Perempuan Disebut sebagai Tulang Punggung Konservasi Alam Papua
Peneliti di Universitas Papua Yustina Lina Dina Wambrauw, menyebut tulang punggung konservasi alam di Papua adalah perempuan atau para mama.
Penulis:
Vincentius Jyestha Candraditya
Editor:
Sanusi
Paradigma tersebut adalah bagaimana mengurangi hasil kayu dari hutan dan meningkatkan hasil hutan non-kayu dan jasa lingkungan.
Itu penting, tegas Martha, sebab hanya dengan begitu hutan Papua bisa lestari, ekosistem terjaga, keragaman hayati di dalamnya terhindar dari kepunahan, dan yang jelas akan meningkatkan jasa lingkungan.
“Untuk ini, target kami adalah 20 persen untuk hasil kayu dan 80 persen untuk hasil hutan non-kayu dan jasa lingkungan,” pungkas Martha.