Megawati Soekarnoputri Pernah Marah Besar Kepada Kadernya Karena Interupsi Pidato Presiden SBY
Pramono Anung mengungkapkan sisi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang pernah marah kepada anggota DPR RI dari partainya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pramono Anung mengungkapkan sisi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang pernah marah kepada anggota DPR RI dari partainya.
Megawati marah besar karena anggota DPR tersebut menginterupsi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menyampaikan pidato nota keuangan di Sidang Paripurna 17 Agustus.
Pramono mengatakan kejadian tersebut sekitar tahun 2005 atau tahun 2006 saa dia menjabat sekretaris jenderal PDI Perjuangan.
"Waktu itu saya masih Sekjen. 'Siapa pun yang melakukan interupsi kepada presiden, saya akan pecat pada saat itu juga'," kata Pramono dalam webinar HUT Ke-75 Megawati bertajuk 'Sikap Hidup Merawat Pertiwi: Panjang Umur Ibu Megawati', secara daring, Minggu (23/1/2022).
Baca juga: Megawati Soekarnoputri Ternyata Jago Manjat Pohon, Ini Penuturan Guntur
Pramono mengatakan Megawati bersikap demikian demi menjaga marwah konstitusi.
"Kenapa itu dilakukan, karena beliau menjaga marwah konstitusi. Jadi kita boleh berbeda pendapat, kita boleh berseberangan, tetapi kita harus taat, patuh, tunduk pada konstitusi. Itu menjadi hal yang diajarkan Bu Mega," imbuhnya.
Pramono melanjutkan, Presiden Kelima RI itu memiliki prinsip yang sangat teguh dan taat dengan konstitusi.
"Di luar kekuasaan atau di dalam kekuasaan, Bu Mega itu selalu mengajarkan taat terhadap konstitusi," kata Menteri Sekretaris Kabinet itu.
Selain Pramono, dua sosok Sekjen DPP PDI Perjuangan yang saat ini masih menjabat dan sudah purnatugas menyampaikan pandangan mereka masing-masing terhadap pribadi Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Guntur Soekarnoputra Ungkap Nama Panggilan ke Megawati Soekarnoputri
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan banyak pelajaran yang bisa dipetik dari sosok Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Hasto yang baru saja memimpin penanaman pohon di Bali dalam rangka merayakan milad Ketum Megawati itu, menyatakan putri Proklamator RI Bung Karno tersebut memiliki prinsip yang kuat.
"Ibu Mega menegaskan solid itulah yang menjadi kekuatan partai yang terus menyatu dengan rakyat. Karena itulah Bu Mega kita diajarkan hal-hal terkait prinsip, yang fundamental tentang bangsa, negara, dan tentang partai," ujar Hasto.
Bukan hanya itu, politikus asal Yogyakarta itu juga mengutip kesan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang mengenal Ketum Megawati sebagai sosok yang visioner, detail, dan kokoh pada prinsipnya.
"Sosok yang membangun organisasi, sosok yang memiliki kesabaran revolusioner. Nah, karena itulah, kita kembangkan PDIP sebagai organisasi pembelajar, dengan demikian seluruh saripati dari pengalaman Mas Pram sebagai Sekjen, Mas Tjahjo sebagai Sekjen, kemudian ketika saya ditugaskan, itu semua ada suatu perpaduan yang saling melengkapi dan kemudian kita terapkan dalam organisasi itu," kata Hasto.