Selasa, 7 Oktober 2025

Erick Tohir Diam-diam Lapor Korupsi di BUMN, KPK Siap Buka Penyelidikan

KPK berjanji tak akan membiarkan informasi yang diterima dari Erik tersebut. Bahkan KPK siap untuk mengusutnya.

Editor: Johnson Simanjuntak
Kompas.com/AKHDI MARTIN PRATAMA
Erick Thohir nyatakan BUMN farmasi punya obat untuk pasien positif virus corona. Foto diambil ketika Menteri BUMN Erick Thohir di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (9/1/2020).(Kompas.com/AKHDI MARTIN PRATAMA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendatangi Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Rabu (8/7/2020).

Wakil Ketua KPK Nawawi Pamolango tak membantah Erick dalam pertemuan itu sempat mengungkap potensi terjadinya tindak pidana korupsi di sejumlah BUMN.

"Tidak secara khusus, hanya menyebutkan ruang-ruang yang potensi terjadinya tindak pidana korupsi di sejumlah BUMN," kata Nawawi saat dikonfirmasi, Rabu (8/7/2020).

Sayangnya, Nawawi saat ini belum mau mengungkap lebih rinci mengenai potensi itu.

Pun demikian, KPK berjanji tak akan membiarkan informasi yang diterima dari Erik tersebut. Bahkan KPK siap untuk mengusutnya.

Baca: Erick Thohir Temukan 53 BUMN Tersangkut Kasus Korupsi, KPK Minta Data-datanya

Baca: Erick Thohir Masuk dan Keluar Gedung KPK Lewat Pintu Belakang

"Sudah pasti dan ada monitoring secara khusus yang akan dilakukan, termasuk kemungkinan untuk melakukan penyelidikan" ungkap Nawawi.

Selain soal potensi korupsi ditubuh BUMN, turut dibahas juga soal Pemulihan Ekonomi Nasional.

"Bicara mngenai dampak covid-19 pada kmenterian BUMN dan penyelenggaraan Pemulihan Ekonomi Nasional [PEN]," ujar Nawawi.

Kedatangan Erick ke markas antikorupsi terbilang 'senyap'. Erick datang melalui pintu belakang gedung KPK.

Saat keluar dari gedung KPK lewat pintu belakang, Erick mengklaim bertemu dengan pimpinan KPK membahas PEN.

Namun, Erick tak mau membeberkan lebih rinci. Dia hanya mengatakan kedatangannya diterima seluruh pimpinan KPK.

"Diskusi PEN. [Ditemui] semua pimpinan," singkat Erick sebelum menunggalkan gedung KPK.

Erick Thohir sebelumnya mengungkap bahwa saat ini sudah ada 53 kasus korupsi di tubuh BUMN yang merugikan negara.

Erick kemudian memetakan mana saja BUMN yang bergerak di bidang pelayanan publik, bisnis, atau campuran dari keduanya.

Langkah itu dimaksudkan agar tidak timbul kecurigaan antar sesama perusahaan pelat merah.

"Ya memang sekarang ini sudah 53 kasus korupsi yang saya temukan saat ini," ungkap Erick Thohir dalam sesi webinar, Kamis (2/7/2020).

Merespon pengakuan Erick, KPK memintanya menyerahkan data-data soal puluhan perusahaan pelat merah yang diduga melakukan tindak pidana korupsi.

Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango sebelumnya sempat menyoroti pernyataan Erick tersebut. Ketimbang 'cuap-cuap', saran Nawawi, Erick sebaiknya melaporkan hal itu ke KPK.

"Sebaiknya Pak Erick enggak cuap-cuap saja, beliau kan tau alamat kantor KPK. Malahan tercatat sudah sampai 2 kali berkunjung ke kantor KPK dan kami juga sudah pernah courtesy call ke kantornya," kata Nawawi kepada wartawan, Minggu (5/7/2020).

Bahkan, sambung Nawawi, KPK siap 'jemput bola' agar mendapatkan bukti dugaan korupsi yang dilakukan sejumlah perusahaan BUMN tersebut.

"Atau jika perlu, KPK yang akan datang menjemput data-data kasus korupsi yang dimiliki Pak Erick," kata Nawawi.

Dikatakan Nawawi, ini bukan pertama kalinya Erick Thohir mengungkap dugaan praktik korupsi di kementeriannya.

Sebelumnya Erick Thohir pernah buka-bukaan soal adanya mafia alat kesehatan.

"Saya jadi tertarik untuk 'meminta' data tersebut dari beliau, mungkin luput dari pantauan dan monitoring KPK," ungkap Nawawi.
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved