Sabtu, 4 Oktober 2025

Ara dan Hasto Puji Yenny Wahid Sebagai Pancasialis Sejati

Yenny hadir dalam acara yang digelar secara virtual ini dan bertindak sebagai Keynote Speaker.

Editor: Hasanudin Aco
ist
Yenny Wahid pada acara TMP Award 2020. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puteri KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang saat ini memimpin The Wahid Institute, Yenny Wahid, merupakan seorang Pancasialis sejati. 

Ke-Indonesiaan Yenny Wahid pun tak perlu diragukan lagi.

Demikian disampaikan Ketua Umum DPP Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait dalam acara malam anugerah TMP Award 2020, Selasa (18/8/2020) malam.

Yenny hadir dalam acara yang digelar secara virtual ini dan bertindak sebagai Keynote Speaker. 

"Mbak Yenny ini seorang figur yang tidak diragukan lagi dalam Pancasila dan keindonesiannya, intelektualitas dan ingeritasnya," kata Ara, demikian ia disapa.

(Kiri ke kanan) Nico Siahaan, Yenny Wahid, dan Maruarar Sirait pada TMP Award 2020.
(Kiri ke kanan) Nico Siahaan, Yenny Wahid, dan Maruarar Sirait pada TMP Award 2020. (ist)

Maruarar  berterima kasih atas kehadiran Yenny Wahid

Maruarar juga mengatakan bahwa orang tuanya Sabam Sirait bersahabat baik dengan orang tua Yenny Wahid.

"Dalam acara buka bersama TMP, kita pernah undang tidak generasi hadir, yaitu Ibu Shinta Nuriyah, Yenny Wahid dan anak-anak Yenny Wahid," ungkap Maruarar.

Apresiasi untuk Yenny juga disampaikan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang membuka acara. 

Kata Hasto, Yenny ini sosok perempuan luar biasa yang punya prinsip dan terus membela kebenaran di jalan Pancasila.

"Mbak Yenny ini termasuk tokoh yang membela pluralisme dan kebhinekaan sebagai bagaian dari identitas keanekaragaman kita yang yang luara biasa. Sosok yang memberikan pencerahan dan terus mencerdaskan kehidupan bansga," ungkap Hasto.

Baca: Maruarar Sirait: Lima Penerima TMP Award 2020 Teruji dengan Dewan Juri yang Berintegritas

Sementara Yenny mengatakan bahwa TMP merupakan organisasi dan tempat untuk melahirkan para pemimpin bangsa. Yenny menjelaskan bahwa ada dua tipe kepemimpinan, yairu formal dan Informal. 

Pemimpin formal adalah mereka seperti Presiden, Gubernur hingga kepala desa yang diberikan mandat oleh rakyat untuk membuat kebijakan yang berdampak pada kebaikan masyakarat

Sementara pemimpin informal adalah mereka yang tidak menduduki jabatan strategis namun berpengaruh besar dalam kehidupan masyarakat. Mereka adalah  pemimpin agama, aktivis, influencer dan lain-lain.

"Kita berharap banyak pda TMP untuk terus melahirkan para leader, baik formal maupun informal," ungkap Yenny.

Yenny Wahid mengatakan bahwa TMP telah banyak berkontribusi bagi bangsa dan negara. 

Dan TMP Award menjadi sarana yang sangat menginspirasi serta menjadi sebuah tenpat berefleksi untuk memberikan kontribusi dan kebermanfaat bagi bangsa dan masyarakat.

"Saya percaya semuaa kita punya sesuatu untuk diberikan di tengah kesibukan dalam mengejar banyak hal yang belum tentu esensial dalam tujuan hidup," jelas Yenny.

Sebagai bangsa dan negara yang telah merdeka 75 tahun, Yenny menilai bahwa telah banyak punya prestasi besar yang telah dicapai Indonesia. 

Misalnya sekarang angka harapan hidup orang Indonesia semakin tinggi dan baik. Pun demikian kualitas hidup orang Indonesia juga naik dari 0,5 persen menjadi 0,7 persen dan masuk dalam kategori kualitas hidup yang tinggi.

"Namun tentu saja masih banyak tantangan sosial, ekmomi, politik, kebangsaan, lingkungana hidup dan lain sebagainya. Sebagai bangsa sudah saatnya refleksi utnuk terus berbenah Kita tak bisa hanya bisa bergantung pada orang lain," jelas Yenny Wahid.

Dalam hal kepemimpinan non-formal, Maruarar ingat bagaimana saat membongkar kasus Century, ia dam teman-teman DPR lintas partai mendatangi Gus Dur di kantor PBNU. 

Saat itu Gus Dur bertanya mengapa minta dukungannya sementara ia bukan lagi Presiden dan bukan lagi Ketum PBNU. 

"Namun saya katakan, betul Gus Dur bukan Presiden, Betul Gus Dur bukan Ketum PBNU lagi, tapi Gus Dur adalah pemimpin yang berintegritas dan dipercaya oleh rakyat," jelas Maruarar.

Sekjen DPP Perjuangan Hasto Kristiyanto saat menyampaikan sambutan dalam acara TMP Award 2020, Selasa (18/8/2020) malam.
Sekjen DPP Perjuangan Hasto Kristiyanto saat menyampaikan sambutan dalam acara TMP Award 2020, Selasa (18/8/2020) malam. (ist)

Sementara itu, dalam TMP Award ini adalah lima penerima penghargaan. Mereka adalah Bayu Setyo Nugroho untuk kateori pegiat desa; Swietenia  Puspa Lestari untuk kategori lingkungan hidup; almarhum Didi Kempot untuk kategori seni dan budaya; Lalu Muhammad Zohri untuk kategori olahraga; serta Muhammad Alfatih Timur untuk kategori kreatif socialpreneur. 

Diketuai Restu Hapsari, ada 10 dewan juri dalam TMP Award 2020 ini. 

Mereka adalah Grandmaster catur internasional Utut Adianto dan peraih medali emas SEA Games Richard Sambera; Kepala Badan Kebudayaan Nasional PDI Perjuangan Aria Bima dan penyanyi legendaris Indonesia Edo Kondologit untuk kategori seni dan budaya serta mantan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Sonny Keraf dan aktivis lingkungan hidup di Borneo Institute Yanedi Jagau untuk kategori Lingkungan Hidup.

Selain itu ada pegiat ekonomi kerakyatan Mindo Sianipar dan pengusaha muda yang kemudian menjadi Anggota DPR RI Charles Honoris untuk katagori social-kreatifpreneur; serta terakhir politisi yang banyak mendampingi pembangunan desa Arif Wibowo serta Budiman Sudjatmiko yang sekarang menggawangi Inovator 4.0 yang banyak bergerak untuk kemajuan desa untuk ketegori pegiat desa.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved