Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Target 100 Juta Dosis Vaksin Tercapai tapi Pemerintah Diminta Perhatikan Hal Ini

Vaksin-vaksin ini, kata dia, telah selesai uji klinik fase 3 interim dan mendapatkan angka efikasi setelah 2 kali suntik.

Shutterstock
Ilustrasi vaksinasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memang telah berhasil mencapai 100 juta dosis untuk program vaksinasi virus corona (Covid-19).

Lalu bagaimana tanggapan ahli terkait capaian ini ?

Mantan Direktur Penyakit Menulat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama mengapresiasi langkah pemerintah dalam mencapai angka tersebut.

Namun ia mengingatkan bahwa ada sejumlah hal yang harus diperhatikan terkait vaksin yang saat ini digunakan pemerintah dan capaian dalam program vaksinasinya.

"Tentu kita bersyukur bahwa sudah 100 juta dosis vaksin disuntikkan sesuai berita 1 September kemarin, hanya saja kita perlu juga ingat 5 hal tentang vaksin yang sekarang kita pakai," ujar Prof Tjandra, dalam keterangannya kepada Tribunnews, Kamis (2/9/2021).

Baca juga: WHO Desak Para Pemimpin Dunia Tunda Vaksin Booster Hingga Akhir September

Vaksin-vaksin ini, kata dia, telah selesai uji klinik fase 3 interim dan mendapatkan angka efikasi setelah 2 kali suntik.

"Kemudian vaksin-vaksin ini diproduksi memang untuk diberikan 2 dosis," kata Prof Tjandra.

Selanjutnya, pemerintah juga perlu menggarisbawahi apakah vaksin yang digunakan telah memperoleh izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari WHO.

"Izin EUA dari WHO juga untuk pemberian dua kali suntik dari vaksin-vaksin ini di dunia," jelas Prof Tjandra.

Begitu pula izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menekankan bahwa pemberian vaksin dua dosis ini memerlukan jeda waktu untuk suntikan pertama dan kedua.

"Izin EUA dari BPOM kita juga menyebutkan bahwa vaksin-vaksin ini disuntikkan 2 kali dengan jarak waktu tertentu," tutur Prof Tjandra.

Baca juga: WHO Desak Para Pemimpin Dunia Tunda Vaksin Booster Hingga Akhir September

Lebih lanjut Prof Tjandra menekankan bahwa hal lain yang tidak boleh diabaikan adalah pemberian dosis secara penuh yakni dua kali suntik selama ini diyakini dapat memberikan perlindungan yang baik untuk melawan Covid-19.

Ini berbasis pada banyak data yang menyebut pemberian satu dosis kurang efektif dalam meningkatkan kekebalan tubuh.

"Sudah banyak data yang menyebutkan bahwa kalau hanya 1 kali suntik maka efek proteksi (perlindungan) belum memadai, harus dua kali dosis baru efeknya optimal," papar Prof Tjandra.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved