Berita Viral
Viral Dirigen Dianggap Berlebihan, Bikin Klarifikasi hingga Bercita-cita Tampil di Istana Negara
Setelah videonya viral, pria menjadi dirigen dalam video yang viral akhirnya buka suara. Video itu ia beri judul Klarifikasi Dirigen Viral.
TRIBUNNEWS.COM - Viral di media sosial aksi seorang dirigen memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Aksi pria berseragam ASN itu menjadi sorotan karena gerakan tangannya yang dianggap berlebihan.

Setelah videonya viral, pria yang menjadi dirigen itu akhirnya buka suara.
Berikut fakta-fakta viral dirigen memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya dihimpun Tribunnews.com, Jumat (4/2/2022):
1. Bikin klarifikasi
Setelah videonya viral, pria menjadi dirigen dalam video yang viral akhirnya buka suara.
Ia membuat video klarifikasi yang ia unggah di akun YouTubenya, Pak Ipin, Kamis (3/2/2022).
Video itu ia beri judul Klarifikasi Dirigen Viral.
Dalam penjelasannya, pria tersebut mengaku bernama Ipin.
Ipin mengatakan dirinya tidak asal-asalan dalam menjadi dirigen.
Baca juga: Sosok Pak Ipin, Pria yang Menjadi Dirigen dan Videonya Viral, Ternyata Seorang Guru
Ia sudah belajar menjadi dirigen di Program Studi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni.
Terkait videonya yang viral, Ipin mengungkapkan video tersebut ia unggah di akun YouTubenya.
Namun, ia menyatakan tidak menyebarkannya hingga kemudian akhirnya viral.
Dirinya mengakui, setelah video tersebut viral, ada sebagian warganet yang tidak suka dengan aksinya.
Ipin mengaku tidak mengetahui alasan mengapa sebagian orang tidak suka dengan aksinya.
Perihal aksinya yang dianggap berlebihan, Ipin menyatakan saat menjadi dirigen, dirinya berempati kepada para pahlawan yang telah gugur dalam merebut kemerdekaan RI.
"Ketika saya memimpin itu, saya sdah menyerahkan diri saya kepada aliran musik (Indonesia Raya) yang menggelegar dan melembut. Ketika menggelegar itu saya merasakan Indonesia Raya itu harus dinyanyikan seperti jiwa yang diinginkan Indonesia Raya itu," jelasnya sebagaimana dikutip dari video klarifikasi yang ia unggah, Kamis (3/2/2022).
Di akhir video, Ipin mengakui dirinya rutin melakukan latihan untuk menjaga kebugarannya.
Ia kemudian menunjukkan barbel yang ia gunakan untuk latihan.
2. Pak Ipin Bukan Nama Asli
Dalam video klarifikasinya, pria yang menjadi dirigen itu mengaku bernama Ipin atau akrab disapa Pak Ipin.
Pak Ipin ternyata bukan nama aslinya.
Nama asli dari Pak Ipin adalah Agus Arifin.
Hal itu diketahui Tribunnews.com dari video yang ia unggah pada 21 Desember 2018.
Ia mengunggah video Detik detik upacara Hari Ibu di halaman Pemkab Magetan.
Nama asli dari Pak Ipin diketahahui dari nama dada yang menempel di seragam yang ia kenakan.
Tertulis nama 'Agus Arifin'.

Diketahui pula, Agus Arifin merupakan seorang guru.
Namun, tidak diterangkan di sekolah mana ia mengajar.
Selain menjadi guru, Agus Arifin juga seorang YouTuber.
Ia kerap mengunggah video di akun YouTubenya, Pak Ipin.
Saat ini, ia memiliki 8 ribu subscriber.
Baca juga: Profil Syaefunnur Maszah, Pejabat yang Viral karena Pamer Gepokan Uang, Kini Mengundurkan Diri
Beberapa konten yang ia unggah di antaranya video tutorial menjadi dirigen dan video saat ia mennyanyikan ataupun meng-cover lagu.
Dari video-video yang ia unggah, Agus Arifin juga sudah berulang kali menjadi dirigen dalam acara resmi di antaranya dirigen dalam upacara di kantor Pemda Magetan dan acara yang dihadiri Basaria Pandjaitan saat menjadi Wakil Ketua KPK.
Dari rekaman aktivitasnya, Agus Arifin diduga tinggal di Magetan, Jawa Timur.

3. Bercita-cita menjadi Dirigen di Istana Negara
Agus Arifin atau Pak Ipin rupanya memiliki cita-cita yang belum terwujud.
Cita-cita itu yakni ia ingin menjadi dirigen di Istana Negara.
Ia berharap cita-citanya itu akan terwujud setelah videonya viral.
Hal itu ia ungkapkan dalam video klarifikasi dirigen viral.
"Terima kasih, Pak Ipin akan selalu berkarya di YouTube, semoga cita-cita Pak Ipin untuk menjadi dirigen di Istana Negara akan terwujud berkat bantuan para netizen yang baik ini," ujar dia.
Baca juga: Komentari Dakwah Oki Setiana Dewi yang Viral, Okky Madasari: Berbahaya Bisa Jadi Justifikasi KDRT
(Tribunnews.com/Daryono)