Senin, 6 Oktober 2025

Respons Kemlu RI Sikapi Permintaan Maaf PM Belanda Soal Kekejaman Masa Penjajahan

Kemlu RI menyatakan masih akan mempelajari dokumen hasil penelitian yang membuat Perdana Menteri (PM) Belanda meminta maaf beberapa waktu lalu.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Dok Kemlu
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) Teuku Faizasyah. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah lewat Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) menyatakan masih akan mempelajari dokumen hasil penelitian yang membuat Perdana Menteri (PM) Belanda meminta maaf beberapa waktu lalu.

Hal ini menyusul dipublikasikannya hasil penelitian besar tentang kekerasan militer Belanda berjudul “Kemerdekaan, Dekolonisasi, Kekerasan dan Perang di Indonesia 1945-1950”, yang dipublikasikan pada Rabu (16/2/2022).

Studi empat tahun oleh tiga institut ilmu pengetahuan Belanda itu menyimpulkan bahwa pemerintah dan pemimpin militer Belanda telah dengan sengaja melakukan pembiaran atas penggunaan kekerasan ekstrem yang dilancarkan secara sistematis dan meluas oleh personel militer Belanda selama Perang Kemerdekaan Indonesia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia (Jubir Kemlu RI) Teuku Faizasyah mengatakan pemerintah Indonesia masih mempelajari dokumen tersebut agar bisa memaknai secara utuh statement yang disampaikan PM Rutte.

Baca juga: Mark Rutte: Saya Mohon Maaf Kepada Bangsa Indonesia Atas Nama Pemerintah Belanda

“Pemerintah Indonesia mengikuti dari dekat publikasi hasil penelitian sejarah “Kemerdekaan, Dekolonisasi, Kekerasan dan Perang di Indonesia 1945-1950” yang dilakukan oleh tiga lembaga peneliti Belanda (KITLV, NIMH dan NIOD) dan beberapa peneliti Indonesia," kata Faizasyah.

"Kami tengah mempelajari dokumen tersebut agar bisa memaknai secara utuh statement yang disampaikan PM Rutte tersebut,” lanjutnya lewat keterangan hari Sabtu (20/2/2022).

Dalam sebuah video, PM Rutte mengatakan banyak warga Indonesia telah menderita atau masih menderita, akibat apa yang terjadi di masa itu.

Baca juga: Ahmad Basarah Memberi Apresiasi atas Permintaan Maaf PM Belanda

Ia menyebut hasil penelitian yang baru keluar menusuk dan konfrontatif.

"Hari ini, atas nama pemerintah Belanda, saya menyampaikan permintaan maaf terdalam saya kepada rakyat Indonesia atas kekerasan sistematis dan ekstrem dari pihak Belanda pada tahun-tahun itu," kata Perdana Menteri Mark Rutte dalam konferensi pers, dikutip dari AFP.

Rutte mengatakan dia juga menyesal pemerintah Belanda sebelumnya menutup mata terhadap masalah ini.

"Kami juga meminta maaf kepada semua orang yang tinggal di Belanda yang harus hidup dengan konsekuensi perang kolonial di Indonesia, termasuk para veteran perang yang berperilaku baik," kata Rutte.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved