Senin, 29 September 2025

Penanganan Covid

Harga Alat Screening GeNose 'Hanya' Rp 62 Juta Tapi Bisa Dipakai 100 Ribu Kali

Jika alat screening virus corona GeNose C19' telah digunakan sebanyak 100.000 kali, maka harus dilakukan sedikit perbaikan untuk bisa digunakan lagi.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Foto Dokumentasi Humas UGM/KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
GeNose pendeteksi Covid-19 karya ahli UGM siap dipasarkan setelah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. 

"Kami dari Kemenristek/BRIN juga akan membantu GeNose UGM untuk bisa menemukan atau mencari mitra industri yang bisa memproduksi dengan jumlah lebih banyak lagi, dengan standard tentunya yang terjaga," tegas Bambang.

Hingga saat ini, kata dia, sudah banyak pihak yang melakukan pemesanan terhadap produk karya anak bangsa ini.

Ia pun berharap mitra industri yang telah digandeng, bisa menyelesaikan produksi sesuai dengan target waktu yang ditentukan.

Baca juga: GeNose Diharapkan Bisa Digunakan di Terminal, Stasiun, Bandara, Pabrik hingga Pusat Perbelanjaan

"Saat ini yang kami ketahui, pesanan sudah sangat banyak dan mudah-mudahan segera bisa dipenuhi denggan schedule dari industri tersebut," pungkas Bambang.

Sementara itu Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan alat yang dikembangkan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) itu lebih praktis dibandingkan alat screening lainnya.

Ia pun sempat menguji coba alat screening yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) ini.

"GeNose ini lebih simpel, lebih praktis dan saya juga sudah diambil tadi nafas saya, nanti bisa diketahui dalam waktu yang singkat kondisi saya saat ini," ujarnya.

Selain GeNose, ia juga memuji inovasi kesehatan yakni Rapid Antigen CePAD yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Padjadjaran (UnPAD).

Karena menggunakan antigen dan dapat mendeteksi virus secara langsung, metode ini lebih cepat dari tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

"Kemudian juga rapid test yang dihasilkan oleh teman-teman Universitas Padjajaran. Saya kira ini karena menggunakan antigen, ini adalah salah satu jenis rapid yang paling direkomendasi, dianggap sebagai salah satu metoda yang tingkat akurasinya lebih baik," kata Muhadjir.

Menurutnya, melalui rapid test antigen CePAD itu, virus corona yang ada dalam tubuh seseorang bisa terdeteksi secara cepat.

"Kita tahu bahwa dengan rapid test antigen ini, tidak hanya aman berdasarkan ada tidaknya imunitas seseorang. Tapi langsung yang bersangkutan sebenarnya ada (atau) tidak partikel virus corona itu dalam diri seseorang," papar Muhadjir.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini menyebut hadirnya rapid antigen CePAD turut melengkapi pula inovasi GeNose.

Baca juga: Biaya Tes Cepat Covid-19 Menggunakan GeNose Hanya di Kisaran Rp20.000 Per Orang

"Ini mirip juga si GeNose, ya saya kira dua metode yang saling melengkapi," tutur Muhadjir.

Ia pun berharap kedua inovasi karya anak bangsa ini dapat segera diproduksi massal.

Karena tidak hanya menjadi alat screening yang murah dan terjangkau bagi semua orang, namun juga memiliki tingkat akurasi yang tinggi.

"Mudah-mudahan nanti bisa terhubungkan juga dengan industri, sehingga bisa secepatnya diproduksi secara massive dengan biaya yang sangat murah dan terjangkau, dengan tingkat akurasi yang sangat diandalkan," pungkas Muhadjir.(tribun network/fit/wly)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan