Sabtu, 4 Oktober 2025

Sandiaga Uno Dukung Pengembangan Wisata Ramah Muslim

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno mendukung pengembangan pariwisata ramah muslim

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Sanusi
ist
Menparekraf Sandiaga Uno 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno mendukung pengembangan pariwisata ramah muslim.

Hal tersebut diungkapkan Sandiaga dalam webinar bertajuk Pariwisata Ramah Muslim yang digelar Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti bersama Yayasan Hari Pariwisata Dunia Indonesia.

"Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, kita harus ambil kesempatan. Apalagi State The Global Economic Report 2019 menyebut, spending money dari wisata ramah muslim ini mencapai 12 persen dari total pariwisata dunia," ujar Sandiaga melalui keterangan tertulis, Senin (3/5/2021).

Baca juga: Jadi Saksi Bisu Saat Tsunami Aceh, Sandiaga Uno: Masjid Rahmatullah Menyimpan Potensi Wisata Religi

Menurut Sandiaga, jika pendapatan pariwisata dunia mencapai 1,66 triliun dolar, maka wisata ramah muslim berhasil meraup sekitar 203 miliar dolar.

"Sebuah angka yang tidak kecil," ucap Sandiaga.

Padahal, menurut Sandiaga, komponen utama menuju wisata ramah muslim sudah menjadi bagian dari Indonesia.

Baca juga: Sandiaga Uno Gagas Pantai Lampuuk Aceh sebagai Destinasi Wisata Sport Tourism

Seperti hotel, keuangan, makanan dan fasilitas lain yang berlabel halal serta penyediaan tempat ibadah yang mumpuni.

"Dan yang tak kalah penting adalah dalam Islam kita juga mengedepankan kesehatan, kebersihan dan keamanan di semua tempat-tempat wisata. Tunjukkan bahwa Islam itu adalah agama yang 'rahmatan lil alamiin'. "Semua syarat itu baru bisa kita capai, jika kita bersatu padu. Karena pemerintah tidak bisa melakukan sendirian," ucap Sandiaga.

Deputi Bidang Produk Wisata Dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf/Badan Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani mengemukakan, wisata ramah muslim itu bukan soal keramahan, tetapi kemudahan akses bagi wisatawan untuk dapat makanan halal, menjalankan beribadah di tempat wisata dan toilet dengan pembilas air.

"Kalau saya lihat mall-mall besar di Indonesia sekarang sudah menyediakan tempat shalat dan toilet dengan pembilasan air. Tapi belum semua tempat wisata menyediakan fasilitas itu," kata Rizki.

Ia kembali menekankan, wisata ramah muslim itu bukanlah meng-Islam-kan destinasi wisata.

Tetapi menyediakan fasilitas bagi wisata muslim agar tetap bisa beribadah saat berwisata, bukan mendirikan banyak masjid dimana-mana.

Sandiaga Temui Gubernur Aceh Nova Iriansyah Bahas Rencana Investasi UEA di Sektor Pariwisata

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Menparekraf mengawali kunjungan kerjanya dengan menemui Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.

Dalam pertemuan itu, Sandiaga dan Nova Iriansyah membahas sejumlah hal terkait pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Aceh.

Di antaranya tindak lanjut atas rencana investasi Uni Emirat Arab di Aceh dengan nilai sekitar 500 juta dolar AS atau sekitar Rp 7 triliun.

"Tadi kita secara rinci membahas tahapan-tahapan dan rencana-rencana kesiapan kita atas rencana investasi dari Uni Emirat Arab di sektor pariwisata," kata Sandiaga Uno dikutip dari siaran persnya, Minggu, (2/5/2021).

Baca juga: Sandiaga Uno Dukung Pengembangan Wisata Ramah Muslim

Sebelumnya, perusahaan asal UEA, Murban Energy Ltd, telah menyatakan komitmennya untuk melakukan investasi di Aceh.

Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent antara Pemerintah Aceh dengan Murban Energy di sela-sela kegiatan forum bisnis "Indonesia-Emirates Amazing Week (IEAW) 2021" bulan Maret lalu.

Pengembangan kawasan wisata dengan menggandeng investor dari Uni Emirat Arab (UEA) itu rencananya akan dipusatkan di Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil.

Baca juga: Jadi Saksi Bisu Saat Tsunami Aceh, Sandiaga Uno: Masjid Rahmatullah Menyimpan Potensi Wisata Religi

"Setelah ini akan kita lakukan rapat lanjutan dengan kementerian dan lembaga terkait," kata Sandiaga.

Sandiaga menjelaskan provinsi yang dikenal dengan sebutan "Tanah Rencong" itu memiliki potensi wisata dan ekonomi kreatif yang kaya.

Sehingga patut dikembangkan agar potensi ini dikenal luas oleh wisatawan nusantara dan mancanegara.

"Aceh ini punya beberapa produk kreatif unggulan seperti batik dan juga Kopi. Ini akan kita pasarkan dengan taraf dunia untuk membangkitkan dan memulihkan ekonomi serta membuka peluang kerja," katanya.

Baca juga: Bangkitkan Pariwisata, Sandiaga Berencana Hidupkan Kembali Bandara Sabang di Aceh

Sandiaga juga mengungkapkan pihaknya akan mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Aceh dengan bingkai penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.

"Tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan khususnya wisatawan nusantara untuk berkunjung dengan panduan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin," ungkap Sandiaga.

Sementara itu, Gubernur Aceh Nova Iriansyah menjelaskan pihaknya mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam rangka merealisasikan rencana investasi dari Uni Emirat Arab.

"Seperti misalnya hibah lahan milik pemprov dihibahkan ke pemerintah pusat dan juga perizinan yang jadi kewenangan kita ini sudah kita lakukan," kata Nova.

Dengan adanya investasi ini, Nova berharap akan lebih banyak lagi investasi dari negara sahabat lain yang masuk ke Aceh.

"Sebenarnya dari UAE itu sudah masuk (investasi) Mubadala Oil and Gas di Blok Andaman, mudah-mudahan pariwisata yang berikutnya," ujar Nova.

Dalam kunjungan ini, Menparekraf Sandiaga didampingi oleh Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo; Ketua Bidang Promosi dan Humas Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Nur Asia Uno; dan Anggota Komisi X DPR RI, Illiza Sa'aduddin Djamal.

(Tribunnews.com, Taufik Ismail)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved