Sabtu, 4 Oktober 2025

Rayakan Hari Kemerdekaan di Tengah Pandemi, Politikus PKS: Jadi Momentum Bangkit dari Krisis

Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah menjadikan peringatan 75 tahun kemerdekaan Indonesia sebagai momentum bangkit dari krisis.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Sanusi
WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
LOMBA HUT RI - Warga Rt 09/02 Desa Mekarsari, Rajeg, Kabupaten Tangerang, mengikuti ajang perlombaan yang digelar untuk memeriahkan perayaan HUT ke-75 RI, Senin (17/8/2020). Untuk menghindari kerumunan, lomba diadakan di setiap blok perumahan, dengan jumlah peserta yang terbatas. WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah menjadikan peringatan 75 tahun kemerdekaan Indonesia sebagai momentum bangkit dari krisis.

"Jadilah the true leader, pengayom dan pembimbing rakyat keluar dari cengkeraman pandemi Covid-19,” katanya kepada wartawan, Selasa (18/8/2020).

Baca: ASN Berlutut Sambil Menangis di Hadapan Bupati Aceh Utara, Minta Istrinya Diangkat Jadi Honorer

Baca: Dirgahayu Indonesia ke-75, Ganjar Undang Veteran ke Podium

Menurut Netty, saat ini bangsa Indonesia sedang menuju krisis multidimensi yang meliputi krisis ekonomi, kesehatan, keamanan, budaya dan kepemimpinan.

"Jika kita ingin keluar dari krisis, maka kita membutuhkan pemimpin yang memiliki magnet untuk menyatukan energi potensial rakyat menjadi energi kinetik kebangkitan, bersatu melawan pandemi Covid-19. Dengan begitu, Indonesia maju tidak hanya angan-angan," ujarnya

Netty juga mengatakan HUT ke-75 RI harus dimaknai sebagai upaya membebaskan bangsa dari segala jenis penjajahan.

"Dulu para pahlawan berperang untuk memerdekakan bangsa, jangan sampai saat ini, secara sadar atau pun tidak, kita justru dijajah bangsa lain dengan cara dan model yang berbeda," ucapnya.

Netty berpendapat, satu di antara faktor yang dapat membuat kita lemah adalah ketidakmampuan menentukan arah bangsa sendiri dan selalu mengekor pada kepentingan asing.

"Jika ini terjadi, maka anak cucu kita akan mewarisi negara yang lemah yang dengan mudah dikendalikan oleh kepentingan-kepentingan bangsa lain," ujarnya.

Oleh karena itu, Netty mengingatkan pemerintah agar selalu hadir di tengah masyarakat dan menyelesaikan problem yang menjadi tanggung jawab negara.

"75 tahun merdeka bisa jadi belum bermakna apa-apa saat rakyat sebagai pemilik sah negeri ini masih didera kemiskinan, kebodohan dan kesengsaraan," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved