Senin, 6 Oktober 2025

Sejarah Perayaan Imlek dan Serba-Serbi Tradisi Perayaan Imlek: Angpau, Jeruk hingga Kue Keranjang

Berikut ini sejarah perayaan Imlek beserta serba-serbi tradisi perayaan Imlek.

Editor: Arif Fajar Nasucha
Tribun Batam
Tahun Baru Imlek - Berikut ini sejarah perayaan Imlek beserta serba-serbi tradisi perayaan Imlek. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini sejarah perayaan Imlek beserta serba-serbi tradisi perayaan Imlek.

Tahun baru China yang sering disebut sebagai Tahun Baru Imlek merupakan salah satu hari raya terpenting bagi masyarakat etnis Tionghoa.

Perayaan tahun baru Imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh.

Pada tahun ini, Tahun Baru Imlek jatuh pada 1 Februari 2022.

Baca juga: Kapan Tahun Baru Imlek 2022? Cek di Sini, Dilengkapi 6 Shio yang Beruntung di Tahun Macan Air 2022

Baca juga: 15 Link Twibbon Tahun Baru Imlek 2022 Lengkap dengan Cara Membuatnya

Lantas, bagaimanakah sejarah awal mula Imlek?

Mengutip dari laman Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Semarang, berikut ini sejarah perayaan Imlek.

Menurut legenda mengenai asal usul Imlek, dahulu kala, terdapat seekor raksasa pemakan manusia dari pegunungan, yang bernama Nián, yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak dan bahkan penduduk desa.

Untuk melindungi diri mereka, para penduduk menaruh makanan di depan pintu mereka pada awal tahun.

Hal ini dipercaya bahwa jika melakukan hal itu Nian akan memakan makanan yang telah mereka siapkan dan tidak akan menyerang orang atau mencuri ternak dan hasil Panen.

Pada suatu waktu, penduduk melihat bahwa Nian lari ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah.

Penduduk kemudian percaya bahwa Nian takut akan warna merah, sehingga setiap kali tahun baru akan datang, para penduduk akan menggantungkan lentera dan gulungan kertas merah di jendela dan pintu.

Itulah mengapa perayaan Imlek selalu identik dengan warna merah.

Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian.

Adat-adat pengusiran Nian ini kemudian berkembang menjadi perayaan Tahun Baru.

Guò nián, yang berarti “menyambut tahun baru”, secara harafiah berarti “mengusir Nian”.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved