Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Daftar Sebaran 104 Kasus Corona Varian Delta di Indonesia, Terbanyak Ada di Jawa Tengah

Kemenkes mencatat ada 104 kasus corona varian delta yang sudah masuk ke Indonesia, berikut daftarnya.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
The Scotsman
ILUSTRASI varian baru virus corona. Kemenkes mencatat ada 104 kasus corona varian delta yang sudah masuk ke Indonesia, berikut daftarnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat setidaknya ada 104 kasus corona varian delta atau B.1.617 dari India yang sudah masuk ke Indonesia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian delta tersebut sudah menyebar di beberapa daerah di Indonesia.

Kendati demikian, Nadia mengingatkan, vaksin Covid-19 masih efektif memberikan perlindungan.

Nadia pun mencontohkan, vaksin Sinovac yang digunakan untuk tenaga kesehatan, terbukti memberikan perlindungan dari kematian mencapai 98 persen.

Selain itu, Nadia mengatakan, vaksin AstraZeneca efektif memberikan perlindungan dari penularan virus corona varian delta dan alpha menurut riset dari Public Health England (PHE).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021). (Tangkapan layar via zoom)

"Jadi sekarang WHO menyarankan kita mempercepat vaksinasi, efikasi dari vaksin terus terganggu, kita sebenarnya sudah memiliki pertahanan untuk melawan virus tersebut," ujar Nadia dalam diskusi secara virtual bertajuk "Siap Jaga Indonesia dengan Vaksinasi Gotong Royong", Rabu (16/6/2021), dikutip dari Kompas.com.

Di sisi lain, Nadia tak menampik kasus Covid-19 yang terus meningkat di Indonesia akibat dari penyebaran virus corona varian delta dan aplha.

Oleh karena itu, perlindungan pada masyarakat harus dipercepat dengan memperluas cakupan vaksinasi di seluruh provinsi.

"Pada waktu kita menjadi sasaran vaksinasi maka segeralah datang, jangan ragu-ragu, begitu juga dengan vaksinasi gotong royong karena ada juga karyawan masih ragu-ragu divaksin walaupun sudah dibelikan dari perusahaan," kata dia.

Menurut laporan Kemenkes, berikut daftar wilayah di Indonesia yang terdeteksi adanya kasus virus corona varian Delta per 13 Juni 2021:

1. DKI Jakarta
Ditemukan 20 kasus;

2. Jawa Tengah
Ditemukan 75 kasus, tersebar di Kabupaten Brebes, Cilacap dan Kudus;

3. Kalimantan Tengah
Ditemukan 3 kasus di Gunung Mas dan Palangkaraya;

4. Kalimantan Timur
Ditemukan 3 kasus di Samarinda;

5. Sumatera Selatan
Ditemukan 3 kasus, tersebar di Palembang, Prabumulij dan Penukal Abab Lematang Lilir.

Varian Delta Miliki Tingkat Penularan 40-70 Persen Lebih Tinggi dari Alpha

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio menilai, peningkatan kasus akibat virus corona varian Delta semakin tajam.

Terbukti, virus tersebut kini merebak berkali-kali lipat setelah pertama kali ditemukan pada Januari 2021 lalu.

"Peningkatan kasus dari varian delta ini meningkat tajam, kita peertama kali menemukan bulan Januari 2021, tapi dari bulan ke bulan naiknya cukup signifikan."

"Sebulan berikutnya naik terus sampai saat inisudah mencapai lebih dari 100," kata Prof Amin, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Kamis (17/6/2021).

Bahkan, Prof Amin menilai angka tersebut akan terus naik karena beberapa daerah masih mengolah datanya.

ILUSTRASI varian baru virus corona
ILUSTRASI varian baru virus corona (The Scotsman)

"Bahkan kita belum memasukkan angka dari Jawa Timur, karena masih diolah," katanya.

Prof Amin pun mengatakan, virus corona varian delta ini memiliki kecepatan penularan berkali-kali lipat.

Dibanding dengan varian alpha, Prof Amin menyebut virus corona varian delta ini lebih cepat hingga 40-70 persen.

"Varian delta ini memiliki kecepatan penularan 40-70 persen lebih tinggi dari alpha, sementara varian alpha itu 40-70 persen lebih tinggi dari virus corona biasa."

"Jadi memang dibanding dengan varian biasa itu jauh lebih cepat," ungkapnya.

Hal-hal yang Perlu Diwaspadai dari Virus Corona Varian Delta

Sebelumnya, Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai, penemuan varian baru asal India di Kudus sangat serius.

Pasalnya, Dicky menyebut, varian delta tersebut sudah mendekati virus dengan kategori super strain.

Baca juga: Virus Corona Varian Delta Disebut Lebih Menular dan Berbahaya Dibandingkan Alpha

"Ini sangat serius, kategori varian delta ini tampaknya mendekati super strain, karena 3 kriteria secara epidemiologi sudah dipenuhi walaupun belum maksimal di salah satunya," kata Dicky, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Minggu (13/6/2021).

Di kriteria pertama, Dicky mengatakan, varian delta lebih cepat menular hingga 80 persen.

Bahkan, varian alpa penularannya sudah lebih menular hingga 50 persen dari virus corona asal Wuhan, China.

Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman.
Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman. (dok pribadi)

"Pertama cepat menular, ada yang menyebutkan lebih cepat menular lebih dari 80 persen."

"Padahal varian alpa sudah 50 persen lebih cepat menular dari pada aslinya," kata Dicky.

Kemudian, di kriteria kedua, Dicky mengatakan varian delta bisa membuat pasien yang terinfeksi lebih parah.

Baca juga: Mengapa WHO Sebut Varian B.1.617.2 Sebagai Delta? Ini Penjelasannya

Akibatnya, pasien yang terinfeksi lebih besar kemungkinannya untuk masuk ke rumah sakit.

Dicky menganalogikan, tingkat pasien masuk ke rumah sakit akibat varian delta lebih besar 2,5 kali lipat daripada varian alpa.

Sementara, tingkat pasien masuk ke rumah sakit akibat varian delta lebih besar hingga 4 kali lipat dari virus corona asal Wuhan.

Terakhir, Dicky membeberkan, varian delta ini bisa mensiasati imunitas dalam tubuh manusia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Pemerintah Kabupaten Kudus, Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara (Ikastara), RS Kumala Siwi Mijen, dan Pura Group berkolaborasi dalam menyelenggarakan program vaksinasi Covid-19 pada tanggal 12, 14, dan 15 Juni 2021. Vaksinasi diselenggarakan di Pura Group Kawasan V Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Pemerintah Kabupaten Kudus, Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara (Ikastara), RS Kumala Siwi Mijen, dan Pura Group berkolaborasi dalam menyelenggarakan program vaksinasi Covid-19 pada tanggal 12, 14, dan 15 Juni 2021. Vaksinasi diselenggarakan di Pura Group Kawasan V Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (Ist)

Bahkan, bagi mereka yang sudah pernah vaksinasi maupun yang belum pernah terkena Covid-19 sama sekali.

Untuk itu, Dicky mengatakan, pemerintah harus segera meningkatkan antisipasi untuk melawan varian delta ini.

Baca juga: India Kerahkan Tentara untuk Menahan Gelombang Ketiga Pandemi Covid-19

Sebab, menurut Dicky, varian delta ini membutuhkan waktu sekira 5-6 bulan untuk merebak secara luas.

"Artinya kita harus manfaatkan peluang ini untuk antisipasi dan mitigasi."

"Karena updatenya belum ada negara yang berhasil meredam dampak dari varian delta ini," pungkas Dicky.

(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Haryanti Puspa Sari)

Simak Berita Virus Corona Lainnya

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved