Virus Corona
Ada Klaster Covid-19 di Sekolah, IDAI Kirim Surat ke Kemendikbud Minta PTM 100 Persen Dievaluasi
IDAI bersama empat organisasi profesi lainnya meminta pemerintah mengevaluasi pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bersama empat organisasi profesi lainnya meminta pemerintah mengevaluasi pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen, setelah ditemukan klaster Covid-19 di 7 sekolah.
Ketua Umum IDAI, Dr Piprim Basarah Yanuarso SpA(K) mengatakan pada 13 Januari, pihaknya bersama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), telah berkirim surat ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kementerian Agama RI, Kementerian Kesehatan RI dan Kementerian Dalam Negeri.
"Kami kirimkan surat secara resmi perihal evaluasi proses pembelajaran tatap muka, setelah digelar PTM 100 persen khususnya untuk kelompok usia kurang dari 11 tahun," ujar Dokter Piprim, Jumat (14/1/2021).
Pihaknya beralasan, kepatuhan anak-anak usia 11 tahun ke bawah terhadap protokol kesehatan belum 100 persen.
Kemudian belum lengkapnya vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak usia kurang dari 11 tahun.
Baca juga: Cara Unduh & Perbaiki Data Sertifikat Vaksin Covid-19 serta Cek Status via PeduliLindungi
"Juga laporan dari beberapa negara bahwa proporsi infeksi Covid-19 akibat varian Omicron lebih banyak dari varian-varian sebelumnya," jelasnya.
Selain itu, varian Omicron ini membuat anak-anak di beberapa negara dilaporkan banyak yang dirawat.
Serta dilaporkan ada transmisi lokal varian Omicron di Indonesia.
Menurut Dokter Piprim, terdapat kekhawatirkan anak berpotensi mengalami komplikasi berat yaitu MISC dan komplikasi long covid sebagaimana orang dewasa.
"Walaupun kita sering ngomong anak jika terpapar Covid-19 itu ringan, iya betul ringan tapi ada sebagian yang bisa mengalami MISC dan Long Covid," kata Dokter Piprim.
Berdasarkan hal-hal di atas 5 organisasi profesi mengusulkan sebagai berikut:
Pertama, anak-anak dan keluarga tetap diminta diperbolehkan untuk memilih pembelajaran tatap muka atau pembelajaran jarak jauh.
Baca juga: Siswa dan Guru Terpapar Covid-19, 7 Sekolah di Jakarta Timur Ditutup Sementara
Orangtua masih bisa diberi pilihan berdasarkan kondisi dan profil risiko masing-masing keluarga.
"Kita tahu tidak semua orang tua itu menyetujui anak itu ikut PTM tetap saja ada yang khawatir khususnya pada anak-anak yang ada komorbid," ungkap dokter sekaligus pemilik rumah vaksinasi ini.