Virus Corona
PPKM Level 4 Segera Berakhir, Indonesia Tetap Perlu Terapkan Rekomendasi WHO
WHO merekomendasikan pemberlakuan sistem kesehatan masyarakat dan tindakan sosial atau Public Health and Social Measure (PHSM) yang ketat.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penerapan sistem Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 akan berakhir pada hari ini, Minggu 25 Juli 2021.
Namun pandemi virus corona (Covid-19) masih terus berlangsung dengan angka kasus positif yang masih cukup 'memprihatinkan'.
Lalu langkah apa yang sebaiknya diterapkan pemerintah setelah berakhirnya masa perpanjangan PPKM Level 4 ini?
Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa dalam data terbaru WHO, Indonesia kembali masuk dalam 'Situation Report' sejak 21 Juli 2021.
Maka sebenarnya dalam kondisi ini, organisasi tersebut merekomendasikan pemberlakuan sistem kesehatan masyarakat dan tindakan sosial atau Public Health and Social Measure (PHSM) yang ketat.
"Sejalan dengan anjuran World Health Organization WHO, Indonesia dalam “Situation Report” 21 Juli 2021, beberapa hari yang lalu. Maka situasi Indonesia sekarang memerlukan Public Health and Social Measure yang ketat," ujar Prof. Tjandra, dalam keterangannya kepada Tribunnews, Minggu (25/7/2021).
Langkah ini, kata dia, bisa diimplementasikan melalui pengetatan dalam penerapan kebijakan pembatasan sosial dan pembatasan pergerakan (movement restriction).
Baca juga: PHRI DKI Khawatir Banyak Hotel di Jakarta Terancam Tutup Jika PPKM Terus Diperpanjang
"Tentu dalam bentuk pembatasan sosial dan pembatasan pergerakan," kata Prof Tjandra.
Dikutip dari laman resmi WHO, Minggu (25/7/2021) pagi, per 21 Juli 2021, pemerintah Indonesia melaporkan 2.983.830 kasus terkonfirmasi Covid-19, 33.772 di antaranya merupakan kasus baru.
Sedangkan dari 77.583 kasus kematian yang dilaporkan, 1.383 di antaranya kasus kematian baru.
Lalu sebanyak 2.356.553 pasien dinyatakan sembuh dan angka ini tersebar pada 510 kabupaten di 34 provinsi.
Dalam data WHO, selama periode 12 hingga 18 Juli, 32 dari 34 provinsi telah melaporkan terjadinya peningkatan jumlah kasus.
Sementara 17 di antaranya mengalami peningkatan yang signifikan yakni mencapai lebih dari 50 persen.
Lalu dari 21 provinsi kini telah melaporkan temuan kasus varian B.1.617.2 (Delta), 8 di antaranya merupakan provinsi yang baru ditambahkan pada pekan sebelumnya.