Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Presiden Jokowi Siap Jadi Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Covid-19, Ini Alasannya

Presiden Jokowi besedia jadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 demi numbuhkan rasa percaya masyarakat pada vaksin yang dihadirkan Pemerintah

Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat rapat terbatas di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (16/11/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan vaksin Virus Corona (Covid-19) akan tiba di Tanah Air akhir bulan November tahun 2020 ini.

Namun vaksin yang tiba akhir November itu tidak akan langsung diberikan kepada masyarakat.

Ada sejumlah tahapan yang membuat Pemerintah harus sangat berhati-hati dalam mengadakan vaksin Covid-19 bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Satu di antaranya vaksin perlu melalui sejumlah tahapan pengujian berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah di Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), sebelum diberikan kepada masyarakat.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam Talkshow Rossi Spesial yang tayang di Kompas TV, Senin (16/11) malam.

"Akhir November itu vaksinnya datang, bukan disuntikkan. Vaksin datang itu, sekali lagi, masih harus melalui tahapan-tahapan lagi, yaitu lewat Badan POM. Bukan datang langsung disuntikkan, kan tidak seperti itu," ucap Jokowi.

Baca juga: Belajar dari Thailand, Satgas: Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Kunci Utama Melawan Covid-19

Jokowi menjelaskan, waktu pengujian vaksin Covid-19 di Badan POM memakan waktu kurang lebih tiga minggu sampai satu bulan.

Diperkirakan vaksin itu baru bisa diberikan kepada masyarakat pada akhir
tahun 2020 atau awal tahun 2021.

Presiden kelahiran Surakarta 21 Juni 1961 itu mengatakan, Pemerintah Indonesia sangat
memperhatikan standar dan ketetapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai pengadaan vaksin.

Artinya, vaksin Covid-19 yang dibeli Pemerintah Indonesia harus masuk dalam list WHO.

"Saya sudah tekankan berkali-kali pada para menteri, vaksin yang kita beli harus masuk dalam list WHO, itu yang pertama," kata Jokowi.

Ketetapan dari WHO, golongan usia penerima vaksin Covid-19 adalah mereka yang berumur antara 18 - 59 tahun.

Standar WHO mengenai golongan usia penerima vaksin Covid-19 ini turut diterapkan
Pemerintah Indonesia.

Standar WHO benar-benar diperhatikan dalam mengadakan vaksin Covid-19 bagi masyarakat Indonesia karena Pemerintah tidak boleh tergesa-gesa dan terburu-buru.

Proses pengujian vaksin berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah harus benar-benar dijalankan.

Di samping itu, Jokowi kembali menekankan bahwa vaksinasi vaksin Covid-19 akan dilakukan akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021.

"Jadwalnya masih baik, masih on schedule. Perlu saya sampaikan,
kehati-hatian, tahapan-tahapan science (ilmiah) harus kita ikuti, tidak boleh yang namanya terburu-buru, tergesa-gesa, tidak boleh," kata Jokowi.

Baca juga: Bantah Pembiaran, Satgas Covid-19 Kab Bogor Sebut Acara Rizieq di Megamendung Tak Berizin

Jokowi mengungkapkan, Pemerintah sudah memiliki daftar golongan yang diprioritaskan untuk disuntik vaksin Covid-19 terlebih dahulu.

Prioritas penerima vaksin adalah mereka yang saat ini berada di garda terdepan berhadapan dengan pandemi.

Di antaranya; para dokter, perawat, TNI dan Polri.

Kemudian pelayan publik, aparatur sipil negara (ASN) di tempat-tempat pelayanan pada masyarakat, serta para guru yang mengajar di sekolah.

"Kita sudah punya list, siapa-siapa yang disuntik, di lokasi mana," jelas Jokowi.

Jokowi menyatakan siap bila dirinya harus menjadi orang pertama yang disuntikkan vaksin Covid-19.

Utamanya bila suntik pertama pada presiden bisa menumbuhkan rasa percaya masyarakat pada vaksin yang dihadirkan Pemerintah.

"Kalau nanti diputuskan bahwa nanti yang pertama disuntik presiden saya siap. Simbol kepercayaan, kalau presiden sudah disuntik maka kemudian rakyat tahu bahwa (vaksin) ini dapat dipercaya," ucap Jokowi.

"Kalau saya sudah ditentukan oleh tim, bahwa Presiden yang pertama disuntik vaksin, maka saya siap," imbuh dia.

Baca juga: Presiden Jokowi Tinjau Tempat Simulasi Vaksinasi di Bogor

Jokowi berharap masyarakat tidak salah menilai bila dirinya jadi orang pertama yang disuntikkan vaksin Covid-19.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, harus dijelaskan bahwa presiden yang
pertama disuntik untuk menunjukkan trust, bukan mau sehat duluan.

"Tetapi ketika presiden yang pertama disuntik vaksin, jangan kemudian masyarakat menilai, 'enak sekali presiden yang pertama, harusnya rakyat dulu.' Jangan seperti itu," kata Jokowi.

"Jangan ada seperti itu. Terserah tim, kalau tim menyampaikan presiden yang pertama disuntik vaksin, saya siap," pungkas dia.

Tak Ada Satu Negara Pun yang Bisa Dijadikan Model Penanganan Covid-19

Jokowi mengungkapkan, strategi penangangan pandemi Covid-19 oleh Pemerintah Indonesia selalu berubah-ubah.

Setiap minggu Pemerintah selalu melakukan evaluasi dan melakukan perubahan
strategi.

Perubahan strategi diperlukan sebagai cara untuk melakukan penyesuaian terhadap dampak yang bersifat dinamis dalam upaya penanganan Covid-19.

"Menyesuaikan, kita menyesuaikan dari pengalaman sebelumnya yang kita miliki. Dari bulan pertama, kedua, ketiga, selalu kita evaluasi. Kita setiap minggu kita evaluasi, sehingga kita menyesuaikan," ucap Jokowi.

Baca juga: Pimpinan DPR: Indonesia Bisa Bertahan di Tengah Covid-19

Jokowi mencontohkan, strategi awal Pemerintah Indonesia menangani pandemi adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tingkat provinsi.

Setelah melakukan evaluasi, ternyata PSBB dinilai tidak efektif memutus rantai penularan Covid-19.

"Sekarang harus sudah masuk ke intervensi berbasis lokal, berbasis mikro, kita masuk ke sana. Artinya lebih efektif mini lockdown di wilayah-wilayah RT, Kelurahan, atau RW. Strategi seperti ini selalu berubah," kata Jokowi.

Jokowi menjelaskan, perubahan strategi penangangan pandemi Covid-19 berubah-ubah lantaran tidak ada satu pun negara di dunia yang bisa dijadikan model yang baik. "Tidak ada satu negara pun yang bisa dijadikan model (penanganan Covid-19) yang baik itu yang seperti apa," ujar Jokowi.

Alasannya tak lain Covid-19 adalah virus baru. Tidak ada satu pun negara di dunia yang berpengalaman berhadapan dengan Covid-19."Tidak ada satu negara pun yang bisa jadikan model, yang paling baik negara mana. Jadi bisa dikatakan, kalau boleh saya mengatakan, semua negara ini tidak siap menghadapi. Termasuk negara-negara besar dan negara maju," pungkas Jokowi. (tribun network/genik)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved