Katib Aam PBNU Terpilih Sebagai Anggota Komisi Indo-Pasifik
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, A. Muhaimin Iskandar, menyambut gembira ditunjuknya Katib ‘Am PBNU itu.
“Saya juga akan berkonsultasi dengan para stakeholders kepentingan nasional Indonesia, baik di kalangan politisi, pejabat pemerintahan maupun para pemimpin masyarakat sipil, agar keberadaan saya dalam Komisi Indo-Pasifik ini dapat bermanfaat pula bagi kepentingan Bangsa dan Negara," ucapnya.
Daftar keseluruhan anggota komisi Indo-Pasifik:
1. Stephen Harper, Kanada, mantan Perdana Menteri;
2. Claire Coutinho MP, Inggris, Sekretaris Pribadi Kanselir Rishi Sunak di Parlemen Inggris;
3. Lt. Gen. In-Bum Chun, Korea Selatan, purnawirawan perwira militer terkemuka, Tenaga Ahli Tamu di Brookings Institution, Amerika Serikat;
4. Alexander Downer, Australia, mantan Menteri Luar Negeri, mantan Komisioner Tinggi Australia untuk Inggris, dan Ketua Policy Exchange;
5. Murray McCully, New Zealand, mantan Menteri Luar Negeri;
6. Sir Michael Fallon, Inggris, mantan Menteri Pertahanan;
7. Ely Ratner, Amerika Serikat, Wakil Presiden Eksekutif dan Direktur Kajian pada Center for a New American Security, dan mantan Deputi Penasehat Keamanan Nasional untuk Wakil Presiden Joe Biden;
8. Lord Robertson of Port Ellen, Inggris, Peer dari Partai Buruh, mantan Sekretaris Jenderal NATO;
9. Marquess of Salisbury, Inggris, mantan Lord Privy Seal dan pimpinan the House of Lords;
10. Samir Saran, India, Presiden Observer Research Foundation, New Delhi;
11. Nadia Schadlow, Amerika Serikat, mantan Deputy National Security Advisor;
12. Yahya Cholil Staquf, Indonesia, Katib ‘Am Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, organisasi Muslim terbesar di dunia;
13. Koji Tsuruoka, Jepang, mantan Duta Besar Jepang untuk Inggris, Ketua Juru Runding Jepang untuk kerja sama Trans-Pasifik;
14. Robert Hannigan, Inggris, mantan Kepala Government Communication Headquarters (GCHQ);
15. Michael Auslin, Amerika Serikat, peneliti terkemuka Lembaga Payson J. Treat dalam studi Asia kontemporer, di the Hoover Institution, Stanford University);
16. C. Raja Mohan, Singapura, Direktur Institute of Asian Studies.