Minggu, 5 Oktober 2025

Hari Pahlawan

Profil Bung Tomo, Sosok Orator pada Pertempuran Surabaya 10 November 1945 serta Isi Pidatonya

Berikut profil Bung Tomo, sosok orator pada pertempuran Surabaya 10 November 1945 serta isi pidatonya.

Penulis: Katarina Retri Yudita
Tangkapan layar kebudayaan.kemdikbud.go.id
Sutomo atau yang akrab disapa Bung Tomo - Berikut profil Bung Tomo, sosok orator pada pertempuran Surabaya 10 November 1945 serta isi pidatonya. 

Tahun 1944, ia menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang dan hampir tak seorang pun yang mengenalnya.

Namun, semua ini dipersiapkan oleh Bung Tomo untuk menjalankan peranannya yang sangat penting.

Pada 19 September 1945, sebuah insiden terjadi di Hotel Yamato, Surabaya.

Sekelompok orang Belanda memasang bendera mereka.

Hal ini membuat rakyat menjadi marah.

Kemudian, seorang Belanda tewas dan bendera merah-putih-biru itu diturunkan.

Bagian biru dari bendera Belanda lalu dirobek, sehingga tersisa warna merah-putih dan langsung dikibarkan.

Sementara itu, pada 30 September 1945, pasukan Sekutu datang ke Jakarta.

Para serdadu Belanda pun ikut rombongan.

Bendera Belanda berkibar di mana-mana.

Saat itu, Bung Tomo masih berstatus wartawan Kantor Berita ANTARA.

Ia juga menjadi kepala bagian penerangan Pemuda Republik Indonesia (PRI).

Pada saat itu, organisasi PRI adalah organisasi terpenting dan terbesar di Surabaya.

Baca juga: Peringatan Hari Pahlawan 10 November: Tema, Logo, Makna, dan Pesan Perjuangan Pahlawan Nasional

Di Jakarta, Bung Karno meminta para pemuda untuk menahan diri dengan tidak memulai konfrontasi bersenjata.

Kemudian, Bung Tomo kembali ke Surabaya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved