Soroti Aksi Puan Maharani Menanam Padi di Tengah Hujan, Pengamat: Memang Tak Lazim
Pakar Komunikasi Politik, Karim Suryadi soroti aksi puan menanam padi di tengah hujan, sebut tak lazim.
TRIBUNNEWS.COM - Pakar komunikasi politik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof Karim Suryadi ikut menyoroti aksi Ketua DPR RI Puan Maharani yang menanam padi di tengah hujan.
Karim menilai, aksi Puan turun ke sawah bersama para petani di tengah hujan tidak lazim.
Sebab, menurutnya, petani justru akan pergi saat hujan datang.
"Memang kemunculan peristiwa ini membingungkan karena saya hanya melihat dari sisi gambar."
"Pertama Mbak Puan turun di hari hujan, ini memang tidak lazim bagi petani."
"Saya adalah orang yang dibesarkan di (lingkungan) petani, biasanya petani kalau hujan semuanya pergi, ini enggak," kata Karim, dikutip dari tayangan Youtube tvOne, Jumat (12/11/2021).
Hal kedua yang disoroti Karim adalah penggunaan masker oleh para petani yang menemani Puan menanam padi.

Menurut Karim, para petani yang memakai masker, sementara Puan tidak memakai masker menimbulkan pertanyaan.
Terlebih, Karim menganggap para petani yang biasa dilihat di lapangan justru jarang memakai masker.
"Yang agak menganggu sebenarnya mengapa dua petani yang muncul di gambar menggunakan masker, sementara Mbak Puan tidak."
"Ini menimbulkan pertanyaan sekaligus dalam komunikasi ada efek subliminal, efek yang apa yang sebenarnya mau disampaikan."
"Padahal dalam keseharian yang saya lihat, petani itu hampir tidak pernah menggunakan masker terutama di kampung saya di Subang," ungkap Karim.
Kendati demikian, Karim menyebut aksi Puan menanam padi terbilang sukses karena mendapat sorotan dari publik.
"Saya deskripsikan faktanya Mbak Puan adalah newsmaker, apa yang dilakukannya berhasil karena mengundang perhatian publik," ujarnya.
Baca juga: Aksi Puan Maharani Tanam Padi di Tengah Hujan Tuai Sindiran, Begini Respons PDIP
Baca juga: Susi Pudjiastuti Sindir Aksi Puan Maharani Menanam Padi di Tengah Hujan, Cuitannya Sampai Viral
Aksi Puan Menanam Padi Tuai Sindiran dari Susi Pudjiastuti
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menyindir aksi Ketua DPR RI, Puan Maharani saat sedang menanam padi di tengah hujan.
Aksi tanam padi Puan dilakukan saat ia mendatangi area Persawahan Sendangmulyo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (11/10/2021) lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Puan ikut turun ke sawah di tengah hujan untuk menanam padi bersama sejumlah petani perempuan.
Kemudian, aksi tersebut mendapat respons dari Susi pada Kamis (11/11/2021).
Respons Susi disampaikan lewat akun Twitter pribadi-nya, @susipudjiastuti.
Dalam cuitannya, Susi menyebut biasanya petani tidak menanam padi saat sedang turun hujan.

"Biasanya petani menanam padi tidak hujan hujanan," kata Susi, dikutip Tribunnews.com, Jumat (12/11/2021).
Sontak, respons Susi tersebut langsung menjadi sorotan oleh warganet di Twitter.
Hingga Jumat (12/11/2021) sore, cuitan tersebut telah dikomentari 1.400 kali dan diretweet 3.300 kali.
Cuitan tersebut juga disukai lebih dari 10.000 kali oleh warganet di Twitter.
Bahkan, nama 'Bu Susi' pun sampai merajai trending topik di Twitter pada Jumat (12/11/2021) dengan lebih dari 3.000 cuitan menyebut namanya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua DPR RI Puan Maharani berkomitmen menyerap aspirasi petani guna memenuhi kebutuhan dan permasalahan pertanian di area persawahan Sendangmulyo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Saya ingin mengetahui apa saja kebutuhan dan permasalahan yang ada di sini terkait petani."
"Bagaimana menanam padi, panennya dan sesudah panen itu dijual atau dibeli ke mana. Itu yang jadi perhatian saya," kata Puan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (11/11/2021).
Selain menyerap aspirasi, Puan ikut turun ke sawah untuk menanam padi bersama sejumlah petani perempuan di tengah lahan pertanian seluas 6 hektar (ha).
Baca juga: Susi Pudjiastuti: Generasi Muda Harus Mencermati Kondisi Kekinian dan Implementasikan Impian
Baca juga: Kunker ke Banyuwangi, Puan Akan Bertemu Nelayan dan Berikan Penghargaan Desa Wisata
"Puan menanam, nanti rakyat yang memanen. Kali ini saya hadir dengan fokus menanam padi, biarkan rakyat nanti yang memanen," ucapnya.
Selama ini, lanjut dia, banyak orang hanya fokus pada pemanenan padi. Padahal proses sebelum panen itu panjang dan dimulai dengan penanaman manual.
Saat menanam bibit padi, perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu juga berdialog dengan petani.
Mengenakan caping dan sepatu khas petani, Puan sesekali berbicara menggunakan bahasa Jawa.
"Piro nek panen? (berapa banyak kalau panen), dijual neng endi? (dijual ke mana?)," tanya Puan kepada para petani.

Menanggapi pertanyaan Puan, salah satu petani Sendangmulyo, Tusiran, menyampaikan berbagai keluhan yang ia hadapi bersama rekan-rekannya.
Keluhan petani tersebut mulai dari rendahnya harga gabah hingga keterlambatan distribusi pupuk subsidi hingga harganya yang cukup tinggi.
"Mudah-mudahan dengan Bu Puan datang ke sini, dapat memberi semangat petani-petani di Sendangmulyo. Sebab, kebanyakan petani di sini sekarang tua-tua."
"Semoga dengan kedatangan ibu, ada petani dari generasi muda yang akan menjadi penerus kami," ujar Tusiran.
Tak hanya itu, ia berharap, pemerintah dapat memperhatikan para petani.
Salah satunya dengan memberikan kepastian harga gabah.
Ia juga meminta agar pemerintah dapat memperbaiki jalan tani karena saat musim hujan jalanan menjadi rusak dan licin sehingga petani sering terpeleset saat membawa gabah menggunakan motor atau mobil.
Baca juga: Pengamat: Skenario Airlangga-Ganjar Lawan Prabowo-Puan di Pilpres 2024, Perang Bintang
Baca juga: Megawati Diyakini akan Pilih Ganjar Jadi Capres Jika Elektabilitas Puan Tidak Meningkat
(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Dwi Nur Hayati)