Kisah Perjuangan Tukang Cukur di Mabes AD Melatih Lari & Renang Putranya Hingga Menjadi Taruna Akmil
Hal pertama yang dilakukan Tarman adalah mengajak Yanwar melatih fisiknya dengan berlari secara rutin pada Sabtu atau Minggu.
Tarman mengaku melihat perubahan sikap yang positif dari anaknya setelah menjalani pendidikan di Akmil selama kurang lebih satu tahun.
Baca juga: Persembahkan Tarian Anak Negeri, Taruna Akmil Mendapat Hadiah Dari Jenderal Andika dan Istri
Perubahan itu nampak jelas dari bagaimana Yanwar berbicara dan bersikap kepada orang tua dan adiknya yang masih duduk di Sekolah Dasar.
Tidak hanya itu, teman-teman Tarman pun bertanya-tanya kepadanya bagaimana bisa seorang anak tukang cukur mampu menjalani pendidikan di Akmil.
Teman-temannya kini kerap bertanya kepada Tarman bagaimana resepnya bisa memasukkan anaknya ke Akmil.
Tidak hanya itu, Tarman juga kerap ditanya terkait latihan yang dijalani anaknya hingga persyaratan yang harus dilengkapi agar bisa masuk Akmil.
Pimpinan-pimpinan di TNI AD yang juga menjadi pelanggan Tarman di Mabesad pun juga antusias.
Mereka, kata Tarman, menyatakan bahwa pengalaman Tarman adalah bukti bahwa untuk menjadi seorang Taruna tidak diperlukan "uang", melainkan dibutuhkan usaha dan doa.
"Kalau sekarang udah tahu masuk. Ya paling pada nanya, sekarang anaknya udah tingkat berapa? Itu calon presiden, itu calon jenderal, ya saya amini saja," kata Tarman.

Selama anaknya menjalani pendidikan, Tarman pun tak berhenti membimbing anaknya.
Ketika ada kesempatan berkomunikasi dengan Yanwar, Tarman pun kerap menasihatinya agar tetap mengikuti peraturan yang ada.
"Udah, nggak usah neko-neko. Nanti kamu, perjuanganmu dinodai hal-hal sepele, itu sia-sia usahamu. Itu intinya, yang penting kamu orang Islam ya jangan tinggalkan salat, terus kalau ada teman yang ini ya, bantu semampumu," kata Tarman mengulang pesan yang diberikannya untuk anaknya.