Senin, 6 Oktober 2025

Berita Populer Hari Ini

POPULER NASIONAL Peringatan PKS untuk Jokowi | Kemungkinan SBY dan Jokowi Komunikasi Bahas Moeldoko

Berita populer nasional Tribunnews, peringatan PKS untuk Jokowi, kemungkinan SBY dan Jokowi berkomunikasi bahas Moeldoko

Editor: Daryono
Foto: Sekretariat Presiden
Joko Widodo. Berita populer nasional Tribunnews, peringatan PKS untuk Jokowi, kemungkinan SBY dan Jokowi berkomunikasi bahas Moeldoko 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut berita populer nasional Tribunnews selama 24 jam terakhir.

Pernyataan politisi senior Amien Rais soal kecurigaannya akan masa jabatan presiden menjadi tiga periode, menjadi perhatian sejumlah pihak.

Satu diantaranya adalah Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.

Meski masih sekadar isu, wacana menambah masa jabatan presiden menjadi tiga periode dinilai Mardani berbahaya.

Sementara itu, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, mengatakan ada kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkomunikasi lewat surat.

Baca juga: ISU Presiden Tiga Periode: PKS Peringatkan Jokowi, Pengamat Sebut Rakyat akan Marah

Baca juga: KSP Minta Hentikan Wacana Jabatan Presiden 3 Periode

Hal ini terkait keterlibatan Ketua Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, dalam kudeta Partai Demokrat.

Dirangkum Tribunnews, inilah berita nasional yang dapat Anda simak:

1. Penyebab Anton Medan Meninggal

Anton Medan atau Muhammad Ramdhan Effendi
Anton Medan atau Muhammad Ramdhan Effendi (Tribunnews.com/Istimewa)

Mubalig Anton Medan meninggal dunia pada Senin (15/3/2021) setelah berjuang melawan penyakit yang diidapnya.

Stroke dan diabetes menjadi penyebab pria bernama asli Tan Hok Liang itu tutup usia.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa (PITI), Ipong Hembing Putra, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin sore.

"Meninggal dunia karena stroke dan diabetes," ujarnya lewat pesan singkat.

Selain dikenal sebagai penceramah, Anton pernah menjadi Ketua Umum PITI.

Sebelum insyaf dan menjadi mualaf, Anton dikenal sebagai pribadi yang lekat dengan dunia kejahatan.

Pria kelahiran Tebing Tinggi, Sumatera Utara ini pernah menjadi perampok dan bandar judi.

Baca juga: Pagi Ini Anton Medan Dimakamkan di Dekat Masjid Tan Kok Liong yang Bergaya Tionghoa

Baca juga: Ahok Sempat Besuk Anton Medan di Pondok Pesantren Sebelum Meninggal Dunia

Anton sendiri telah masuk Islam pada 1992 dan mendirikan rumah ibadah yang diberi nama Masjid Jami' Tan Hok Liang.

Masjid itu terletak di areal Pondok Pesantren At-Ta'ibin, Pondok Rajeg, Cibinong, Jawa Barat.

Baca selengkapnya >>>

2. PKS Peringatkan Jokowi

Mardani Ali Sera.
Mardani Ali Sera. (dpr.go.id)

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, memberi tanggapan soal wacana masa jabatan presiden tiga periode.

Isu masa jabatan presiden tiga periode itu sebelumnya dinyatakan oleh politisi senior, Amien Rais.

Mardani Ali Sera mengatakan, wacana masa jabatan presiden tiga periode itu berbahaya.

Sebab, wacana tersebut bisa membuat demokrasi di Indonesia mati.

"Terkait presiden tiga periode ini berbahaya," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (15/3/2021).

"Masyarakat dan kita semua wajib menjaga agar tidak ada gerakan, ide gagasan presiden tiga periode."

Baca juga: Jokowi Tak Niat Presiden 3 Periode, Jenderal Purnawirawan Ini Pernah Usul ke MPR Jabatan 8 Tahun

Baca juga: Jokowi: Sikap Saya Tak Berubah, Tidak Ada Niat Jadi Presiden Tiga Periode

"Karena ini bertentangan dengan reformasi dan dapat buat demokrasi kita mati," jelas dia.

Ia menilai wajar jika ada pihak yang berpendapat adanya peluang untuk mengubah masa jabatan presiden menjadi tiga periode.

"Wajar sebagian pihak berpendapat ada peluangnya, karena perimbangan oposisi dengan koalisi sangat jomplang," katanya.

"Apalagi ada gerakan Demokrat mau dikooptasi atau sudah dikooptasi. Syaratnya 75 persen, hitung-hitungannya bisa 83 persen."

Baca selengkapnya >>>

3. Kudeta Partai Demokrat bukan untuk Menaikkan Simpati Publik

Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra
Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra (ISTIMEWA)

Konflik perebutan kepemimpinan yang tengah terjadi di Partai Demokrat belum menemui titik terang.

Di sisi lain, isu adanya kepentingan di balik konflik yang berujung saling lapor ke pihak berwajib hingga pengadilan pun kian mencuat.

Di antaranya, isu kepentingan dari Demokrat yang dianggap hanya drama politik untuk menaikkan elektabilitas hingga simpati publik oleh pengamat politik.

Menanggapi beredarnya isu tersebut, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, membantahnya.

Baca juga: Ini Alasan AHY Jadi Calon Ketum Tunggal Partai Demokrat dan Dipilih Aklamasi pada Kongres 2020

Baca juga: Bicara Peluang Hasil KLB Demokrat Disahkan, Andi Malarangeng: Tidak Bisa Dijawab Sekarang

Ia mengaku heran dengan tudingan tersebut karena pihaknya tengah menghadapi penyalahgunaan kekuasaan yang bisa meluluhlantakkan demokrasi.

"Saat kita menghadapi tontonan terang benderang, perilaku penyalahgunaan kekuasaan yang bisa meluluhlantakkan demokrasi."

"Yang ditunjukkan oleh oknum kekuasaan bersama antek-anteknya, mantan kader kami, melalui GPK-PD."

"Tapi masih ada saja yang berpendapat ini drama politik untuk menaikkan elektabilitas dan simpati publik," kata Herzaky dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Minggu (14/3/2021).

Menurut Herzaky, jika memang tudingan dari para pengamat itu benar terjadi.

Ia meminta mereka menggunakan hati untuk melihat kenyataan yang tengah dihadapi Partai Demokrat yang mendukung Ketua Umum, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Baca selengkapnya >>>

4. Jimly Asshiddiqie Sebut Konflik di Demokrat Bukan Agenda Jokowi

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie di YouTube Helmy Yahya Bicara, Jumat (12/3/2021).
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie di YouTube Helmy Yahya Bicara, Jumat (12/3/2021). (Tangkap Layar YouTube/Helmy Yahya Bicara)

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie, memberi tanggapan soal gejolak Partai Demokrat.

Ia mengatakan, gejolak di Partai Demokrat bisa berasal dari orang luar ataupun dalam.

Hal itu disampaikan dalam YouTube Helmy Yahya Bicara, Jumat (12/3/2021).

"Saya melihatnya tentu ada masalah secara internal, karena internal demokrasi enggak begitu jalan," ujar Jimly Asshiddiqie.

"Tapi ada keterlibatan orang luar itu biasa saja."

"Ada yang timbul dari dalam, bisa mulai dari luar," lanjut dia.

Menurutnya, masalah internal di Partai Demokrat harus segera diselesaikan.

"Tapi kita harus selamatkan, karena ini bukan masalah partai."

"Ini adalah sistem politik, dan bisa melanda ke semua partai jika dibiarkan," katanya.

Jimly menyebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak mungkin terlibat dalam gejolak di Partai Demokrat.

Baca selengkapnya >>>

5. Kemungkinan SBY dan Jokowi Berkomunikasi

Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor Tribunnews.com, Jakarta Pusat, Senin (15/3/2021). Andi Mallarangeng dalam kesempatannya menegaskan bahwa dipilihnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum Partai Demokrat bukan karena dirinya anak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melainkan karena Demokrat membutuhkan lokomotif baru yang berjiwa muda yang mampu bersaing di 2024. Tribunnews/Jeprima
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor Tribunnews.com, Jakarta Pusat, Senin (15/3/2021). Andi Mallarangeng dalam kesempatannya menegaskan bahwa dipilihnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum Partai Demokrat bukan karena dirinya anak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melainkan karena Demokrat membutuhkan lokomotif baru yang berjiwa muda yang mampu bersaing di 2024. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, mengatakan ada kemungkinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas keikutsertaan KSP Moeldoko dalam kisruh Partai Demokrat.

Namun komunikasi antara SBY dan Jokowi itu tidak dilakukan secara langsung, melainkan melalui surat.

"Terbuka sekali kemungkinan Pak SBY dan Pak Jokowi berkomunikasi (membahas kisruh Partai Demokrat. Melalui surat misalnya, itu bisa saja terjadi," ujar Andi saat berbincang dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, Jakarta, Senin (15/3/2021).

Andi menjelaskan, hubungan antara Presiden Jokowi dan SBY sangat baik.

Selama ini, setiap kali diundang Jokowi ke Istana Kepresidenan, SBY selalu datang.

"Kalau secara hubungan rasanya baik. Setiap kali Pak SBY diundang ke Istana, apakah itu perayaan-perayaan tertentu apa dalam konteks pembicaraan empat mata."

"Kapan SBY diundang Pak Jokowi, beliau pasti datang," papar dia.

Kendati demikian, orang yang pertama kali menjalin komunikasi dengan Jokowi terkait keikutsertaan Moeldoko dalam kisruh Partai Demokrat adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat versi kongres tahun 2020.

Baca selengkapnya >>>

Berita lainnya terkait berita populer

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved