Transformasi BUMN, Menteri Erick Gandeng PBNU Bangun Pondasi Akhlak
Erick Thohir mengajak Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk mengisi kegiatan dan ceramah di berbagai masjid yang terdapat di seluruh perkantoran
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri BUMN, Erick Thohir mengajak Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk mengisi kegiatan dan ceramah di berbagai masjid yang terdapat di seluruh perkantoran BUMN.
Kolaborasi BUMN dengan PBNU tersebut menjadi spirit dari strategi kebudayaan yang dicanangkan Erick Thohir dengan pondasi Akhlak agar bisa menunjang transformasi di tubuh BUMN.
Akhlak merupakan akronim dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif sebagai core value pada perusahaan plat merah yang di mulai sejak awal Juli 2020.
Direktur Said Aqil Siroj (SAS) Institute M. Imdadun Rahmat menyambut baik rencana Menteri Erick yang mengajak peran aktif PBNU untuk mengisi ceramah dan kajian di berbagai masjid yang ada di lingkungan sejumlah perkantoran BUMN.
“Kita sambut positif tawaran dari Menteri Erick Thohir untuk kerja sama dengan PBNU, mengisi kajian-kajian keagamaan di lingkungan BUMN-BUMN,” ujar Imdad, Selasa (1/12/2020).
Menurutnya, perlu ada reorientasi dalam konten ceramah dan kajian yang perlu disinergikan dengan semangat kinerja di tubuh perusahaan negara tersebut.
Jika dulu konten dan kajian agama lebih diorientasikan kepada persoalan militansi agama, maka sudah harus dirubah kepada bagaimana diarahkan pada persoalan keilmuan.
“Pertama yang harus dilakukan adalah reorientasi dari pengajian-pengajian ini, kalau sebelumnya orientasi dari pengajian masjid-masjid di BUMN itu kepada militansi agama, yang lain-lain itu dinomor sekian kan, itu perlu diubah lebih ke bagaimana pengajian-pengajian keagamaan itu diarahkan kepada kedalaman ilmu,” ungkapnya.
Lanjut Imdad, kedua isi konten mengajak kepada ketaatan jamaah dalam beribadah, meningkatkan religiusitas, serta memaknai beragama lahir dan batin sebagai bentuk penyerahan total ibadah menuju ketaqwaan kepada Allah S.W.T
“Beribadah religiusitasnya ini perlu dikuatkan, memaknai beragama lahir batin itu sebagai penyerahan total ibadah, ketaqwaan kepada Allah itu harus diperkuat,” sambungnya.
Ketiga, Imdad menekankan mengenai perbaikan Akhlak, sebab menurut pengamatannya, pengajian-pengajian yang selama ini sudah berjalan sarat akan ujaran kebencian terhadap kelompok-kelompok yang berbeda, baik sesama umat Islam sendiri maupun yang berbeda agama.
“Kepada sesama muslim yang tidak sehaluan itu juga menjadi target kebencian dan juga agama lain, nah ini kan tidak mencerminkan akhlak yang sesungguhnya,” terangnya.
Selain konten yang perlu dirubah, lanjut Imdad, tentunya penceramah atau narasumbernya juga perlu ada penyegaran dengan tokoh atau ulama yang menyampaikan pesan sejuk, kedamaian dan keteduhan Islam sebagai agama rahmatalil alamin.
“Konten ini tidak akan berubah kalau yang memberikan orang-orang yang sama karena penceramah yang dihadirkan dan menjadi narasumber, menjadi guru ngaji, penceramah khotib itu memiliki ideologi tertentu yang tidak akan mungkin bisa berubah dalam waktu cepat,” jelasnya.