Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Update Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh: 10 Kantong Jenazah Berisi Bagian Tubuh Korban Dievakuasi
Hari ketiga operasi SAR gabungan berhasil menemukan beberapa bagian tubuh korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182
"Nelayan itu mendengar suara dentuman keras sekali terus air naik ke atas sampai 15 meter. Situasi pada saat itu hujan deras, dia perkirakan antara 100 sampai 150 meter jaraknya dengan lokasi," katanya.
"Di hujan deras sebenarnya untuk penglihatan jarak pandang itu nggak bisa terlalu keliatan," lanjut dia.
Awalnya, ketiga nelayan itu tidak curiga itu merupakan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh.
Menurut Eko, ketiga nelayan itu khawatir adanya tsunami.
"Dikira apa ini, bencana tsunami dan sebagainya ternyata setelah air itu naik ada serpihan-serpihan itu diduga ada kapal (pesawat) jatuh."
"Mereka melaporkan kapospol, kemudian lapor ke Kapolsek akhirnya kan kita tindak lanjuti laporan ke atas," jelasnya.
Baca juga: Tim DVI Periksa 3 Sampel Primer Untuk Mudahkan Identifikasi Korban Sriwijaya Air SJ182
Usai kejadian, ia menuturkan tidak ada satu pun nelayan yang berani mendekat ke lokasi kejadian.
Ia juga tak mengetahui apakah ada penumpang yang masih hidup sesaat usai kejadian.
"Mereka nggak berani mendekat beralasan dikira musibah tsunami atau apa, mereka masih bertanya-tanya apa ini, makanya mereka langsung cepet kembali, langsung lapor," ujarnya.
Dilansir dari Kompas.TV, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memprediksi pesawat Sriwijaya Air jatuh dalam keadaan utuh dan bukan meledak di udara.
Pecahnya pesawat diperkirakan terjadi ketika badan pesawat bertabrakan dengan permukaan air.
Ketika dihubungi Kompas TV melalui sambungan telepon dalam program Breaking News, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan serpihan pesawat Sriwijaya Air ditemukan dalam kondisi normal.
Baca juga: Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Perairan Kepulauan Seribu juga Diberitakan Media Jepang
Kondisi normal yang dimaksudkannya, dalam artian tidak ada indikasi kehancuran yang tidak wajar.
“Memang hancur, tapi hancur natural karena benturan ke air. Sejauh ini yang dilihat bukan karena ledakan di udara. Hancurnya natural karena benturan di air,” ujarnya dalam Program Breaking News di Kompas TV, Minggu (10/1/2021) malam.
Menurutnya, hal ini terlihat dari puing Sriwijaya Air yang berkumpul di satu titik.