Senin, 6 Oktober 2025

Indonesia Harus Produksi Teknologi dan Ilmu Pengetahuan Sendiri, Jangan Selalu Ketergantungan

Muhaimin Iskandar mengatakan, Indonesia dirasa perlu untuk memproduksi teknologi dan ilmu pengetahuan secara mandiri, terlebih dalam penanganan pandem

Editor: Johnson Simanjuntak
Rizki Sandi Saputra
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dalam Pidato Kebangsaan pada acara HUT CSIS ke 50 Tahun secara daring, Kamis (19/8/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan, Indonesia dirasa perlu untuk memproduksi teknologi dan ilmu pengetahuan secara mandiri, terlebih dalam penanganan pandemi Covid-19 saat ini.

Hal itu karena menurutnya, Indonesia selalu menunjukkan ketergantungan yang sangat besar terhadap teknologi dan ilmu pengetahuan dari negara lain.

"Obat-obatan, farmasi, vaksinasi, vaksin itu sendiri, benar-benar bergantung pada negara lain, karena kita tidak berdaya betul di dalam membangun teknologi dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan terutama," ucap Cak Imin dalam Pidato Kebangsaan pada acara HUT CSIS ke 50 Tahun secara daring, Kamis (19/8/2021).

Atas dasar itu dirinya menyebutkan, untuk dapat bangkit dari keterpurukan saat ini yang diakibatkan pandemi Covid-19, pemerintah Indonesia dirasa perlu untuk melakukan re-setting politik dan re-setting ekonomi.

Upayanya ini dengan pemerintah negara bersama masyarakat terlibat secara bersama-sama mendorong partisipasi untuk bisa menggerakkan ekonomi, menggerakkan politik serta menggerakkan seluruh kegiatan.

Baca juga: CSIS: Golkar Selalu Memberikan Solusi Teknokratik

Termasuk kata dia memproduksi teknologi dan ilmu pengetahuan sendiri.

"Yang perlu kita siapkan dengan baik adalah kita harus memproduksi teknologi dan ilmu pengetahuan sendiri," kata Cak Imin.

"Ini mau tidak mau ini harus dijalankan karena peristiwa ini menunjukkan ketergantungan besar kita terhadap teknologi dan ilmu pengetahuan dari negara lain," lanjutnya.

Dirinya juga menyatakan kepedihannya karena untuk mendapatkan akses kesehatan terkait Covid-19 ini, masyarakat masih harus dikenakan biaya yang cukup mahal.

Akses kesehatan yang dimaksud Cak Imin yakni untuk keperluan tes Rapid, Swab dan PCR.

"Harganya semuanya kita tidak berdaya, di dalam mengantisipasi pandemi yang sebetulnya dari sejarah panjangnya itu sudah pernah terjadi yang seharusnya itu menjadi ilmu pengetahuan bagi startegi kita mengatasi keadaan seperti ini," ucapnya.

Kendati begitu dirinya merasa optimistis dengan harapan agar Indonesia menjadi negara maju yang tak lagi ketergantungan dengan negara lain.

Terlebih kata dia, pada 2045 mendatang, cita-cita seluruh pemimpin dan masyarakat Indonesia menjadikan negara ini menjadi negara emas yang berarti sejahtera, adil dan makmur.

"Kita harus menyiapkan diri, sehingga cita-cita bersama dalam membangun kesejahteraan ini benar-benar kita miliki dengan terus memantapkan kemampuan ideologis yang kita miliki, kapasitas SDA yang kita miliki, kapasitas SDM yang kita miliki," tukasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved