Sosok Presiden Jokowi di Mata Menristek: Pak Jokowi Tidak Suka dengan Kerumitan yang Mengada-ada
Dua periode diminta membantu dalam kabinetnya, Bambang mengatakan Jokowi adalah orang yang tak suka dengan kerumitan yang mengada-ada.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok yang sangat sederhana, begitulah kira-kira kesan yang ditangkap Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro pada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dua periode diminta membantu dalam kabinetnya, Bambang mengatakan Jokowi adalah orang yang tak suka dengan kerumitan yang mengada-ada.
"Kesannya beliau orang yang sangat sederhana dan orang yang istilahnya tidak suka dengan kerumitan yang mengada-ngada. Maksudnya beliau selalu mengatakan terlalu banyak regulasi jumlahnya, terus ada regulasi yang tumpang tindih, regulasi yang saling bertentangan," ujar Bambang, dalam wawancara khusus dengan Tribunnews.com, di Kemenristek/BRIN, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (13/8/2020).
Baca: Kebiasaan Olahraga Menristek di Tengah Pandemi : Jalan Kaki di Mall
Bambang juga menyinggung mantan Gubernur DKI Jakarta itu kadang gampang jengkel dengan hambatan yang munculnya dari birokrasi.
Karena birokrasi itu sendiri terkadang merasa eksis hanya ketika bisa memiliki regulasi. Ketika birokrasi tidak memiliki regulasi, maka akan ada perasaan hanya berada pada 'kelas dua' karena tidak bisa 'me-regulate' orang.
"Padahal yang bener bukan itu, birokrasi kan bagaimana melayani masyarakat, melayani masyarakat tidak harus dengan regulasi. Melayani masyarakat ya kita lakukan dengan konkrit, pekerjaan yang konkrit," kata dia.

Menurutnya itulah yang diinginkan Jokowi sebenarnya. Yakni birokrasi yang langsung menghasilkan sesuatu yang konkrit.
Bukannya menghasilkan regulasi yang kemudian belum teruji di lapangan atau bahkan belum teruji di lapangan yang akibatnya malah mengganggu di lapangan.
"Itu kesan yang saya tangkap. Sederhana dan menurut saya konteks import sangat nasionalis kalau bicara mengenai kemampuan bangsa Indonesia menghasilkan sesuatu," kata dia.
"Karena begitu beliau tahu bahwa kita sudah bisa ini, langsung semangat untuk mendomestikasi semua produk itu di Indonesia itu muncul," tandasnya.