Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

Luhut Ungkap Limbah Medis Covid-19 Capai 18 Juta Ton: Sangat Membahayakan, Kita Butuh Kerja Cepat

Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap adanya peningkatan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (limbah B3) Medis Covid-19 pada bulan Juli ini.

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Sri Juliati
Tribunnews.com/Rina Ayu
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers virtual, Sabtu (3/7/2021). - Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan limbah medis Covid-19 meningkat, capai 18 Juta Ton: Sangat Membahayakan, Kita Butuh Kerja Cepat. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap adanya peningkatan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (limbah B3) Medis Covid-19 pada bulan Juli ini.

Luhut mengatakan, limbah medis itu berjumlah mencapai 18 juta ton.

Oleh karena itu, ia meminta kementerian/lembaga terkait untuk sesegera mungkin menangani limbah medis ini.

"Peningkatan limbah B3 medis mencapai perkiraan 18 juta ton bulan ini, sangat membahayakan buat kita semua," ucap Luhut dalam rapat koordinasi, dikutip dari siaran pers Kemenko Marves, Kamis (29/7/2021).

"Kita butuh kerja cepat dan bantuan dari semua pihak, tidak ada waktu main-main, kita langsung eksekusi saja," imbuhnya.

Baca juga: Gubernur Arinal Apresiasi Partai Gerindra, Bantu Pemprov Lampung Tangani Pandemi Covid-19

Menurut Luhut, untuk menurunkan laju limbah medis ini dengan cepat, perlu pemanfaatan alat pengolahan seperti Insinerator, RDF, Autoclave.

Ia meminta BUMN sepertti PT Pindad untuk mengerahkan unit-unit insineratornya dan memproduksinya dengan kapasitas yang lebih tinggi.

"Semua harus dalam negeri, agar cepat selesai dan tidak ditunda-tunda," jelas Luhut.

Lebih lanjut, Menko Luhut meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dan BUMN untuk mencari penyedia teknologi pengelola limbah yang memenuhi standar.

"Saya juga minta ada pembangunan fasilitas yang terintegrasi di lokasi prioritas pada PUPR," tambahnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Inveatasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan saat meninjau kawasan food estate di blok A5 Desa Bentuk Jaya Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (6/4/2021).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Inveatasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan saat meninjau kawasan food estate di blok A5 Desa Bentuk Jaya Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (6/4/2021). (dok. Kementan)

Baca juga: Jokowi: Lockdown Tak Menjamin Masalah Penyebaran Covid-19 di Indonesia Selesai

Sementara itu, kata Luhut, perlu ada pembangunan dropbox pemisah sampah yang berada di berbagai titik strategis.

"Plastik kuning khusus sampah medis juga harus diperbanyak produksinya dan disebarkan ke berbagai daerah," katanya.

Untuk pembiayaannya, lanjut Luhut, juga harus dikoordinasikan dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Luhut mengharapkan semua kementerian bisa bersinergi dan kolaborasi sesuai bidangnya masing-masing.

"Saya juga imbau Kementerian Kesehatan dapat memberikan instruksi ke Rumah Sakit atau fasilitas kesehatan."

Baca juga: Epidemiolog UI: Distribusi Obat Covid-19 Gratis untuk Isoman Bukan Solusi Cerdas

Petugas merapikan tumpukan kantong sampah plastik kuning yang menumpuk di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (6/7/2021). Sejumlah petugas berpakaian alat pelindung diri (APD) lengkap tiap hari mengumpulkan kantong plastik berwarna kuning yang menumpuk berisikan APD bekas pakai, kardus makanan, dan sejumlah barang pasien yang sudah tidak terpakai. Kemudian tumpukan limbah itu disimpan di ruang khusus Tower 7 RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet. Sekali angkut, RSD Wisma Atlet bisa mengangkut 2 ton limbah medis corona. Dalam sehari petugas dapat mengangkut 3 kali yaitu pagi, siang, dan malam hari. Tribunnews/Jeprima
ILUSTRASI LIMBAH MEDIS - Petugas merapikan tumpukan kantong sampah plastik kuning yang menumpuk di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (6/7/2021). Sejumlah petugas berpakaian alat pelindung diri (APD) lengkap tiap hari mengumpulkan kantong plastik berwarna kuning yang menumpuk berisikan APD bekas pakai, kardus makanan, dan sejumlah barang pasien yang sudah tidak terpakai. Kemudian tumpukan limbah itu disimpan di ruang khusus Tower 7 RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet. Sekali angkut, RSD Wisma Atlet bisa mengangkut 2 ton limbah medis corona. Dalam sehari petugas dapat mengangkut 3 kali yaitu pagi, siang, dan malam hari. (Tribunnews/Jeprima)
Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved