Minggu, 5 Oktober 2025

Bamusi PDI Perjuangan Dorong Tokoh Agama Bangun Narasi Positif Melawan Pandemi Covid-19

Basarah mencontohkan spirit para founding fathers yang berjuang melawan penjajah demi kemerdekaan Indonesia.

Editor: Hasanudin Aco
Ist
Pengurus Pusat Baitul Muslimin (PP BAMUSI) kembali menggelar Webinar kebangsaan lintas agama dengan mengangkat tema “Posisi Sentral Pemuka Agama dalam Mendorong Umat Menyukseskan Penanggulangan Pandemi Covid” pada Rabu (18/8/2021). 

Sementara, Helmy Faishal dalam paparannya mengatakan, sesuai tema ini, kita dapat melihat bahwa di satu sisi masih banyak umat dan warga Negara yang belum mempercayai adanya pandemi covid-19.

“Di sisi lain, adanya informasi yang menyesatkan yang memposisikan pemerintah sebagai anti islam akibat dari pembatasan sosial yang berefek pada penutupan rumah atau tempat-tempat ibadah. Padahal, pemerintah sedang berusaha untuk menyelamatkan segenap warganya.” Terang Sekjen PB NU tersebut.

Maka, lanjutnya, cara yang paling sederhana adalah lahir dan batin, meningkatkan imunitas tubuh, dengan menjaga pola hidup sehat, dan mendukung pemerintah dengan mendorong percepatan vaksinasi.

Ia menilai, dalil untuk penanganan pandemi ini adalah mengutamakan keselamatan.

Selain itu, Syafiq Mughni dalam perspektif Muhammadiyah menilai, tha’un atau pandemic sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad dan terjadi bekali-kali di dunia.

Dalam sejarah tha’un, dampak dari tha’un yang pernah terjadi pada 1345 menghantam Eropa, Timur Tengah, Asia Tengah berasal dari Mongolia dengan merenggut 25 juta nyawa.

Menurut Syafiq, saat ini yang perlu dilakukan adalah meningkatkan pemahaman agama, pendekatan ilmu pengetahuan, budaya: tingkat disiplin masyarakat, dan mengkonter isu-isu hoax dan teori konspirasi.

“Peran pemuka agama adalah membangun teologi kesehatan tentang taqdir dan ikhtiar yang sejalan, yang berikut, agama untuk kemaslahatan manusia (Hifds Nafs), memberikan fatwa ibadah yang sejalan dengan teologi kesehatan dalam konteks tha’un atau wabah, pemuka agama menjadi teladan di masyarakat, di lain hal, eksekusi fatwa di lapangan harus bergandengan dengan lembaga pendidikan, rumah ibadah dan komunitas-komunitas,” pungkas Syafiq Mughni.

Selain itu, Nyoman Udayana Sangging, menjelaskan, dalam hal gerakan melawan pandemi, pemuka agama Hindu telah melakukan kegiatan edukasi untuk membangkitkan kesadaran umat Hindu berkenaan perilaku hidup bersih dan sehat yang menyasar di pura-pura.

“Hal ini digerakan dengan berlandaskan Tri Hita Karana, juga membangun kesadaran untuk saling merasakan, merawat perilaku masyarakat dengan menjaga eksistensi alam agar hidup manusia dan alam saling berkesinambungan,” jelasnya.

Menurut Nyoman, gerakan konkrit yang perlu dilakukan adalah tokoh agama menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk mencegah penularan wabah covid-19 di masyarakat.

Selanjutnya, Sekretaris PGI, Jacklecyn Manuputty, menilai, covid-19 telah menggerus ketahanan masyarakat pada tingkatan yang mengkuatirkan.

Hal ini membutuhkan perenungan sosial dengan berakar pada rasa kemanusiaan dan solidaritas global.

“Covid-19 adalah sebuah koreksi sosial, dengan menempatkan manusia pada satu panggung panggilan kemanusiaan, dalam merawat kerjasama antar sesama, meningkatkan kepatuhan dan pemulihan kepedulian global.” Tegasnya.

Di lain hal, Sekretaris Komisi HAK KWI, Romo Agustinus Heri Wibowo menekankan pada peran Medsos sebagai sarana komunikasi dan edukasi kepada umat.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved