Jumat, 3 Oktober 2025

Kaleidoskop 2021: Sejumlah Partai Baru Lahir, Mulai dari Partai Ummat hingga Partai Buruh

Peta politik Indonesia pada tahun 2021 memiliki banyak corak. Salah satu di antaranya adalah lahirnya partai-partai baru.

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Kompas/ Arum Tresnaningtyas
Bendera partai politik. 

Namun, saat dikonfirmasi, Farhat mengungkapkan Partai Pandai didirikan sejak Oktober tahun lalu. 

Saat ini Farhat masih melengkapi syarat-syarat yang dibutuhkan sebelum mendaftar ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

Ketua Umum Partai Pandai Farhat Abbas.
Ketua Umum Partai Pandai Farhat Abbas. (Tangkap layar Instagram @farhatabbas)

"Partai Pandai mendukung politik ke mandiri atas nama daerah mengutamakan  kearifan lokal dalam mengembangkan daerah yang berdaulat," kata Farhat kepada Tribunnews, Selasa (10/8/2021). 

"Kita coba meyakinkan masyarakat yang berpolitik bagaimana mereka bisa menjadi tuan rumah atau menjadi parlemen di daerah masing-masing, khususnya, untuk bagaimana bisa meraih sehingga mayoritas di daerah," lanjutnya. 

Farhat mengatakan Partai Pandai memberi kewenangan kepada pengurus wilayah (DPW) membentuk pengurus daerah (DPD) tingkat dua hingga ranting.

Baca juga: Farhat Abbas Dirikan Partai Pandai, dr Lois Owen Jadi Sekjen

Selain itu, Partai Pandai disebut menekankan 50-70 persen keterwakilan perempuan dalam struktur partai. 

"Saya sebagai ketua umum, sekjen dr Lois. Bendahara umum Bu Meidy, Waketum Elza Syarief," pungkasnya.

5. Partai Kebangkitan Nusantara (PKN)

Partai ini kental dengan para loyalis Anas Urbaningrum, eks Ketua Umum Partai Demokrat.

Buktinya, Eks Sekjen Partai Hanura, Gede Pasek Suardika (GPS) yang juga loyalis Anas dengan cepat dipercaya menggawangi partai baru bernama Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).

GPS diminta menakhodai partai yang banyak diikuti dan didirikan oleh para loyalis Anas Urbaningrum (AU) ini.

Logo Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).
Logo Partai Kebangkitan Nusantara (PKN). (Istimewa)

Hal itu diungkapkan salah satu inisiator yang menjabat Sekjen PKN, Sri Mulyono dalam keterangannya yang diterima

"Sebenarnya begitu mendengar seringnya ide dan gagasan politiknya dihambat sehingga tidak bisa maksimal, kami sudah meminta GPS untuk keluar saja dan merintis dari nol dan lebih sehat," kata Sri Mulyono, Sabtu (30/10/2021) lalu

Namun, tambah Sri Mulyono, GPS menyatakan tidak enak meninggalkan Hanura karena sudah kadung punya jalinan erat dengan banyak kader di daerah.

Baca juga: FAKTA-FAKTA PKN, Partai Baru Diisi Loyalis Anas Urbaningrum, Klaim Mantan Kader Tertarik Gabung

Menurut Sri Mulyono, sayang kemampuan dan pemikiran GPS yang mumpuni di bidang politik tidak diberikan ruang berkreativitas. Akhirnya dengan pertimbangan kalkulasi waktu dan kesiapan untuk penataan partai, GPS bersedia.

"Begitu bersedia, GPS meminta ide gagasan politik kebangsaan yang diimpikan bisa dijadikan tulang punggung perjuangan, maka lahirlah Partai Kebangkitan Nusantara," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved