3 Nama Disebut-sebut Menguat Sebagai Calon Kapolri, Ini Penjelasan Istana
Moeldoko tak mau menjawab secara pasti ihawal nama-nama yang dianggap potensial sebagai calon Kapolri.
Neta mencontohkan Irwasum Agung Budi Maryoto.
Meski masa dinasnya masih lama, yakni 26 bulan lagi, mantan Kapolda Jawa Barat itu terkendala faktor angkatan yang lebih senior dari Kapolri Idham Aziz.
Agung lulusan Akpol 87 yang notabene merupakan senior dari Kapolri Idham Azis yang sebagai lulusan Akpol 88 A.
Kendala yang sama dihadapi Kalemdikpol Komjen Arief Sulistyanto.
Meski masa pensiunnya 3 tahun lagi, namun mantan Kapolda Kalbar, Deputi SDM, dan Kabareskrim itu senior Jenderal Idham Aziz di Akpol 87.
Di sisi lain ada ada perwira bintang tiga yang merupakan junior Jenderal Idham Aziz, namun masa dinasnya hanya sebentar lagi. Contohnya Ketua KPK Firli Bahuri.
Firli adalah alumnus Akpol 90, namun masa dinasnya tinggal setahun lagi.
Neta mengatakan, idealnya semua pati bintang tiga berpeluang menjadi Kapolri.
Namun, IPW melihat hanya empat atau lima pati berpeluang kuat masuk penjaringan Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) Polri untuk menjadi calon Kapolri.
"Nantinya akan dipilih dua nama untuk diserahkan kepada presiden. Presiden kemudian akan memilih satu nama untuk dilakukan uji kepatutan di Komisi III DPR," ujar Neta.
Dari pantauan lembaganya, Neta melihat bursa calon Kapolri saat ini makin riuh.
Masing-masing calon yang diunggulkan melakukan manuver dan berbagai aksi gerilya dengan cara masing-masing.
Mulai lobi-lobi tingkat tinggi, membuat berbagai kegiatan menyangkut kinerja unit kerjanya hingga event-event yang membuat si calon mendapat penghargaan.
Menurut dia, semua manuver itu ujung-ujungnya pencitraan agar si calon dilirik Presiden Jokowi yang punya hak prerogatif dalam memilih Kapolri pengganti Idham Azis.
Bagi kalangan internal Polri yang paham dengan manuver dan aksi gerilya tersebut, tingkah para bakal calon itu membuat kegelian sendiri di institusi kepolisian.