Senin, 6 Oktober 2025

HUT Kemerdekaan RI

Kisah Pejuang Asal Purwakarta, Kena Tembak Tentara Belanda di Punggung, Tangan, Kaki dan Kepala

Darah segar terus menutupi wajahnya dan menahan sakit, ia hanya bisa tergeletak di perkebunan karet di Kalijati Subang

Editor: Eko Sutriyanto
ist
Dedi Mulyadi dan Abah Emang, pejuang kemerdekaan 

Laporan Wartawan Tribun Jabar Ichsan

TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Tahun depan usaianya menginjak satu abad, tubuh Abah Emang masih tetap tegap.

Senyum ramah terpancar dari wajah Abah Emang, seorang pejuang kemerdekaan RI.

Di balik badannya yang masih kekar meski sudah termakan usia  di sekujur tubuh pria lima anak ini ada delapan luka bekas tembakan peluru dari para tentara Belanda.

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menemui Abah Emang di rumahnya yang sangat sederhana di Cirangkong, Purwakarta, Sabtu (15/8/2020).

Sambil duduk di kursi kayu, Abah Emang kembali mengingat dirinya saat berjuang ketika agresi militer Belanda II.

Di depan Dedi Mulyadi, dia bercerita menjadi tentara Republik Indonesia (TRI).

Saat itu, pangkat Abah Emang masih Pratu.

Ia bertugas di Batalyon 1 Resimen 7 Purwakarta, atau masuk dalam pertahanan TRI wilayah Bandung.

Tepatnya pada tahun 1948 atau 3 tahun seusai kemerdekaan, agresi militer kedua pecah, Abah Emang bersama puluhan tentara lain terlibat baku tembak dengan pasukan Belanda di perkebunan karet di Kalijati, Subang, Jawa Barat.

Baca: Kasus Covid-19 Melonjak di Purwakarta, Ada Satu Desa yang Harus Diisolasi, Pemerintah Beri Makanan

Ternyata, yang gugur dalam pertempuran itu tidak hanya tiga kawan Abah Emang tetapi satu kompi tertembus timah panas Belanda.

Bahkan Abah Emang sendiri tertembus 8 tembakan di punggung, tangan, kaki termasuk kepala.

Beruntung peluru mengenai kepalanya tidak separah yang didapatkan pada kaki kirinya.

Dengan delapan peluru yang bersarang di tubuhnya, saat itu Abah hanya pasrah kepada Tuhan.

Darah segar terus menutupi wajahnya.

Dengan menahan sakit, ia hanya bisa tergeletak di perkebunan karet di Kalijati Subang.

Doanya terkabul, ketika itu ada dua perempuan melintas, dengan suara paraunya dia berteriak meminta tolong.

Bahkan meminta kedua perempuan tersebut untuk membawakan air minum dan menutup wajahnya dengan dedaunan.

Baca: Mantan PM Malaysia Mahathir Mohammad Dirikan Partai Pejuang untuk Perangi Korupsi

Awalnya kedua perempuan itu ketakutan apalagi dengan kondisi Abah Emang yang bersimbah darah, kedua perempuan tersebut memberi air yang dibawa dengan daun pisang.

Setelah meminum air itu, Abah Emang minta wajahnya ditutupi daun dengan alasan supaya dingin.

Bukannya dingin, ternyata Abah Emang semakin kepanasan ketika wajahnya tertutup daun pisang tersebut.

Tak berapa lama, jantungnya berdetak kencang.

Pasalnya, pasukan Belanda melakukan patroli, untuk memastikan bahwa para tentara Indoensia ini telah gugur.

Menjelang Maghrib, Abah Emang baru mendapatkan pertolongan.

Salah seorang warga, lantas membawanya untuk dievakuasi ke tempat aman.

Setelah itu, kakek lima anak ini tak sadarkan diri selama 40 hari.

Dalam ketidaksadarannya, Abah Emang sering meracau dengan menggunakan bahasa Belanda.

Baca: VIRAL Pejuang Kemerdekaan Kini Jualan Mainan, Dulu jadi Mata-mata Awasi Pergerakan Belanda

Bahkan, ketika sadar, makannya juga inginnya roti, bukan nasi ataupun singkong.

Seiring dengan berjalannya waktu, Abah Emang mulai sembuh.

Namun karena luka tembak itu, dia akhirnya pensiun dini jadi tentara.

Bahkan di usia 25 tahun dia pensiun, hanya 5 tahun sebagai TRI.

Setelah pensiun, Abah Emang beraktivitas menjadi petani.

Kemudian menikah dan memiliki lima anak. Kini ia hidup berdua dengan istri barunya, sebab istri pertama sudah meninggal dunia.

Dalam kesempatan itu, Dedi Mulyadi memberikan sejumlah uang untuak bekal Abah Emang dan keluarganya.

Dedi Mulyadi juga memperbaiki rumah Abah Emang dengan mengecat dan memasang keramik di lantai rumahnya.

Abah Emang pun terharu dengan sikap Dedi Mulyadi. Air mata pun menetes dari kelopak matanya.

Video pertemuan antara Dedi Mulyadi dan Abah Emang, pejuang kemerdekaan yang usianya hampir satu abad ini diunggah ke channel youtube Kang Dedi Mulyadi dan mendapat respons positif dari warganet.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Dapat 8 Luka Tembak, Kisah Hidup Pejuang Kemerdekaan Berusia 99 Tahun Ini Sangat Mengharukan

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved