Senin, 6 Oktober 2025

Kapal Tiongkok Terindikasi Melakukan Penelitian di Laut Natuna Utara Sejak Akhir Agustus 2021

Imam Prakoso mengungkapkan adanya indikasi Kapal Survei Tiongkok Hai Yang Di Zhi 10 (HYDZ10) melakukan penelitian di Laut Natuna.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Gita Irawan
Peneliti Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) Imam Prakoso dalam Press Briefing bertajuk Ancaman Keamanan Laut Terhadap Hak Berdaulat Indonesia di Laut Natuna Utara yang digelar secara virtual oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat (24/9/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) Imam Prakoso mengungkapkan adanya indikasi Kapal Survei Tiongkok Hai Yang Di Zhi 10 (HYDZ10) melakukan penelitian di Laut Natuna Utara sejak akhir Agustus 2021.

Imam mengatakan kapal tersebut milik pemerintah Tiongkok, berbendera Tiongkok dari instansi China Geological Survey of Ministry of Natural Resources.

Kapal tersebut, kata dia, memiliki kemampuan yang sangat baik dalam melakukan penelitian.

Tidak hanya penelitian geologi uga terdapat laboratorium biologi oseanografi.

Menurutnya kemampuan yang sangat spesial dari kapal tersebut adalah mampu mengambil sampel batuan dan biota di dasar laut.

Kemampuan tersebut, kata dia, sangat jarang dimiliki kapal-kapal sejenis.

Ia mengatakan kemampuan tereebut terlihat dari peralatan yang dimiliki kapal tersebut yaitu rig.

Alat tersebut, kata dia, salah satu fungsinya untuk mengambil sampel biota dasar laut.

Baca juga: KSAL Tegaskan Tidak Ada Ribuan Kapal Asing di Laut Natuna Utara

Ia juga menunjukkan dua gambar citra satelit yang diambil dari lokasi dan waktu yang sejalan dengan data AIS kapal tersebut.

Dengan demikian sehingga bukti fisik bahwa kapal itu benar-benar berada di lokasi tersebut bisa didapatkan.

Berdasarkan gambar tersebut, kata dia, panjang kapal tersebut mendekati spesifikasi yang disebutkan yakni sekira 75 sampai 80 meter.

Di gambar tersebut, kata dia, juga tampak pixel abu-abu di tengah-tengah kapal yang menandakan alat rig sesuai foto kapal.

Hal tersebut disampaikannya dalam Press Briefing bertajuk "Ancaman Keamanan Laut Terhadap Hak Berdaulat Indonesia di Laut Natuna Utara" yang digelar secara virtual oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat (24/9/2021).

Baca juga: Bakamla: Eskalasi Konflik Tengah Berkembang di Laut Natuna Utara

"Ini meyakinkan kita bahwa kapal itu benar-benar ada di lokasi Laut Natuna Utara," kata Imam.

Imam menjelaskan kapal tersebut terindikasi melakukan aktifitas di sana sejak 31 Agustus dengan pola pergerakan kapal yang tampak seperti garis-garis cetakan kotak-kotak seperti sawah di dalam wilayah klaim 9 garis putus (9 dash line Tiongkok.

Imam mengatakan sebagai tindak lanjut dari kehadiran kapal HYDZ10, KRI Bontang milik TNI AL melakukan aktifitas bayang-bayang selama kurang lebih dua hari yakni pada 15 dan 16 September.

Ia mengatakan langkah bayang-bayang yang dilakukan KRI Bontang tergolong sebagai langkah moderat karena tidak dilakukan dengan menggunakan kapal perang dengan tipe Frigate atau Corvette.

Baca juga: Soal Kapal China di Laut Natuna: Tanggapan TNI, Puan Maharani, hingga Kritik untuk Prabowo dan Luhut

KRI Bontang, kata dia, adalah kapal perang dengan tipe kapal tanker yang bertugas menyalurkan pasokan bagi kapal-kapal patroli yang berada di tengah laut.

"Dia berusaha mengikuti lah pergerakan dari kapal HYDZ10. Ini bisa kita lihat dari data AIS. Sampai sekarang ternyata kapal HYDZ10 itu masih bertahan di Laut Natuna Utara. Mungkin tanpa pengawalan atau tanpa bayang-bayang dari patroli Indonesia," kata Imam.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved