Kamis, 2 Oktober 2025

Pramono Anung Cerita soal Megawati Pernah Ancam Pecat Kader yang Interupsi SBY: Agar Taat Konstitusi

Menteri Sekretaris Kabinet, Pramono Anung menceritakan sosok Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri semasa ia menjabat sebagai Sekjen PDIP

Setkab.go.id
Seskab, Pramono Anung, saat memberikan pernyataan terkait wabah Pandemi Covid-19. (Humas Setkab) 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, menceritakan sosok Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, semasa ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan periode 2005-2010.

Hal tersebut diungkapkannya dalam acara peringatan hari ulang tahun Megawati yang ke-75 pada Minggu (23/1/2022) kemarin.

Menurut Pramono, Megawati adalah sosok yang selalu mengajarkan kadernya soal konstitusi.

Pramono pun menceritakan, Megawati pernah mengancam kader PDIP yang melakukan interupsi pada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Megawati menandatangani prasasti dari kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2021). Dia ditemani oleh Pramono Anung Wibowo, seorang
Megawati menandatangani prasasti dari kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2021). Dia ditemani oleh Pramono Anung Wibowo, seorang "Sekjen Senior' bagi PDIP. (Ist)

Baca juga: Megawati Soekarnoputri Pernah Marah Besar Kepada Kadernya Karena Interupsi Pidato Presiden SBY

"Jadi seperti yang saya sampaikan, di dalam maupun di luar kekuasaan, Bu Mega selalu mengajarkan konstitusi. Bahkan pernah kejadian di tahun 2005 atau 2006 waktu itu teman-teman akan melakukan interupsi pada sidang 17 Agustus pada waktu Presiden menyampaikan nota keuangan."

"Ibu marah sekali dan memberikan perintah pada waktu itu, saya masih Sekjen, siapapun yang melakukan interupsi kepada Presiden, waktu itu Pak SBY, saya akan pecat saat itu juga," kata Pramono, dikutip dari tayangan acara Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan 2005-2010, di kanal YouTube PDI Perjuangan, Minggu (23/1/2022).

Pramono menuturkan, hal tersebut dilakukan Megawati agar para kadernya taat dan tunduk pada konstitusi.

"Kenapa itu dilakukan, karena beliau menjaga marwah konstitusi. Jadi kita boleh berbeda pendapat, kita boleh berseberangan. Tapi kita harus taat, patuh, tunduk pada konstitusi. Itu jadi hal yang selalu diajarkan Bu Mega, termasuk pada saat ini," terang Pramono.

Baca juga: Megawati Soekarnoputri Ternyata Jago Manjat Pohon, Ini Penuturan Guntur

Lebih lanjut, Pramono menyebut Megawati selalu mengajarkan kadernya bahwa selama menjadi bagian dari pemerintah, maka harus memberikan dukungan kepada pemerintah.

Kemudian jika ada kebijakan pemerintah yang dianggap tidak benar, maka harus bisa memberikan kritikan dan alternatif secara konstitusi.

"Bahwa kita menjadi bagian pemerintah, tentunya kita juga, selain memberikan dukungan sepenuhnya pemerintah, tentunya dalam hal tertentu."

"Kalau ada kemudian kebijakan yang dianggap tidak benar, kita juga harus bisa memberikan kritik dan alternatif untuk itu secara konstitusi. Sehingga berkali-kali itu yang diajarkan oleh ibu kepada kita semua," imbuhnya.

Baca juga: Rayakan HUT ke-75 Megawati, Kader PDIP Tanam Mangrove dan Cemara Udang

Sosok Megawati bagi Ajudan Bung Karno hingga Putri Bung Hatta

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Putri Bung Hatta, Meutia Hatta dan Ajudan Bung Karno, Sidarto Danusubroto melihat sosok Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, sebagai tokoh nasional karismatik dan pemersatu bangsa.

Meutia dan Sidarto telah mengenal sosok Megawati puluhan tahun yang lalu.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved