Senin, 6 Oktober 2025

Ibadah Haji 2021

Ketika Bisnis Travel Haji dan Umrah Terguncang, Penjualan di Toko Perlengkapan Haji Turun 80 Persen

Pandemi ini juga berdampak pada sekitar 1.000 agen perjalanan atau travel, dengan beberapa kehilangan ribuan dolar karena pembatalan haji.

Tribunnews/Jeprima
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas (kemeja putih) memberikan keterangan pers terkait penyelenggaraan ibadah haji 1442 H/2021 M di Gedung Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Kamis (3/6/2021). Dalam keterangannya, pemerintah memastikan tidak memberangkatkan jemaah haji Indonesia pada musim haji tahun ini karena menimbang kondisi pandemi Covid-19 yang masih meluas di seluruh dunia dan belum adanya kepastian dari Kerajaan Saudi terkait kuota haji menjadi pertimbangan utama pembatalan keberangkatan ini. Tribunnews/Jeprima 

Kamis (3/6/2021) lalu, pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak mengirim jemaah haji untuk musim haji tahun ini, yang diperkirakan akan dimulai pada pertengahan Juli, untuk tahun kedua berturut-turut.

Agen Perjalanan, Toko dan Pemandu Ikut Terpengaruh

Ziarah ini adalah bisnis besar di Indonesia, negara bermayoritas umat Islam terpadat di dunia, berkontribusi sekitar 3 miliar dolar AS untuk ekonomi.

Pada tahun 2019, Indonesia mengirimkan 220.000 jemaah untuk melaksanakan ibadah haji dan lebih dari 1,2 juta orang untuk melaksanakan umrah, menurut data dari kementerian agama Indonesia.

Setiap jemaah menghabiskan rata-rata 2.500 dolar AS untuk Haji dan 1.400 dolar AS untuk Umrah.

Farid Aljawi, sekretaris Asosiasi Penyelenggara Haji dan Umrah Indonesia (Amphuri) mengatakan kepada CNA bahwa jumlahnya telah berkurang menjadi hampir nol sejak pandemi dimulai, terutama setelah Kerajaan Aran Saudi mulai membatasi jemaah yang bepergian ke Mekkah dan Madinah pada Februari 2020.

"Saya beruntung jemaah haji yang dikirim perusahaan saya telah kembali ke Indonesia pada 26 Februari 2020, sehari sebelum Arab Saudi pertama kali mengumumkan bahwa mereka menutup perbatasannya untuk peziarah asing," katanya.

Aljawi mengatakan perusahaan lain kurang beruntung.

"Mereka adalah jemaah yang sudah berada di bandara siap terbang, mereka yang sudah berada di Arab Saudi dan mereka yang berada di negara-negara transit. Ada 6.400 jemaah haji Indonesia yang terdampar setelah pembatasan diumumkan dan kami berebut untuk membawa mereka pulang dengan selamat," ceritanya.

Baca juga: Haji 2021 Batal, BPKH: Jemaah yang Sudah Melakukan Pelunasan Bakal Mendapat Nilai Manfaat

Aljawi yang mengelola biro perjalanannya mengatakan meskipun tidak ada pelanggannya yang terdampar, ia masih kehilangan pendapatan.

"Beberapa maskapai dan hotel memiliki kebijakan pengembalian dana yang baik, yang lain tidak. Sementara itu ada pengeluaran lain yang tidak dapat dikembalikan," katanya.

Kerugian besar dan bulan beroperasi tanpa penghasilan telah memaksa beberapa operator Haji dan Umrah untuk menutup bisnis mereka secara permanen.

"Saya tidak yakin persis berapa jumlahnya, tapi sudah ada puluhan," kata sekjen Amphuri itu.

Biro perjalanan lain Khazzanah Al-Anshari mengatakan telah mencoba menawarkan tur dan paket bertema Islam ke negara-negara Islam lainnya dengan pembatasan perjalanan yang kurang ketat.

"Tetapi orang-orang masih cemas bepergian ke luar negeri, terutama dengan semua persyaratan karantina yang berlaku," kata pemilik agensi Zakaria Anshari.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved