Fenomena Astronomi Pekan ke-2 Desember: Puncak Hujan Meteor Monocerotid dapat Disaksikan Malam Ini
Fenomena Astronomi Pekan ke-2 Desember: Puncak Hujan Meteor Monocerotid dapat disaksikan malam ini mulai pukul 19.40 hingga fajar dari Timur ke Barat.
Sehingga, Bulan perbani awal ini sudah dapat disaksikan sejak terbit saat tengah hari dari arah Timur, berkulminasi di zenit (untuk lintang 6°-7°LS) setelah terbenam Matahari dan kemudian terbenam di arah Barat setelah tengah malam.
Bulan berjarak 386.568 km dari Bumi saat puncak fase perbani awal dan berada di sekitar konstelasi Akuarius.
4. Komet C/2021 A1 (Leonard) Melintas Dekat Bumi (12 Desember)

Komet C/2021 A1 Leonard adalah komet berperiode panjang yang ditemukan oleh G.J. Leonard di Observatorium Mount Lemmon pada 3 Januari 2021.
Periode orbit komet ini mencapai 80.000 tahun dengan kemiringan orbit 132,68° atau bergerak secara retrograd.
Komet Komet C/2021 A1 Leonard akan melintas dekat Bumi pada 12 Desember 2021 dengan jarak terdekatnya dari Bumi sejauh 0,233 satuan astronomi (sa) atau 34.857.000 km.
Saat melintas dekat Bumi, magnitudo komet Leonard mencapai +1,2 yang menandakan bahwa komet ini dapat disaksikan tanpa menggunakan alat bantu optik.
Sayangnya, komet ini hanya dapat disaksikan oleh wilayah pada lintang 29°LU atau lebih tinggi dari arah timur dekat konstelasi Ofiukus.
Komet ini tidak dapat disaksikan di lintang rendah dan belahan selatan, termasuk Indonesia.
Komet Komet C/2021 A1 Leonard akan mencapai perihelion pada 3 Januari 2022 dengan jarak 0,615 sa atau 92 juta km dari Matahari dengan magnitudo +5,8.
Hal tersebut menandakan komet ini hanya dapat disaksikan tanpa menggunakan alat bantu optik jika cuaca benar-benar cerah.
Baca juga: Badan Antariksa Eropa Umumkan Misi Baru untuk Temukan Planet Mirip Bumi
5. Puncak Hujan Meteor Sigma-Hydrid (12-13 Desember)

Sigma-Hydrid adalah hujan meteor minor yang titik radiannya (titik asal kemunculan meteor) berada di dekat bintang Sigma Hydrae konstelasi Hydra yang berbatasan dengan konstelasi Monoceros.
Hujan meteor ini bersumber dari sisa debu benda langit yang tidak diketahui dan pertama kali diamati oleh Richard E. McCrosky dan Annette Posen.
Hujan meteor Sigma-Hydrid dapat disaksikan sejak pukul 21.15 waktu setempat hingga keesokan harinya saat akhir fajar bahari (25 menit sebelum terbenam Matahari) dari arah Timur hingga Barat.