Selasa, 7 Oktober 2025

Di Tengah Pandemi, 3 Provinsi Ini Diprediksi Alami Kenaikan Kasus Stunting

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy menyampaikan, permasalahan stunting masih menjadi tantangan  ber

Editor: Johnson Simanjuntak
ist
Stunting Tidak Hanya Terjadi pada Keluarga Miskin kata Moeldoko 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy menyampaikan, permasalahan stunting masih menjadi tantangan  bersama.

Prediksi angka stunting tahun 2020, berdasarkan data litbang kemenkes yaitu sebesar 26,92 persen.

Dari 34 provinsi, ada 10 provinsi yang memiliki jumlah stunting tinggi yaitu Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Gorontalo, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah.

"Mudah-mudahan sekarang mulai mengalami penurunan, walaupun kita juga berada dalam suasana pelik karena harus perang melawan COVID-19," kata dia dalam acara Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting dan Penanggulangan Tuberkulosis secara virtual, Selasa (28/9/2021).

Dari 10 provinsi tertinggi angka stunting itu, ada tiga provinsi yang diprediksi mengalami kenaikan angka stunting yaitu Sulawesi Barat itu diprediksi 0,07, NTB 0,3, dan Bangka Belitung sebesar 1,01.

Baca juga: Cegah Anak Stunting, Kampanye Pendewasaan Usia Perkawinan Perlu Terus Digalakkan

"Daerah-daerah yang memiliki jumlah kasus stunting tinggi mohon perhatiannya dari semua pihak baik pemerintah daerah hingga pihak swasta," ungkap Muhajir.

Berdasarkan data Kemenkes diketahui bahwa ibu yang hamil yang mengalami anemia, sebanyak 75.644 pada trisemester 1 dan 24.776 pada trisemester 3.

Hal ini menjadi tantangan untuk mengatasi permasalahan tersebut agar tidak muncul generasi stunting yang baru.

"Bahaya dari kekurangan darah atau anemia ini para ibu itu tidak dimulai saat mengandung tetapi justru sejak masa remaja. Mereka harus sudah mulai diberi pemahaman yang cukup tentang bahaya dari Anemia ini. Terutama dipengaruhi oleh pola perilaku yang salah terutama dalam kaitannya dengan diet," terang mantan mendikbud ini.

Pendekatan wajib dilakukan untuk para remaja, calon penganten, ibu hamil, ibu menyusui, dam juga anak-anak yang dilahirkan atau bayi yang dilahirkan yang berusia antara 0 sampai 59 bulan.

Beberapa penyebab tingginya angka stunting di daerah berdasarkan laporan kepala daerah adalah asupan gizi yang kurang pada anak, rendahnya cakupan akses air bersih dan sanitasi, rendahnya pendidikan orangtua yang menyebabkan tidak memahami yang tidak memahami dengan baik tentang pola asuh anak, serta jumlah tenaga kesehatan terutama dalam hal ahli gizi yang bertugas memberikan pemahaman yang cukup tentang dan melakukan pemantauan perkembangan balita kurang.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved