Senin, 6 Oktober 2025

Kisah Perjalanan Letda Ajeng Menjadi Penerbang Pesawat Tempur Pertama di Indonesia

Kini, Letda Ajeng pun dijuluki sebagai 'Captain Marvel' Indonesia. Menariknya, Letda Ajeng sendiri mengaku belum pernah menonton film tersebut.

TRIBUN/HO
Pilot pesawat tempur wanita Letda Pnb Ajeng Tresna Dwi Wijayanti difoto di Lanud Iswahjudi, Magetan di Jawa Timur. Ajeng Tresna adalah penerbang pesawat tempur atau fighter perempuan pertama dari TNI Angkatan Udara (AU), yang bertugas di Skadron Udara 15 Wing Udara 3 Lanud Iswahjudi. TRIBUNNEWS/HO 

Sebagai KSAU, Yuyu mengaku sama sekali tidak melakukan intervensi untuk
menjadikan Ajeng lulus dari Sekbang.

Mantan Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau) I itu menyebutkan, penjurusan di Sekbang dilaksanakan berdasarkan hasil prestasi seseorang.

”Saya biarkan apa adanya sesuai peraturan dan ketentuan pendidikan di Sekbang. Dan pada akhirnya dari Sekbang memutuskan satu orang untuk bisa diteruskan ke jurusan (penerbang) tersebut," jelasnya.

Ajeng dinilainya memiliki prestasi yang baik selama menempuh pendidikannya.

Bahkan, di berbagai kelas kemampuan yang diikuti peserta didik, Ajeng bisa menduduki posisi pertama dari seluruh angkatannya.

Seperti melakukan latihan manuver yang mendukung jurusan tempur, seperti aerobatik, formasi dan lainnya juga di atas rata-rata.

"Ini artinya Letda Pnb Ajeng memiliki kemampuan sebagai penerbang tempur," kata
Yuyu.

Selain itu, ia mengungkapkan Letda Ajeng memiliki prestasi yang baik selama
menempuh pendidikannya.

Bahkan, di berbagai kelas kemampuan yang diikuti peserta didik, Letda Ajeng bisa menduduki posisi pertama dari seluruh angkatannya.

"Demikian juga kesamaptaannya, attitude, kepribadiannya dan sebagainya semua termasuk psikologi. Dan Letda Ajeng dari keseluruhan ranking ke-6 dan kemudian yang bersangkutan sangat berminat untuk masuk ke penerbang tempur, didukung dengan psikologi tadi. Sehingga tak ada salahnya yang bersangkutan dimasukkan ke jurusan penerbang tempur," kata Yuyu.

"Barangkali ada yang bertanya bagaimana seorang penerbang tempur dari wanita, yang mohon maaf memiliki beberapa keterbatasan. Tetapi perlu diketahui negara lain sudah lebih dulu mereka memiliki penerbang tempur perempuan, sehingga tak ada salahnya selain kita menghormati kesetaraaan gender, kita memberikan kesempatan kepada wanita jadi penerbang TNI AU kita," ujarnya.

Yuyu pun berharap dengan melihat perjalanan pendidikannya di Sekbang, Ajeng bisa
menunjukkan kemampuannya sebagai penerbang tempur TNI AU dalam menjaga langit Indonesia.

"Saya mohon doa restu mudah-mudahan semua berjalan dengan lancar dan bisa membanggakan kita semua," ujar Yuyu.

Perempuan pertama dilantik sebagai penerbang pesawat tempur TNI AU di Indonesia, Letda Pnb Ajeng Tresna Dwi Wijayanti.(DOKUMENTASI TNI AU)
Perempuan pertama dilantik sebagai penerbang pesawat tempur TNI AU di Indonesia, Letda Pnb Ajeng Tresna Dwi Wijayanti.(DOKUMENTASI TNI AU) (Via Kompas.com)

Seusai dilantik, Ajeng akan memulai pengabdiannya di Skuadron Udara 15 Wing Udara 3 Lanud Iswahjudi Magetan, Jawa Timur, yang mengoperasikan pesawat tempur T50i Golden Eagle. T50i Golden Eagle merupakan pesawat latih supersonik pabrikan Korea Aerospace Industry (KAI), Korea Selatan. Pesawat ini dipesan Kementerian Pertahanan dan diserahkan kepada TNI AU sejak 2014 untuk menggantikan Hawk Mk 53 buatan Inggris.

Di Indonesia, pesawat tempur T-50i Golden Eagle berjumlah satu skadron, yakni 16 unit.Semuanya ditempatkan di Lanud Iswahjudi Madiun. “Pesawat tempur ini digunakan untuk mendidik para penerbang tempur yang akan masuk ke dalam kegiatan operasional. Dan, setelahnya lulus maka kita akan kirim ke skadron operasional untuk mengawaki pesawat yang lain seperti F-16 dan Sukhoi,” jelasnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved