Virus Corona
Masyarakat Diminta Jangan Pilah-pilih Merk Vaksin Covid-19, Menkes: Semua Punya Manfaat Sama
Menkes Budi meminta amsyarakat tak pilah-pilih merk vaksin Covid-19: Semua Punya Manfaat Sama.
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut di bulan Agustus ini Indonesia akan menerima total 62,6 juta vaksin Covid-19.
Diketahui, ada lima merk vaksin Coivd-19 yang tersedia di Indonesa, yakni Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, maupun Sinopharm.
Untuk itu, Menkes meminta masyarakat tak pilah-pilih merk vaksin tertentu.
Baca juga: Mendikbud Nadiem: Vaksinasi Murid Bukan Syarat Pembukaan Sekolah
Menurutnya, semua vaksin sama-sama memiliki manfaat yang sama.
"Dengan adanya berberapa macam vaksin ini, kami imbau agar masyarakat tidak pilih-pilih vaksin."
"Semua vaksin memiliki manfaat yang sama untuk antibodi kita," ucap Budi dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/8/2021).
Lanjutnya, berdasarkan arahan Presiden, sejumlah vaksin ini akan segera dikirimkan ke daerah-daerah.
Sehingga, penyuntikan vaksin bisa dilakukan secepat mungkin.

Baca juga: CARA Download Sertifikat Vaksin Covid-19 di Pedulilindungi atau Link SMS 1199
Di samping itu, Menkes juga menjelaskan kini masyarakat bisa memantau stok vaksin yang tersedia di daerah domisili mereka masing-masing.
Caranya, dengan mengakses website vaksin.kemkes.go.id.
"Kami sudah menaruh website yang bisa diakses, vaksin.kemkes.go.id, bisa melihat stok vaksin di seluruh kabupaten/kota dan juga laju penyuntikkannya."
"Sehingga, (mengetahui) berapa hari kira-kira stok vaksin itu dipakai," jelas dia.
Baca juga: Diperpanjang Lagi, Ini Daftar 67 Wilayah PPKM Level 3 di Jawa-Bali, Apa Saja Indikatornya?
Kemudian, Menkes Budi juga menekankan vaksinasi diberikan ke masyarakat secara gratis, tanpa pungutan biaya apapun.
Jika ada oknum yang meminta pembayaran, masyarakat diminta segera melaporkannya ke Kemenkes.
"Semua rakyat disuntiknnya gratis. Tidak ada yang bayar"
"Kalau ada yang meminta pembayaran, silahkan hubungi pengaduan Kemkes pada nomor telefon (021) 1500567 atau di email [email protected]," tutur Menkes.
3 Strategi Kemenkes soal Hidup Berdampingan dengan Pandemi Covid-19
Selain itu, Menkes tengah menyiapkan strategi hidup berdampingan dengan pandemi Covid-19.
Upaya tersebut dilakukan dengan harapan dapat menyeimbangkan antara hidup sehat dan hidup yang bermanfaat secara ekonomi.
Namun, tentunya disertai protokol kesehatan yang disiplin.
Adapun 3 strategis yang ditetapkan Kemenkes, antara lain, melansir Tribunnews:
Susun Protokol Kesehatan Berbasis Teknologi Informasi
Strategi pertama adalah, menyusun protokol kesehatan berbasis teknologi informasi, yakni aplikasi pedulilindungi yang akan digunakan secara nasional.
Nantinya, protokol kesehatan akan ditegakan mulai sektor perdagangan baik itu modern maupun tradisional, protokol kesehatan di transportasi darat, laut, udara.
Lalu protokol kesehatan di sektor kerja baik itu industri maupun juga perkantoran.
Kemudian protokol kesehatan di sektor pariwisata baik itu pertandingan sepak bola atau konser musik atau juga kuliner, restoran.
Baca juga: Indikator Situasi Covid-19 Tunjukkan Perbaikan, Jokowi Lakukan Pelonggaran, Simak Aturannya
Serta juga protokol kesehatan di bidang pendidikan bagi pendidikan SD, SMP, SMA Universitas maupun juga protokol kesehatan yang paling penting di acara atau hari keagamaan ritual-ritual keagamaan yang tiap minggu atau hari raya besar.
Testing dan Tracing Diperkuat dan Terarah
Strategi kedua, adalah testing dan tracing yang harus diperkuat dan harus sangat terarah.
"Testing epidemiologi bukan testing untuk skrining, yaitu testing yang dilakukan ke suspek dan orang bergejala. Bukan ke semua orang yang dites karena mau melakukan aktivitas tertentu," imbuh Budi.
Menyiapkan Tempat Perawatan Pasien Covid-19
Strategi yang ketiga, adalah strategi perawatan atau terapeutik, dimana tersedia layanan primer, tempat isolasi dengan pengobatan-pengobatan dasar.
Sehingga rumah sakit, rumah sakit hanya diisi dengan kasus-kasus kritis dan berat.
"Presiden Jokowi menegaskan Kementerian Kesehatan, khususnya wakil menteri kesehatan untuk melakukan kajian, bagaimana bisa memfokuskan perawatan yang kritis, berat di rumah sakit dan juga mengurangi tingkat kematian yang relatif masih tinggi sekarang," tandasnya.
(Tribunnews.com/Shella Latifa/Rina Ayu)