diri sebelum Tahun Baru.

Nyepi dimaknai sebagai momen dimana semua roh jahat yang telah mengintai di sekitar kita secara metaforis diminta untuk menjauh dari sekitar kita.

Nyepi memiliki filosofi dimana umat Hindu memohon kepada Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, untuk melakukan penyucian Buana Alit (manusia) dan Buana Agung (alam dan seluruh isinya). 

Dikutip dari disbud.bulelengkab.go.id, pada saat Nyepi tidak boleh melakukan aktifitas seperti pada umumnya, seperti keluar rumah (kecuali sakit dan perlu berobat), menyalakan lampu, bekerja dan sebagainya.

Dan tujuannya adalah agar tercipta suasana sepi, sepi dari hiruk pikuknya kehidupan dan sepi dari semua nafsu atau keserakahan sifat manusia untuk menyucikan Bhuwana Agung (alam semesta) dan Bhuwana Alit (manusia). 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved