Selasa, 7 Oktober 2025

Gejolak di Partai Demokrat

Bersedia Jadi Ketum, AHY Sebut Moeldoko Pungkiri Ucapannya Sendiri Saat Bantah Terlibat Isu Kudeta

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menganggap Moeldoko memungkiri ucapannya sendiri saat membantah terlibat isu kudeta.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
YouTube/Agus Harimurti Yudhoyono
Konferensi Pers Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Jumat (5/3/2021). Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menganggap Moeldoko memungkiri ucapannya sendiri saat membantah terlibat isu kudeta. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menanggapi kesediaan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menjadi Ketua Umum Partai Demokrat melalui Kongres Luar Biasa (KLB) pada Jumat (5/3/2021) hari ini.

Menurut AHY, kesediaan Moeldoko itu tak menunjukkan sikap dan perilaku seorang kesatria.

AHY menyebut Moeldoko telah memungkiri pernyataannya sendiri yang selama ini membantah terlibat isu kudeta atau pengambilalihan kekuasaan di Partai Demokrat.

Hal itu disampaikan AHY dalam konferensi pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Jumat (5/3/2021).

Baca juga: KLB Digelar Hari Ini, Demokrat Sebut Peserta yang Hadir Diiming-imingi Uang dan Jabatan

"Jadi, sekali lagi saya mengatakan bahwa apa yang ia sampaikan selama ini ia pungkiri sendiri."

"Melalui kesediaannya menjadi Ketua Umum Partai Demokrat abal-abal vesi KLB ilegal," kata AHY, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Jumat (5/3/2021).

AHY menganggap sikap tak konsisten yang dilakukan Moeldoko selama ini tidak bisa dijadikan contoh kepada masyarakat.

Konferensi Pers Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Jumat (5/3/2021).
Konferensi Pers Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Jumat (5/3/2021). (YouTube/Agus Harimurti Yudhoyono)

"Bagi kami sikap dan perilaku tersebut bukanlah sikap dan perilaku yang kesatria."

"Bukan juga sikap dan perilaku yang bisa dijadikan contoh yang baik bagi seluruh masyarakat Indonesia dan bagi generasi muda," ungkap AHY.

Selain itu, AHY juga menyinggung kesamaan statusnya dan Moeldoko yang merupakan mantan prajurit TNI AD.

AHY menuturkan, dalam dunia keprajuritan, seorang junior harus menghormati seniornya.

Baca juga: KLB yang Digelar Berakhir Ricuh, Demokrat Minta Segera Bubarkan hingga SBY Akan Beri Pernyataan

Namun, menurut AHY, atas sikap tak konsisten Moeldoko ini, ia menyebut tidak semua senior di dunia keprajuritan bisa menjadi teladan.

"Kami tentu sangat menghormati senior-senior dan para pendahulu. Saya juga dulu adalah prajurit, beliau (Moeldoko) juga adalah prajurit."

"Dalam dunia keprajuritan menghormati senior adalah sesuatu yang wajib kita lakukan," ujar AHY.

"Tapi dari para senior pula, saya mendapatkan pelajaran bahwa tidak semuanya bisa menjadi contoh yang baik," tambahnya.

Moeldoko dan AHY. Moeldoko menduga ia dituding terlibat rencana kudeta Demokrat karena para kader pernah mendatangi rumahnya untuk curhat.
Moeldoko dan AHY. Moeldoko menduga ia dituding terlibat rencana kudeta Demokrat karena para kader pernah mendatangi rumahnya untuk curhat. (KOMPAS.com Kristianto Purnomo / Biro Pers Istana Kepresidenan Rusman)

Lebih lanjut, AHY juga mengatakan, motif Moeldoko untuk mendongkel kepemimpinannya di Partai Demokrat tidak berubah.

Puncaknya, terjadi Kongres Luas Biasa (KLB) di hotel The Hill and Resort Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara pada hari ini.

"Saya bisa menyampaikan ini karena banyak bukti yang kami dapatkan selma ini, pada puncaknya hari ini pada KLB ilegal tadi."

"Maka artinya memang sejak awal motif dan keterlibatan KSP Moeldoko tidak berubah yaitu ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah."

"Menggunakan cara-cara inkonstitusional, serta jauh dari moral dan etika politik," jelas AHY.

Kemudian, AHY mengaku menyerahkan semua penilaian kasus kudeta yang menimpa Partai Demokrat ini kepada publik.

"Kini saya mempersilahkan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang sangat saya cintai dan muliakan untuk menilai sendiri sikap-sikap dan perilaku tersebut," kata dia.

Moeldoko Resmi jadi Ketum Demokrat Versi KLB Sumut

Penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat pada Jumat (5/3/2021) di Deli Serdang yang sempat diwarnai kericuhan, akhirnya menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Hal itu disampaikan oleh panitia KLB di hotel The Hill and Resort Sibolangit kepada Moeldoko melalui sambungan telepon.

"Bapak Moeldoko yang terhormat, kami sepakat bapak sebagai Ketua Demokrat," ujar panitia dalam tayangan Kompas TV, Jumat (5/3/2021).

Kemudian, keputusan yang sudah disetujui oleh peserta kongres ini langsung direspons oleh Moeldoko.

Meski tak hadir, Moeldoko resmi jadi ketua umum Partai Demokrat versi KLB, Jhoni Allen: Dipilih atas Hati Nurani.
KLB yang digelar di Medan sempat menuai kericuhan, Moeldoko tetap terpilih sebagai Ketua Demokrat melalui KLB. (Tangkapan Layar Youtube Kompas TV)

Tak langsung setuju, Moeldoko sempat mempertanyakan keseriusan para kader yang menunjukknya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

"Walaupun secara aklamasi memberikan kepercayaan kepada saya. tapi saya ingin memastikan keseriusan teman-teman semua," kata Moeldoko, melalui sambungan telepon.

Seteleh para kader serius untuk mendukungnya, Moeldoko pun menerima keputusan tersebut.

"Baik, saya terima menjadi Ketua Umum Demokrat," ungkap Moeldoko.

Demokrat Sebut Peserta yang Hadir Diiming-imingi Uang

Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra buka suara mengenai Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar pada Jumat (5/3/2021).

Herzaky mengatakan, peserta yang menghadiri KLB itu diiming-imingi oleh sejumlah uang bahkan jabatan.

"Peserta Kongres yang diklaim sudah 1.200 orang itu bukanlah pemilik suara sah."

"Banyak bukti dan pengakuan dari kader yang bukan pemilik suara, yang ditawarkan insentif money politics asalkan bersedia hadir."

Baca juga: KLB Demokrat KlaimBawa 1.200 Massa, Diperkirakan Ciptakan Kerumunan, Polda Sumut: Dicek Dulu

"Dan akan dianggap mewakili kabupaten/kota/provinsi itu," kata Herzaky dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Jumat (5/3/2021).

Bahkan, Herzaky menyebut para mantan kader yang menggelar KLB bekerja sama dengan oknum kekuasaan untuk mendorong adanya insentif.

"Seperti yang dituturkan para kader yang menolak hadir."

Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra (Tribunnews/Istimewa)

"Oknum kekuasaan tersebut bekerja sama dengan mantan-mantan kader yang bergerak atas dorongan insentif money politics, jabatan, dan proyek," ujar Herzaky.

Untuk itu, menurut Herzaky, rencana pelaksanaan KLB bodong oleh Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) itu merupakan bentuk kesewenang-wenangan oknum kekuasaan.

Oknum tersebut sengaja menyalahgunakan kekuasaan dan kemampuan finansialnya.

Baca juga: Polri Tidak Keluarkan Izin Keramaian Acara KLB Partai Demokrat di Deli Serdang

Hal itu untuk merebut paksa kursi Ketua Umum PD dari Ketua Umum PD yang sah, berdasarkan hasil Kongres V Tahun 2020 yaitu Agus Harimurti Yudhoyono.

"Dalam mewujudkan ambisi jahatnya, para pelaku GPK-PD selalu menggunakan tipu daya dengan menebar kabar bohong."

"Seakan-akan banyak pemilik suara yang mendukung, seakan-akan ada penjabat penting DPP yang mendukung," ujar Herzaky.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved