Selasa, 30 September 2025

KKSB Jadikan Masyarakat Sipil Sebagai Tameng Hidup Saat Serang Pos Koramil di Intan Jaya

Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) menjadikan masyarakat sipil sebagai tameng hidup ketika melakukan serangan ke Pos Koramil di Papua.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
TRIBUN/HO
Ilustrasi: Petugas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) penembakan karyawan Freeport di Kantor PTFI, di Kuala Kencana, Timika, Papua, Selasa (31/3/2020). Tiga Karyawan PT Freeport Indonesia menjadi korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kuala Kencana, Timika, Papua, pada Senin 30 Maret 2020. TRIBUNNEWS/HO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) menjadikan masyarakat sipil sebagai tameng hidup ketika melakukan serangan ke Pos Koramil Persiapan Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Minggu (11/10/2020).

Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan serangan tersebut terjadi pukul 13.00 WIT.

"Terlihat jelas melalui teropong SPR-2 (Senapan Penembak Runduk) ada beberapa orang masyarakat di bawah tekanan KKSB harus tunduk pada perintahnya untuk ikut bergerak mendekati posisi Koramil, dengan harapan bila ada korban maka TNI akan diberitakan menembak masyarakat," kata Suriastawa dalam keterangannya, Minggu (11/10/2020).

Baca: Anggota Komisi 1 Berharap Aparat dan Kelompok Sipil Bersenjata di Papua Gencatan Senjata

Melihat situasi tersebut, kata Suriastawa, personel TNI hanya memberikan tembakan peringatan tanpa membidik mereka.

Harapannya dengan tembakan tersebut, masyarakat yang berada di bawah tekanan KKSB menjauh dari lokasi sehingga terlihat jelas mana KKSB dan mana masyarakat.

Sampai pukul 15.30 WIT, kata Suriastawa, tidak terdengar lagi suara tembakan dari pihak KKSB yang berada di ketinggian Kampung Balamay.

Baca: Presiden Bentuk Tim Koordinasi Terpadu Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Papua dan Papua Barat

Masyarakat yang di bawah tekanan KKSB tersebut, kata Suriastawa, juga bergerak menjauh dari Koramil Persiapan tersebut.

"Akibat kejadian tidak ada mengalami kerugian personel, dengan kejadian ini kita mengharapkan agar KKSB menghentikan metode tameng hidupnya dalam melakukan aksinya," kata Suriastawa.

Ia juga menjelaskan Koramil Persiapan Hitadipa disiapkan untuk membantu percepatan pembangunan di wilayah Hitadipa.

"Bila KKSB terus mengganggu ketertiban dan keamanan di Hitadipa, secara tidak langsung akan menghambat kemajuan masyarakat di wilayah Hitadipa karena harus selalu siaga untuk mangantisipasi aksi gangguan susulan KKSB," kata Suriastawa.

Gencatan senjata

Anggota Komisi I DPR RI Bidang Pertananan, Yan Permenas Mandenas berharap aparat penegak hukum dengan kelompok sipil bersenjata di Papua melalukan gencatan sejata.

Pernyataan Yan tersebut terkait dengan penembakan anggota TGPF di Kabupaten Intan Jaya Papua

“Intan Jaya harus kembali kondusif. Tidak boleh ada aksi balas dendam. Lihat sudah ada masyarakat menjadi korban, bahkan hamba Tuhan serta prajurit TNI. Kedepan siapa lagi yang dijadikan korban,” kata dia, Sabtu, (10/10/2020).

Untuk diketahui, dua orang dalam Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya dilaporkan dihadang kelompok sipil bersenjatan dalam perjalanan pulang dari Distrik Hitadipa menuju Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya, Jumat (09/10/2020). 

Selain menghadang kelompok sipil bersenjata juga melakukan penembakan terhadap tim TGPF, akibatnya dua orang terluka yakni prajurit Satgas Apter Hitadipa, Sertu Akbar mengalami luka tembak di pinggang dan kedua anggota Tim TGPF yakni Dosen UGM Bambang Purwako, mengalami luka tembak di pergelangan kaki kiri dan tangan kiri. 

Yan meminta kelompok TPN-OPM yang bermarkas di Kabupaten Intan Jaya, Papua, menghentikan kekerasan, yang berujung jatuhnya korban jiwa. 

Ia berharap agar kelompok TPN OPM yang mengklaim perbuatan mereka atas nama perjuangan, lebih mengedepankan ruang-ruang dialog ketimbang aksi kekerasan yang telah mengakibatkan masyarakat menjadi korban. 

Baca: Rombongan TGPF Ditembaki, Anggota Komisi I DPR Desak TPN-OPM Hentikan Kekerasan di Intan Jaya Papua

“Saya tidak ingin menyudutkan siapa pun. Tapi jangan jadikan masyarakat sebagai korban. Hentikan kekerasan. Ada ruang dialog yang bisa digunakan, ketimbang aksi tembak menembak antara kelompok masyarakat bersenjata (red,) dengan aparat TNI dan Polri,” ungkapnya.

Anggota Fraksi Gerindra ini mengklaim terus memantau dan berdiskusi dengan rekan-rekannya di Komisi I DPR RI, mengenai apa yang terjadi di Papua khususnya di Kabupaten Intan Jaya

“Tadi, kita juga kaget mendengar dua orang rombongan dari tim pencari fakta bentukan Menkopolhukan terkena tembakan. Ini harusnya tidak terjadi. Apalagi salah seorang tim merupakan dosen UGM. Kita berharap keduanya lekas sembuh dan permasalahan di Intan Jaya segera terselesaikan,” ungkap Yan.

Ia juga menyoroti kinerja aparat penegak hukum yang ada di Papua, terlebih khusus di satuan Intelejen. Hal itu dikatakannya lantaran adanya gangguan terhadap tim pencari fakta tewasnya seorang hamba Tuhan Alm. Pdt. Yeremia Zanambani. 

“Kalau Intelejen kita bagus. Harusnya tim pencari fakta tidak ada yang tertembak. Artinya kalau di lokasi kejadian masih rawan, aparat bisa mengingatkan kepada tim untuk berhati-hati atau menunda melakukan tugas mereka, sampai kondisi disana stabil,” pungkasnya. 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved