Minggu, 5 Oktober 2025

Eksklusif Tribunnews

Bambang Brodjonegoro Ikut Sibuk Perangi Corona (2): Siap Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Merah Putih

Lembaga Eijkman sedang melakukan cloning dari protein yang nanti dibutuhkan untuk bibit vaksinnya.

Editor: Dewi Agustina
Tribunnews/Jeprima
Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (13/8/2020). Tribunnews/Jeprima 

Relawan yang telah dimasuki sampel vaksin kan harus terus dimonitor perkembangan kesehatannya. Ada gejala apa, ada gangguan apa.

Anda tertarik menjadi relawan?

Saya ikut jadi relewan, kalau memang memenuhi syarat, ketika Vaksin Merah Putih memasuki uji klinis, karena itu memang itu di bawah koordinasi saya.

Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro (kiri) menerima cendera mata dari News Director Tribun Network, Febby Mahendra Putra usai wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (13/8/2020). Tribunnews/Jeprima
Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro (kiri) menerima cendera mata dari News Director Tribun Network, Febby Mahendra Putra usai wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (13/8/2020). Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

Saya memiliki keinginan untuk men-support. Tapi sekali lagi semuanya bukan saya yang menentukan.

Bagaimana progres untuk obat Covid-19?

Dalam Konsorsium Riset dan Inovasi ada bagian khusus obat dan suplemen. Memang sampai hari ini belum ada obat resmi untuk Covid-19.

Yang ada adalah beberapa eksperimen, trial untuk menggunakan obat-obat yang sudah ada. Nah kalau kita perhatikan ada negara tertentu menggunakan obat tertentu, kemudian dianggap berhasil.

Namun di negara lain, obatnya lain lagi. Oleh karena itu kita membuat multicenter clinical trial. Jadi obat semisal hydroxychloroquine, terus ada remdesivir, dan masih banyak lainnya, kita uji coba.

Menurut pengamatan saya, obat-obat ini memang bekerja secara baik untuk kategori pasien tertentu. Bisa karena faktor rasnya, sukunya, atau karena mungkin kondisi badannya. Makanya kita perlu multicenter clinical trial.

Baca: Anggaran Kesehatan 2021 Rp169,7 Triliun, Salah Satunya untuk Pengembangan dan Pengadaan Vaksin 

Ada berita Jepang sukses menggunakan avigan, bukan berarti bisa sukses dipakai di Indonesia. Kami juga mengikuti dan mengapresiasi upaya setiap orang untuk menemukan solusi obat atau suplemen dari herbal.

Poin paling penting, harus dapat izin dari BPOM untuk unsur safety. Jangan sampai berbahaya bagi pemakainya. Jadi harus aman.

Kedua, kalau ingin mengklaim ini cocok untuk Covid-19 harus melakukan uji klinis. Memang uji klinis itu tidak mudah karena mahal dan makan waktu.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang melakukan uji klinis untuk suplemen herbal dari jahe merah, meniran, sambiloto, dan tanaman lainnya.

Persyaratan untuk suplemen itu peserta uji klinisnya minimal 90 orang. Untuk mencari 90 orang tidak gampang.

Menurut estimasi Anda, kapan vaksin Covid-19 bisa digunakan di Indonesia?

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved