Kamis, 2 Oktober 2025

Sosok Tazneen Miriam Sailar, Perempuan Inggris yang Menikah dengan Terduga Teroris JI Asal Indonesia

Dilaporkan Tazneen dan almarhum suaminya "masuk dalam daftar kepolisian orang-orang yang diduga sebagai ekstremis".

Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews/Irwan Rismawan
Anggota Densus 88 membawa terduga teroris dari Makassar setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/2/2021). Sebanyak 26 orang terduga teroris yaitu 19 orang dari Makassar dan 7 orang dari Gorontalo yang tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dibawa ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh Densus 88. Tribunnews/Irwan Rismawan 

"Masih menunggu konfirmasi dari Kedutaan Besar Inggris," kata Nursaleh saat ditanya kapan kepastian Tazneen akan dideportasi ke Inggris, Kamis (04/02).

Apa tanggapan Kedubes Inggris di Jakarta?

Sementara, Kedutaan Besar Inggris di Jakarta mengatakan pihaknya belum dapat "memberi komentar atau konfirmasi apa pun untuk saat ini".

Hal itu diutarakan juru bicara Kedubes Inggris di Jakarta, John Nickell, menjawab pertanyaan BBC News Indonesia, Rabu (03/02), apakah pihaknya sudah mengetahui penahanan atas Tazneen Miriam Sailar oleh Imigrasi Indonesia — termasuk apakah yang bersangkutan masih berstatus warga negara Inggris.

Dalam keterangan sebelumnya, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM menyatakan bahwa Tazneen Miriam Sailar "ditahan" karena diketahui "tidak memiliki izin tinggal".

Bagaimana komentar warga di lokasi tempat tinggal Tazneen di Tasikmalaya?
Berdasarkan data yang dimiliki Mabes Polri, Acep tercatat beralamat di Kampung Panyingkiran, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Rommy Roosyana, wartawan di Tasikmalaya yang melaporkan untuk BBC Indonesia, Jumat (05/02), mendatangi lokasi tersebut dan bertemu Ketua RT di Kampung Panyingkiran, Oneng.

Oneng mengatakan dirinya tidak pernah menerima laporan dua nama tersebut sebagai warga di lingkungannya.

Namun demikian, pada 2019 lalu, dia mengaku pernah didatangi pihak kepolisian yang menanyakan "beberapa nama".

Bersama Ketua RW setempat, Oneng kemudian diperiksa anggota kepolisian dari Mabes Polri.

"Saya diperiksa di Kepolisian Resor Tasikmalaya Kota," ungkap Oneng. Kini dia mengaku tak ingat lagi nama-nama yang ditanyakan oleh tim kepolisian itu.

'Saya ditanya polisi: 'apa kegiatan orang-orang itu''

Oneng mengaku hanya ingat dirinya ditanya "apa kegiatan orang-orang yang suka berada di tempat futsal di depan pol bus Budiman". Saat itu dia mengaku tidak tahu-menahu soal itu.

"Saya dengan Pak RW hanya bisa menjawab tidak tahu karena memang tidak tahu apa-apa. Tidak pernah menerima laporan," katanya.

Namun dia mengaku beberapa orang yang tinggal di sekitar pool bus itu adalah "pendatang yang tidak memiliki kartu keluarga".

"Mereka tinggal di warung-warung di lingkungan pool bus, sambil berjualan," ungkapnya.

Itulah sebabnya, Oneng dan dan warga setempat mengaku kaget mendengar keterangan aparat kepolisian yang mengaku sedang menyelidiki dugaan keterlibatan beberapa orang di wilayah dalam tindak terorisme.

Kepada wartawan di Tasikmalaya, Rommy Roosyana yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, beberapa orang yang berada di sekitar deretan warung di dekat pol bus Budiman, mengaku "tidak pernah mendengar nama Tazneen atau Acep Setiawan."

Seorang pedagang di depan lapangan futsal mengaku sudah cukup lama berjualan di sana, namun tidak pernah mendengar nama keduanya.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved