Sabtu, 4 Oktober 2025

Penangkapan Terduga Teroris

Polri Pindahkan 23 Terduga Teroris Jaringan JI di Lampung ke Jakarta 

Tim Densus 88 Polri menangkap 23 terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Lampung.

Tribunnews.com/Igman Ibrahim
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Densus 88 Polri menangkap 23 terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Lampung.

Dari 23 teroris yang diamankan, 2 di antaranya masuk daftar pencarian orang (DPO) Polri atas nama Taufik Bulaga alias Upik Lawanga yang merupakan sosok ahli pembuat senjata api dan perakit bom serta Zulkarnain alias Arif Sunarso Panglima Askari dari kelompok Jamaah Islamiyah.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, Upik Lawanga merupakan anggota JI yang menjadi dalang dari beberapa terror Bom seperti Bom Tentena, Bom Gor Poso, Bom Pasar sentral dan rangkaian Tindakan terror lainnya pada tahun 2004 hingga tahun 2006.

Sedangkan Zukarnain ini. Ia merupakan DPO Polri dalam kasus terror Bom Bali 1 yang terjadi di tahun 2001.

Baca juga: Kompolnas Beberkan Temuan 37 Anggota dan Eks Anggota FPI Masuk Jaringan Terorisme

Ia juga memiliki kemampuan merakit Bom High Explosive, Senjata Api, dan kemampuan militer dalam melakukan tindakan terror. Sedangkan 21 lainnya yang diamankan di Lampung memiliki perannya masing-masing.

“Iya kami akan terbangkan 23 tersangka teroris ke Jakarta siang ini,” tegas Irjen Pol Argo Yuwono, Rabu (16/12/2020).

“Seluruhnya memiliki peran dan yang berpotensi dan berkontribusi dalam perencanaan tindak pidana teror di kemudian hari,” sambung Argo Yuwono.

Baca juga: Upaya Perlindungan Publik dari Ancaman Terorisme, BNPT Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional

Sosok Zulkarnaen

Terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI), Zulkarnaen (57) ternyata tak hanya berperan sebagai orang di balik yang menyembunyikan penerus dokter Azhari yaitu Upik Lawangan.

Kabag Penum Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan pelaku diketahui juga memiliki rentetan kegiatan terorisme selama hidupnya. Apalagi dia dikenal sebagai pimpinan Askari Markziah.

Baca juga: Upaya Perlindungan Publik dari Ancaman Terorisme, BNPT Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional

"Yang pertama adalah pimpinan askari markziah JI. Yang merupakan pelatih akademi militer di Afghanistan selama 7 tahun," kata Kombes Ahmad di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (15/12/2020).

Dijelaskan Ahmad, data dari tim Densus 88 mencatat Zulkarnaen pernah menjadi arsitek kerusuhan di Ambon, Ternate hingga Poso pada 1998 hingga 2000.

Baca juga: Buronan Terduga Teroris Kasus Bom Bali I Ditangkap Tanpa Perlawanan di Lampung Timur

Selain itu, dia juga dikenal sebagai otak dari peledakan kediaman duta besar Filipina di Menteng pada tanggal 1 Agustus 2000. Tak hanya itu, dia juga otak peledakan gereja serentak pada malam Natal tahun 2000.

"Pada 2001 kasus bom Bali 1, tahun 2002 kasus bom mariot, tahun 2003 kasus bom Kedubes Australia 2004. Kasus bom Bali 2 tahun 2005 yang saat ini sudah menjadi DPO selama 18 tahun," jelasnya.

Hingga saat ini, pelaku sudah diamankan oleh tim densus 88.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved