Senin, 6 Oktober 2025

Korupsi Bansos Covid di Kemensos

Juliari Akui Sering Carter Pesawat Pribadi Saat Kunker: 'Anggaran Pastinya Saya nggak Paham'

Juliari mengakui beberapa kali dia menggunakan pesawat pribadi saat kunker ke daerah. Namun tidak tahu pasti anggaran sewa pesawat itu dari mana.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Sosial Juliari P Batubara mengenakan rompi oranye menaiki mobil tahanan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Minggu (6/12/2020). KPK resmi menahan Juliari P Batubara atas dugaan menerima suap terkait pengadaan bantuan sosial penanganan COVID-19 di Kementerian Sosial usai Operasi Tangkap Tangan (OTT) pejabat Kemensos. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juliari Peter Batubara ternyata sering menyewa pesawat saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke sejumlah daerah saat ia masih menjabat sebagai Menteri Sosial (Mensos).

Pesawat pribadi itu dicarter khusus tidak dengan kocek pribadi Juliari, melainkan dengan menggunakan anggaran Kementerian Sosial (Kemensos).

Juliari mengakui hal itu saat ia bersaksi di sidang lanjutan kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) penanganan Covid-19 di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (22/3/2021).

Juliari bersaksi untuk dua terdakwa yang merupakan pihak penyuapnya yakni Harry Van Sidabukke dan Ardian Iskandar Maddanatja.

"Saya pernah (kunker) dengan (transportasi) darat mobil, pesawat komersil, kadang sewa pesawat," kata Juliari di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat.

Juliari mengakui beberapa kali dia menggunakan pesawat pribadi saat kunker ke daerah. Namun, dia mengaku tidak tahu pasti anggaran sewa pesawat itu dari mana.

"Pernah beberapa kali (pakai pesawat khusus), mungkin sekitar 3 atau 4 kali. Yang saya ingat pernah ke Luwu Utara lihat banjir kalau nggak salah, ke Natuna, kemudian ke Bali pernah sekali, ke Semarang pernah, ke Tanah Bumbu dan Malang," jelasnya.

Mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara menjalani pemeriksaan lanjutan kasus dugaan suap pengadaan bantuan sosial (bansos) Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek tahun 2020.
Mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara menjalani pemeriksaan lanjutan kasus dugaan suap pengadaan bantuan sosial (bansos) Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek tahun 2020. (TRIBUNNEWS/ILHAM RIAN PRATAMA)

"Terkait penggunaan pesawat khusus gimana? Anggaran dari mana?" tanya jaksa KPK.

Juliari mengaku tidak tahu. Yang dia tahu, dia memerintahkan sekretaris pribadinya mencarter pesawat pribadi.

Lalu semua urusan biaya diserahkan ke Biro Umum Kemensos.

"Kalau pesawat sewa carter, Pak. Ya kalau anggaran mengurus keperluan itu kan di Biro Umum, keperluan menteri karena kan Biro Umum membawahi tata usaha menteri, protokol," tuturnya.

"Anggaran pastinya saya nggak paham, tapi terkait perjalanan dinas biasanya di-handle Biro Umum," tambahnya.

Perihal Juliari yang sering menyewa pesawat pribadi saat kunker itu sebelumnya diungkapkan oleh ajudannya, Eko Budi Santoso.

"Untuk penggunaan pesawat pribadi yang saya ikuti ada empat kali, ke Medan, Luwuk, Semarang, dan Malang," kata Eko dalam kesaksiannya di persidangan.

Baca juga: Fakta-fakta Menarik yang Diungkap Eks Mensos Juliari dalam Sidang: Sewa Pesawat hingga Titip Uang

Baca juga: Pengakuan Juliari Batubara dalam Sidang, Tindak Tanduk Ihsan Yunus Hingga Duit Untuk Cita Citata

Eko juga mengaku tidak mengetahui sumber dana yang digunakan untuk menyewa pesawat pribadi tersebut. Ia menyebut hal tersebut diurus oleh Selvi Nurbaeti selaku sekretaris pribadi Juliari.

"Tidak tahu sumber uangnya dari mana. Saya hanya sekadar jalan, penyewaan itu ke protokol dan sekretaris pribadi, Bu Selvi," kata Eko.

Sementara dalam sidang sebelumnya, pejabat pembuat komitmen (PPK) Kemsos, Matheus Joko Santoso mengatakan uang fee dari vendor bansos antara lain digunakan untuk sewa pesawat yang digunakan dalam kunjungan kerja Juliari Batubara.

Dalam kesaksiannya kemarin Eko juga menuturkan peristiwa yang dialaminya bersama Juliari saat tim Satgas KPK menggelar operasi tangkap tangan (OTT) pada 4 Desember dan 5 Desember 2020.

Eko menuturkan, saat itu ia mendampingi Juliari melakukan kunker ke Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Juliari bersama rombongan berangkat melalui Bandara Halim Perdanakusuma usai rapat di Istana Bogor.

Sejumlah pejabat yang ikut dalam rombongan itu adalah mantan Plt. Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial (PSKBS) Kementerian Sosial sekaligus kuasa pengguna anggaran (KPA) pengadaan bansos Adi Wahyono, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Pepen Nazaruddin, Tenaga Ahli Mensos Kukuh Ariwibowo, dan Kepala Biro Perencanaan Kementerian Sosial Adhy Karyono.

Setelah kunjungan ke Tanah Bumbu, rombongan Juliari terbang ke Malang dan tiba sekitar pukul 19.00 WIB.

Usai makan malam di bandara, Juliari menghadiri penyerahan bantuan ke pondok pesantren dan pengarahan pendamping PKH (Program Keluarga Harapan).

Eko mengaku baru mengetahui adanya OTT keesokan harinya melalui media. Peristiwa itu disampaikan Eko kepada Juliari.

"Esoknya saya baca di running text ada anggota Kemsos di-OTT. Setelah itu saya sampaikan ke bapak, tapi bapak belum angkat HP. Saya WA beliau, setelah itu saya panggil untuk tim silakan merapat ke ruangan rapat, lalu saya keluar," katanya.

Atas peristiwa OTT tersebut, Eko menuturkan Juliari langsung membatalkan agendanya di Malang. Juliari kemudian kembali ke Jakarta dengan menggunakan mobil sewaan.

"Saya arahan saja teknisnya tidak tahu, Pak Menteri hanya mengatakan 'Sudah Ko, kita tidak naik pesawat, lewat darat saja, sambil lihat perkembangan berita'," tutur Eko.

Baca juga: Eks Mensos Juliari Batubara Mengakui Politikus PDIP Ihsan Yunus Kerap Main ke Ruang Kerjanya

Baca juga: Jaksa KPK Ungkap Titipan Uang dari Pejabat Kemensos ke Eks Ajudan Juliari Batubara

Setelah itu, Juliari, Eko, dan rombongan naik dua mobil yang berbeda dari Malang menuju Jakarta.

Pada hari Minggu, 6 Desember 2020, Juliari menyerahkan diri ke KPK.

"Saya ikut ketika Bapak menyerahkan diri ke KPK, sekitar pukul 03.00 WIB," kata Eko.

Ingatkan Anak Buah

Selain sering menyewa pesawat pribadi dengan anggaran Kemensos, dalam kesaksiannya kemarin Juliari juga mengakui bahwa Ihsan Yunus saat masih menjabat Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI kerap berkunjung ke ruang kerjanya di Kemensos RI.

Juliari mengaku Ihsan merupakan rekan satu partai di PDIP.

Hal ini dikatakan Juliari saat ditanya oleh jaksa KPK Muhammad Nur Azis.

"Kenal dengan Ihsan Yunus?" tanya Jaksa Nur Azis di Pengadilan Tipikor Jakarta.

"Kenal pak," jawab Juliari singkat.

"Satu partai?" cecar jaksa.

"Iya pak betul," kata Juliari.

Mendengar jawaban Juliari, lantas jaksa kembali menyelisik soal Ihsan yang diduga kerap mendatangi ruangan Juliari di kantor Kemensos RI.

"Apakah berulang kali Ihsan Yunus datang ke ruangan saksi?" cecar jaksa.

"Iya pernah beberapa kali," ungkap Juliari.

Jaksa mencecar apakah kedatangan Ihsan membicarakan soal pengadaan bansos. Tetapi Juliari membantah pertanyaan tersebut.

"Selama Covid ini? Kaitannya dengan bansos ada?" tanya jaksa.

"Oh enggak ada pak, dia pernah beberapa kali ya wajar pak, dulu pernah satu fraksi pak," jawab Juliari.

"Terkait dengan penjelasan saksi bahwa banyak yang ingin menitipkan perusahaan, apakah Ihsan Yunus masuk salah satunya?" tanya jaksa lagi.

"Enggak pernah kita bicarakan soal itu pak," jawab Juliari.

Dalam kasusnya, Juliari Batubara diduga mengakali proses pemilihan vendor bansos sembako untuk wilayah Jabodetabek.

Hal itu diduga dilakukan melalui dua anak buahnya, Adi Wahyono dan Matheus Joko Santoso.

Juliari diduga meminta fee Rp 10 ribu dari setiap paket yang disalurkan para vendor yang sudah ditunjuk. Ia pun diduga meminta uang operasional.

Sudah ada dua vendor yang dijerat sebagai pihak pemberi suap. Yakni Harry Van Sidabukke yang didakwa menyuap Rp 1,28 miliar dan Ardian Iskandar Maddanatja yang didakwa menyuap Rp 1,95 miliar. (tribun network/ham/dod)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved