Fahri Hamzah: Kalau Jadi Presiden, Saya Kasih Waktu KPK 5 Tahun Tuntaskan Korupsi
"Saya tidak mau lagi ada masalah di kepolisian, rekomendasi Anda apa saya akan kerjakan. Gitu dong harusnya, ngomong sama presiden," kata Fahri Hamzah
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Fahri Hamzah mengatakan, bila menjadi presiden, dirinya akan memberikan KPK waktu lima tahun untuk memberantas korupsi di Indonesia.
Selain itu, jika menjadi presiden, Fahri akan meminta rekomendasi yang jelas dari KPK terkait upaya menuntaskan tindak pidana korupsi yang nyatanya terus terjadi di Indonesia.
"Kalau saya jadi presiden, kalau jadi presiden ya, KPK saya kasih waktu kerjasama sama saya lima tahun. Kita selesaikan masalah ini," ujar Fahri saat berbincang dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, Kamis (3/6/2021).
"Saya tidak mau lagi ada masalah di kepolisian, rekomendasi Anda apa, saya akan kerjakan. Gitu dong harusnya, ngomong sama presiden," sambung Fahri.
Baca juga: Manipulatif dan Sungguh Ironis, Pimpinan KPK Tolak Cabut SK Penonaktifan 75 Pegawai
Selama ini praktik-praktik yang terjadi di dalam KPK justru sebaliknya.
Berdasarkan pengamatan Fahri, orang-orang yang posisinya semakin dekat dengan presiden justru kerap menjadi target operasi lembaga antikorupsi.
Baca juga: 75 Pegawai Non-ASN Tetap Ngantor ke KPK, Tapi Tak Bisa Pro Justitia
"Ini "diintip" orang-orang (yang posisinya) makin dekat sama presiden, dia yang ditangkap. Menteri kena, terus yang punya moral seperti tokoh agama sudah kena, hakim kena, polisi kena, jaksa kena," ujar Fahri.
Kondisi di mana para pejabat, tokoh agama hingga jaksa tersandung kasus korupsi, menurut Fahri telah membuat masyarakat Indonesia menjadi frustrasi.
"Kita menjadi frustrasi, apa masih bisa ada harapan kepada negara? Padahal kita ini sebagai lembaga negara, rakyat berdoa kepada kita, memberi harapan bahwa negara itu akan tambah baik. Kita menunjukkan bahwa negara tambah busuk," ujar Fahri.
Fahri mengatakan, masih maraknya kasus korupsi akan membuat upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para investor untuk menanamkan modalnya di dalam negeri menjadi sulit.
"Di luar dari negeri presidennya pidato, come to my country, invest to my country, tapi di negaranya orang ditangkap setiap hari (karena korupsi)," katanya.
"Apa kata investor? Bohong tuh presiden suruh kita datang ke negaranya, malingnya kebanyakan. Ngapain gue ke situ. kan gitu logikanya," ujar Fahri.