Penanganan Covid
Tiga Cakada Meninggal Akibat Covid-19, Sekjen PAN : Perlu Disiplin 3M, Tak Paksa Kondisi Tubuh
Tiga cakada meninggal karena Covid-19, para cakada diminta terapkan protokol kesehatan, jaga kebugaran tubuh dan kondisi fisik.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga calon kepala daerah Pilkada Serentak 2020 diketahui meninggal dunia dalam beberapa waktu terakhir akibat virus corona atau Covid-19.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menegaskan tahapan-tahapan dalam pilkada harus dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Tentu dari awal saya sudah mengatakan bahwa pilkada harus dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Karena bagaimana pun juga kita harus menghindari adanya kerumunan ramai pada saat sosialisasi Pilkada," ujar Eddy, ketika ditemui Tribunnews.com, di ruang kerjanya, Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/10/2020).
Eddy mengingatkan dalam tahapan pilkada ada sesuatu yang tidak bisa dicegah yakni kandidat atau para cakada berkunjung dari satu tempat ke tempat lain.
Meski mungkin tak menimbulkan kerumunan, namun para cakada tetap berpotensi tertular dan menularkan Covid-19.
Karenanya, dia meminta baik cakada dan masyarakat sama-sama mematuhi protokol kesehatan.
Baca: Puluhan Ribu APD Kembali Disalurkan untuk Penanganan Pasien Covid-19
Selain patuh terhadap protokol kesehatan, Eddy menekankan para cakada untuk menjaga kebugaran tubuh atau kondisi fisiknya.
Jangan sampai mereka memaksakan kondisi tubuhnya di tengah pandemi Covid-19.
"Selain ekstra hati-hati dan benar-benar berdisiplin, harus juga istirahat yang cukup, makan yang cukup, vitaminnya cukup. Jangan memaksakan, karena kondisinya saat ini sekarang sangat sulit dari aspek pandemi kesehatan, sehingga yang bersangkutan harus betul-betul punya fisik yang kuat," kata dia.
"Karena itu kami imbau, selain protokol kesehatan ditaati, jangan memaksakan diri melampaui batas fisik yang bisa diemban masing-masing," imbuhnya.
Baca: Kemlu: 97 WNI di Arab Saudi Meninggal Dunia karena Covid-19
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI itu juga mengimbau semua pihak tak menyalahkan pemerintah karena gagal menahan laju penyebaran Covid-19.
Menurutnya tanggung jawab penyebaran Covid-19 juga berada di tangan semua pihak, satu di antaranya masyarakat.
Maka, Eddy menekankan pentingnya melakukan 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak). Pemerintah sendiri lewat Satgas Covid-19 saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan 3M.
Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan supaya masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia. Pelaksanaan 3M harus dijalankan secara ketat.
"Tanggung jawab juga ada di kita, di masyarakat. Kita perlu disiplin, perlu menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan. Menjaga kebersihan merupakan tanggung jawab kita bersama," jelasnya.
"Karena kalau kita tidak bertanggung jawab pada diri kita, artinya kita tidak bertanggung jawab terhadap keluarga kita sendiri, terhadap lingkungan kita. Inilah tanggung jawab yang harus kita emban, jangan sampai kita lalai atau abai dalam menerapkan protokol kesehatan," pungkas Eddy.
Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
Baca: Bantuan Pesantren Pandemi Covid-19 Tahap II Cair Hari ini, Cek Pengumuman Penerimanya di sini
Sebelumnya diberitakan, penyebaran virus corona (covid-19) di Indonesia masih tinggi, di mana hingga saat ini jumlah korban meninggal sebanyak 11.055, per 3 Oktober 2020.
Tak pandang bulu, berbagai kalangan pun menjadi korban covid-19, termasuk kandidat calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada Serentak 2020.
Berikut tiga calon kepala daerah yang meninggal dunia sebelum pesta demokrasi berlangsung, dan telah terkonfirmasi positif covid-19.
1. Calon Bupati Berau Petahana H Muharram
H Muharram yang merupakan calon Bupati Berau petahana dalam Pilkada Serentak 2020 meninggal dunia setelah dinyatakan positif Covid-19.
Almarhum meninggal pada Selasa 22 September 2020 sekira pukul 16.45 Wita.
Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo mengatakn selain positif Covid-19 kondisi almarhum juga diperparah dengan penyakit jantung dan diabetes.
“Beliau meninggal gagal napas karena Covid-19,” ungkap Wakil Bupati Berau, dilansir dari Kompas.com.
Sebelumnya almarhum sudah menjalani perawatan di RS Pertamina sejak 13 hari.
Selama di rawat tersebut kondisinya tidak stabil.
Sementara itu dilansir dari TribunKaltim.com, diketahui istri almarhum Muharram yakni Sri Juniarsih menjadi pengganti almarhum dalam Pilkada Berau 2020.
Dirinya diusung sebagai calon Bupati berpasangan dengan H Gamalis.
Hal tersebut pun dibenarkan oleh Sekretaris DPW PKS Kaltim, Arif Kurniawan.
"Tadi malam kami rapat merespon dinamika dilapangan lalu kami juga konsultasi dengan pengurus DPP pusat dan memutuskan mengusung Sri Juniarsih," jelas Arif Kurniawan, Jumat (25/9/2020)
Baca: Adi Darma, Cakada Kedua di Kaltim yang Meninggal Akibat Corona, Calon Lainnya dari Majene dan Halsel
2. Calon Wali Kota Bontang Adi Darma
Masih dari daerah Kalimantan Timur, kini Calon Wali Kota Bontang Adi Darma meninggal dunia lantaran positif Covid-19.
Adi dinyatakan positif Covid-19 sejak Jumat 25 September 2020 dan meninggal pada Kamis 1 Oktober 2020.
Almarhum meninggal saat sedang menjalani perawatan positif Covid-19 di RSUD Taman Husada Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Dilansir dari Kompas.com, sehari sebelum dinyatakan positif Covid-19, Adi Darma bersama pasangannya Basri Rase mestinya mengikuti pencabutan nomor urut paslon di KPU Bontang.
Karena sakit, saat itu Adi Darma tidak hadir, hingga akhirnya dikabarkan meninggal dunia.
Diketahui, Adi Darma merupakan mantan Wali Kota Bontang periode 2011-2016.
Adi kembali mencalonkan diri sebagai Wali Kota Bontang berpasangan dengan Basri Rase pada Pilkada serentak 2020.
Keduanya diusung PDI-P dengan 2 kursi dan PKB 3 kursi di DPRD Bontang.
Baca: Bupati Bangka Tengah Ibnu Saleh yang Juga Calon Bupati Petahana Meninggal, Bagaimana Nasib Pilkada?
3. Calon Bupati Bangka Tengah Petahana Ibnu Saleh
Terbaru kabar duka datang dari Kepulauan Bangka Belitung.
Hari Minggu (4/10/2020), Bupati Bangka Tengah Ibnu Saleh meninggal dunia pada usia 58 tahun di Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT), Kepulauan Bangka Belitung, sekira pukul 03.17 WIB.
Dilansir dari Kompas.com, Ibnu dirawat di RSBT sejak 27 September 2020.
Pada pemeriksaan awal, hasil tes swab dinyatakan negatif, namun uji swab kedua hasilnya positif Covid-19.
Ketika itu Ibnu Saleh merasakan demam dan sesak napas.
Seperti diketahui almarhum merupakan kandidat petahana bupati di Pilkada Bangka Tengah 2020.
Ibnu Saleh berpasangan dengan Herry Elfian yang kini juga sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Pasangan tersebut diusung koalisi yang terdiri dari Partai Nasdem, Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Kemudian ada partai non-parlemen, yakni Hanura, Perindo, PKPI dan Berkarya.