Eksklusif Tribunnews
Bambang Brodjonegoro Ikut Sibuk Perangi Corona (2): Siap Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Merah Putih
Lembaga Eijkman sedang melakukan cloning dari protein yang nanti dibutuhkan untuk bibit vaksinnya.
SEJAK April 2020, Indonesia mulai melakukan penelitian untuk menemukan vaksin Covid-19. Progres vaksin yang diberi nama Vaksin Merah Putih itu saat ini baru mencapai 30-40 persen.
Lembaga Eijkman sedang melakukan cloning dari protein yang nanti dibutuhkan untuk bibit vaksinnya.
Menurut Menteri Riset dan Teknologi-Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek-Kepala BRIN), Prof Bambang PS Brojonegoro PhD, bibit vaksin yang dihasilkan Lembaga Eijkman sudah diuji pada hewan, manakala sukses akan diserahkan kepada Bio Farma.
Berikut lanjutan petikan wawancara eksklusif Tribun Network dengan Bambang Brojonegoro, di kantornya, Jakarta, Kamis (13/8/2020).
Bagaimana tahapan selanjutnya setelah bibit vaksin diserahkan kepada Bio Farma di Bandung?
Bibit vaksin selanjutnya diproduksi menjadi vaksin. Kemudian dilakukan uji klinis tahap satu, tahap dua, tahap tiga. Manakala sudah berhasil dan dapat izin BPOM serta di-approve WHO, baru bisa diproduksi dalam jumlah besar.
Rusia mengklaim punya vaksin Sputnik V, bagaimana peluang Indonesia menggunakan vaksin tersebut?
Kita harus lihat dulu apakah uji klinisnya sudah benar-benar dilakukan. Karena beritanya masih simpang siur, ada yang mengatakan uji klinisnya ini terlalu pendek dibandingkan uji klinis standar.
Tapi pendek atau panjang memang tergantung kebutuhan. Manakala ada unsur emergency (darurat), uji klinisnya bisa diperpendek, namun tidak boleh kurang dari batas minimum. Faktor lainnya, apakah sample uji klinisnya memenuhi syarat.
Yang saya tahu, vaksin baru boleh dipakai setelah mendapat persetujuan WHO, apalagi penggunaan lintas negara. Oleh karena itu kita lihat dulu perkembangan vaksin Sputnik V itu apakah benar-benar efektif.
Terkait uji klinis tahap tiga vaksin Sinopec, banyak pejabat negara bersedia jadi relawan, menurut Anda apakah ini fenomena bagus?
Menurut saya sah-sah saja. Relawan ini kan ada syarat dan kompensasinya. Minimal relawan harus diasuransikan karena ada kemungkinan mengalami risiko.
Baca: KSAD Jenderal Andika Perkasa Sebut TNI AD Miliki Vaksin Covid-19, Erick Thohir: Dapat Digabungkan
Badan manusia ini reaksinya tidak bisa ditebak ketika ada benda asing. Selain ada jaminan asuransi juga ada kompensasi dalam bentuk lain (uang).
Bagaimanapun mereka menyediakan dirinya untuk dites menggunakan vaksin yang notabene belum dapat izin edar.
Selain itu, para relawan tersebut memenuhi persyaratan, semisal berbadan sehat, tidak punya penyakit bawaan, dan golongan umur tertentu. Tidak bisa sembarang orang jadi relawan uji klinis.
Relawan yang telah dimasuki sampel vaksin kan harus terus dimonitor perkembangan kesehatannya. Ada gejala apa, ada gangguan apa.
Anda tertarik menjadi relawan?
Saya ikut jadi relewan, kalau memang memenuhi syarat, ketika Vaksin Merah Putih memasuki uji klinis, karena itu memang itu di bawah koordinasi saya.

Saya memiliki keinginan untuk men-support. Tapi sekali lagi semuanya bukan saya yang menentukan.
Bagaimana progres untuk obat Covid-19?
Dalam Konsorsium Riset dan Inovasi ada bagian khusus obat dan suplemen. Memang sampai hari ini belum ada obat resmi untuk Covid-19.
Yang ada adalah beberapa eksperimen, trial untuk menggunakan obat-obat yang sudah ada. Nah kalau kita perhatikan ada negara tertentu menggunakan obat tertentu, kemudian dianggap berhasil.
Namun di negara lain, obatnya lain lagi. Oleh karena itu kita membuat multicenter clinical trial. Jadi obat semisal hydroxychloroquine, terus ada remdesivir, dan masih banyak lainnya, kita uji coba.
Menurut pengamatan saya, obat-obat ini memang bekerja secara baik untuk kategori pasien tertentu. Bisa karena faktor rasnya, sukunya, atau karena mungkin kondisi badannya. Makanya kita perlu multicenter clinical trial.
Baca: Anggaran Kesehatan 2021 Rp169,7 Triliun, Salah Satunya untuk Pengembangan dan Pengadaan Vaksin
Ada berita Jepang sukses menggunakan avigan, bukan berarti bisa sukses dipakai di Indonesia. Kami juga mengikuti dan mengapresiasi upaya setiap orang untuk menemukan solusi obat atau suplemen dari herbal.
Poin paling penting, harus dapat izin dari BPOM untuk unsur safety. Jangan sampai berbahaya bagi pemakainya. Jadi harus aman.
Kedua, kalau ingin mengklaim ini cocok untuk Covid-19 harus melakukan uji klinis. Memang uji klinis itu tidak mudah karena mahal dan makan waktu.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang melakukan uji klinis untuk suplemen herbal dari jahe merah, meniran, sambiloto, dan tanaman lainnya.
Persyaratan untuk suplemen itu peserta uji klinisnya minimal 90 orang. Untuk mencari 90 orang tidak gampang.
Menurut estimasi Anda, kapan vaksin Covid-19 bisa digunakan di Indonesia?
Kemungkinan awal tahun 2021. Jadi setelah mendapat persetujuan dari WHO, kita baru bisa melakukan produksi massal. Tentu pemberian vaksin kepada penduduk Indonesia perlu waktu.
Produksi massal itu kan perlu waktu, demikian pula mendistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia, juga perlu waktu. Setelah itu perlu disipkan tenaga medis untuk memberikan vaksin kepada penduduk Indonesia.
Katakanlah penduduk Indonesia 265 juta penduduk. Misalkan sehari kita bisa memberikan vaksin kepada 1 juta orang, berarti perlu waktu 265 hari untuk menjangkau seluruh penduduk.
Perlu kita hitung berapa kemampuan tenaga medis ketika melakukan vaksinasi. Katakan sehari satu tenaga medis bisa memvaksin 1.000 orang, berarti perlu 1.000 petugas agar tercapai target 1 juta penduduk per hari.
Baca: Vaksin Covid-19 Buatan Rusia Diragukan Para Ahli dari Amerika
Kalau satu tenaga medis hanya sanggup 100 orang per hari berarti kita perlu 10 ribu petugas. Pertanyaannya sanggup kah kita memobilisasi 10 ribu orang di seluruh Indonesia untuk melakukan vaksinasi selama 260 hari.
Satu lagi yang tidak boleh dilupakan, vaksin ini masih baru, sehingga perlu diketahu apakah termasuk vaksin sekali seumur hidup atau vaksin periodical. Periodical artinya hanya tahan setahun, dua tahun, atau periode tertentu.
Semisal vaksin flu di Amerika itu sifatnya periodical, setiap kali akan memasuki musim dingin harus diberikan dan setiap 2 tahun harus diganti.
Untuk vaksin Covid-19, kita masih belum bisa mendefinisikan masuk kategori mana.
Faktor lain yang perlu diperhatikan, tidak semua orang setelah divaksin serta merta daya tahan tubuhnya langsung muncul. Saya katakan ini supaya orang mengetahui prosesnya tidak sederhana.
Jadi pada 2021 adalah periode di mana kita harapkan vaksinasi sudah dimulai sehingga memunculkan harapan. Itulah yang paling ditunggu oleh para pelaku ekonomi.

Namun harus diingat, selama periode vaksinasi, protokol kesehatan tetap harus dijalankan yaitu jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan. Kan belum semua orang divaksin. Kalau semua warga Indonesia sudah divaksin, mungkin kita bisa kembali ke kondisi sebelum pandemi.
Anda lebih dari lima tahun berada di kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo. Seberapa deket Anda dengan Presiden Jokowi?
Dekat atau tidak itu relatif. Namun intinya selama ini setiap kali meminta waktu bicara dengan beliau berdua saja, selalu bisa mendapatkan waktu.
Ketika bertemu berdua saja saya bisa menceritakan apa yang saya ingin kerjakan atau apa yang sudah saya kerjakan. Situasinya bisa lebih enak daripada dalam forum rapat kabinet.
Saya lihat Presiden sangat mengapresiasi ide-ide baru dan saya kebetulan memang senang mengeksplor ide-ide baru. Termasuk yang terakhir ketemu (minggu pertama Agustus), saya update beliau mengenai Vaksin Merah Putih itu.
Saya menyampaikan kepada beliau soal Vaksin Merah Putih supaya memberikan optimisme, mengingat negara seperti Indonesia yang punya penduduk 265 juta orang, mau tidak mau harus mandiri dalam penyediaan vaksin. (dennis)