Kamis, 2 Oktober 2025

Kapal Selam Nanggala Hilang Kontak

Pengamat Militer: Perlu Ada Evaluasi Soal Pemeliharaan dan Perawatan Armada Laut

Pengamat Militer Khairul Fahmi menilai perlu ada evaluasi dalam pemeliharaan dan perawatan armada laut milik Indonesia.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
KOMPAS.com CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Kapal selam KRI Nanggala-402 berlayar mendekati dermaga Indah Kiat di Kota Cilegon, Banten, beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai perlu ada evaluasi dalam pemeliharaan dan perawatan armada laut milik Indonesia.

Hal tersebut menyikapi insiden hilang kontaknya kapal selam KRI Nanggala-402 saat latihan di Perairan Bali, Rabu (22/4/2021),

Hilangnya KRI Nanggala-402, kata dia, merupakan insiden serius ketiga pada armada TNI AL dalam tiga tahun terakhir yang semuanya melibatkan kapal berusia 40 tahunan.

Wilayah perairan Indonesia yang luas dengan tiga alur laut yang harus dijaga dan sebagian diantaranya merupakan perairan dalam membuat Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan patroli permukaan.

Menurutnya kawasan perairan Indonesia juga ramai kegiatan di bawah permukaan.

Baca juga: Peneliti LIPI: Terindikasi Kuat Kapal Selam KRI Nanggala-402 Alami Masalah pada Sistem Kelistrikan

Untuk kepentingan pertahanan bawah laut, kata Fahmi, Indonesia setidaknya memerlukan 12 kapal selam.

Sayangnya, kata dia, sampai hari ini Indoneisa baru punya lima kapal termasuk KRI Nanggala-402 yang hilang dan KRI Cakra yang seusia.

Menurutnya, hal itu berarti kapal produksi Jerman tahun 1977 yang bergabung dengan jajaran TNI AL tahun 1981 tersebut belum bisa digantikan perannya dan masih harus terus beroperasi.

Baca juga: Ketika Moeldoko dan Jonan Mengenang Saat-saat di Kapal Selam KRI Nanggala-402

Fahmi mengatakan nyaris tak ada kesempatan berleha-leha bagi armada-armada laut Indonesia tak peduli tua atau muda, semua harus bekerja keras.

"Masalahnya kemudian, apakah itu sudah dibarengi dengan upaya pemeliharaan dan perawatan yang maksimal? Itulah yang harus dievaluasi, termasuk juga menjawab apakah alokasi anggaran sudah cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut," kata Fahmi ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (22/4/2021).

Secara kekuatan, kata dia, dibandingkan negara-negara tetangga armada laut Indonesia memang bisa dibilang tangguh.

Tapi dari segi kemampuan menangkal ancaman dan penegakan keamanan, kata dia, armada milik Indonesia masih jauh dari cukup.

"Persoalannya, anggaran kita belum bisa diandalkan untuk menjawab kebutuhan itu," kata dia.

Soal alutsista, lanjut dia, Indonesia memang tidak bisa hanya bicara belanja alatnya saja melainkan juga harus bicara logistiknya, pemeliharaan alatnya, juga perawatan personelnya.

Baca juga: Apa Itu Nanggala? Senjata Milik Tokoh Wayang Baladewa yang Dijadikan Nama Kapal Selam RI

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved