Kondisi Keamanan Negara Menurun Saat Covid-19, Publik Idamkan Tentara Jadi Pemimpin Nasional
Berdasarkan hasil jajak pendapat yang digagas SMRC menunjukkan 52 persen warga menilai kondisi keamanan baik atau sangat baik di masa pandemi Covid-19
TNI Pemimpin Nasional
Dalam survei SMRC ditemukan juga peningkatan kepercayaan masyarakat kepada TNI atau tentara aktif untuk dapat menjadi pemimpin nasional, khususnya terkait penanganan Covid-19.
Menurut Saiful, sebelum Covid-19 ada 24 persen masyarakat yang setuju dengan kepemimpinan TNI atau tentara aktif bukan purnawirawan di level nasional.
Namun, angka itu meningkat setelah terjadi pandemi Covid-19.
Baca: Survei SMRC: Publik Nilai Kondisi Keamanan Sejak Covid-19 Alami Penurunan
"Ada sekitar 31 persen yang setuju tentara aktif sebaiknya memimpin pemerintahan kita, ada kenaikan sekitar 7 persen dibanding sebelum Covid-19," kata Saiful Mujani.
Dia kemudian memperlihatkan survei yang dilakukan 5 sampai 9 April 2019, sebelum terjadi pandemi Covid-19.
Saat itu, terdapat 2,3 persen yang sangat setuju pelibatan tentara dalam kepemimpinan nasional.
Sementara, 21,8 persen setuju dan 53,0 persen tidak setuju dengan pelibatan tentara dalam kepemimpinan nasional.
Baca: Survei SMRC: Mayoritas Masyarakat Terbebani Biaya Internet dalam Pembelajaran Online
Sisanya, 10.6 persen sangat tidak setuju, sedangkan yang tidak mengerti atau tidak jawab
sekitar 12.3 persen.
Namun, pada survei terakhir dilakukan pada 12 sampai 15 Agustus 2020 tingkat kepercayaan masyarakat meningkat. Ada 2,3 persen yang sangat percaya dengan kepemimpinan tentara aktif, lalu yang setuju sekitar 28,9 persen.
Kemudian, 49,1 persen tidak setuju, lalu 10,3 responden sangat tidak setuju, dan 9,4 persen
responden tidak menjawab.
"Walaupun mayoritas masyarakat masih menolak kepemimpinan tentara di level nasional lebih dari 50, namun ada gejala Covid-19 ini menaikkan tingkat toleransi kepada kepemimpinan tentara," tutur dia.
Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) juga menunjukkan mayoritas masyarakat merasa puas terhadap jalannya demokrasi di Indonesia di masa Covid-19.
"Hasilnya 67 persen yang menyatakan sangat puas atau cukup puas dengan jalannya demokrasi," ujarnya.