Sabtu, 4 Oktober 2025

Ekonom M Chatib Basri: Fokuskan Stimulus Fiskal ke Sektor Kesehatan

Saat ini perbankan masih enggan salurkan pinjaman baru karena credit trust yang rendah ke sektor riil

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS/CHOIRUL ARIFIN
Diskusi Webinar 'Dampak Covid-19 Terhadap Kondisi Perekonomian dan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia yang diselenggarakan Indonesia Banking School (IBS) via aplikasi Zoom, Jumat, 3 Juli 2020. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Indonesia Banking School (IBS) kembali menggelar seminar online (webinar) umum bertajuk Dampak Covid-19 terhadap Kondisi Perekonominan dan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia, Jumat (3/7/2020).

Webinar yang dimoderatori Dr Antyo Pracoyo ini menghadirkan pembicara tunggal Dr. Muhamad Chatib Basri, Menteri Keuangan periode 2013-2014 dan ketua BKPM pada 2012-2013.

Dr Chatib Basri dalam paparannya menyebutkan, kondisi ekonomi yang terpuruk akibat pandemi Covid-19 saat ini berbeda keadaannya dengan saat krisis ekonomi di 1998.

Di 1998, Indonesia masih bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi 4,8 persen saat terjadi krisis ekonomi melalui berbagai strategi yang dijalankan Pemerintah yang fokus ke pasar dalam negeri. Antara lain melalui strategi penurunan suku bunga.

Untuk kondisi sekarang, perekonomian lebih berat kondisinya karena aktivitas ekonomi masyarakat dan dunia usaha dihentikan demi menekan interaksi sosial di masyarakat untuk penyebaran virus ini.

Baca: Anak dan Istri Almarhum Hilmi Aminuddin Positif Corona, 41 Kerabat dan Pegawai Jalani Tes Swab

Baca: Kuli Bangunan Tewas Bersimbah Darah, Warga: kok Bisa Setega itu Dia Membunuhnya Pakai Cangkul?

"Dalam kondisi pandemi, stimulus fiskal hanya bisa fokus pada 3 hal. Antara lain, sektor kesehatan untuk mengatasi Covid-19. Bantuan sosial yang disalurkan di banyak negara bukan untuk melindungi si miskin tapi sebagai kompensasi ketika orang dipaksa tinggal di rumah," jelas Chatib Basri.

Dia menambahkan, daya tahan orang untuk tetap stay di rumah tergantung seberapa banyak tabungan yang dimiliki.

"Jika punya tabungan, orang masih bisa menikmati kemewahan saat harus tinggal di rumah. Tapi buat yang tidak memiliki tabungan, dorongan untuk mencari penghasilan di luar rumah akan makin kuat," bebernya.

"Itu sebabnya kenapa pasar tradisional bisa cepat recover dibandingkan mal. Orang pilih pilih jika akan ke mal lagi karena masih punya tabungan," lanjutnya.

Dia menekankan dalam kondisi pandemi, bantuan sosial tidak bisa dipisahkan dari keputusan Pemerintah.

"Saat ini perbankan masih enggan salurkan pinjaman baru karena credit trust yang rendah ke sektor riil," ujarnya.

Baca: Likuiditas Dipastikan Aman, BTN Minta Nasabah Perbankan Tidak Panik

Baca: Pengawasan Bank Akan Kembali ke BI, Komisi XI DPR Minta OJK Yakinkan Presiden

Sementara itu, Ketua IBS Dr. Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono, S.H., LL.M menjelaskan, tema ini dipilih karena saat ini pandemi Covid-19 telah menimpa hampir semua negara, termasuk Indonesia.

Dampak dari penyebaran virus corona terjadi di berbagai bidang, baik sektor riil, dunia usaha mikro, kecil dan menengah, sektor jasa keuangan, dan sebagainya.

Perekonomian juga tumbuh melambat akibat terjadinya penurunan aktivitas ekonomi oleh masyarakat dan dunia usaha.

Dia menjelaskan, perekonomian telah dihantam pandemi dan memaksa setiap pihak melakukan penyesuaian.

Perekonomian mayoritas membutuhkan penyesuaian di beberapa sektor misalnya transportasi, industri manufaktur, pariwisata, perbankan, termasuk perguruan tinggi.

Pandemi Covid-19 diharapkan tidak menggangu penyelenggaraan proses pembelajaran di perguruan tinggi dengan berbagai aktifitas pendukungnya.

Baca: Ramalan Zodiak Besok Sabtu 4 Juli 2020, Cancer Berpikiran Terbuka, Libra Sangat Sibuk dan Gelisah

Baca: Kuartal II, Ekonomi RI Diprediksi Terkontraksi 5,1 Persen

"IBS menerapkan kegiatan daring atau online sebagai solusi cerdas dan bijak untuk menyelanggarakan kegiatan kampus di masa pandemi, termasuk menyelanggarakan webinar ini," kata Kusumaningtuti.

Dengan adanya webinar ini, IBS ingin berbagi pengetahuan kepada dunia perguruan tinggi khususnya anak didik dan dosen untuk mengikuti diskusi perkembangan perekonomian dan keuangan Indonesia saat ini.

Blended Learning

Kampus IBS yang didirikan Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia dan dibina langsung Bank Indonesia, menerapkan Blended learning, metode belajar yang memadukan pertemuan tatap muka dengan pembelajaran secara online dengan memanfaatkan teknologi digital.

Penerapan blended learning juga bertujuan agar lulusan IBS tanggap terhadap perubahan. Apalagi dengan penggabungan metode tatap muka dan online sangat fleksible dan efisien sesuai dengan karakter generasi milenial.

Selain itu, mahasiswa akan lebih mandiri dalam menentukan target pembelajaran.

IBS juga menyediakan program beasiswa untuk mahasiswa berprestasi baik akademik dan non akademik.

Salah satu beasiswa itu, antara lain berupa keringanan uang pangkal.

Dengan adanya program beasiswa ini memberikan kesempatan kepada seluruh siswa SMA dan sederajat untuk memperoleh pendidikan yang layak.

Di webinar kali ini, IBS bekerjasama dengan BNI memberikan beasiswa pendidikan kepada mahasiswa yang secara ekonomi kurang mampu dan berprestasi meliputi Beasiswa Pendidikan Start senilai Rp19 juta.

Calon mahasiswa yang terpilih dibebaskan biaya tes, uang pangkal dan uang semestes pertama.

"Donasi ini akan membantu mahasiswa berprestasi untuk memulai perkuliahan semester pertama di masa pandemi Covid-19," kata Kusumaningtuti.

Beasiswa Study ditujukan untuk mahasiswa yang berprestasi namun secara ekonomi kurang mampu dans edang menempuh pendidikan di IBS pada semester pertama.

Mereka akan mendapat bantuan senilai Rp12 juta untuk biaya kuliah dan sertifikasi profesi pada akhir masa perkuliahan.

Terakhir adalah beasiswa Graduation diperuntukan bagi lulusan terbaik dari SMA Negeri yang berasal dari keluarga kurang mampu, namun berprestasi, berupa pembiayaan kuliah selama 8 semester dengan nilai beasiswa Rp96 juta.

Calon penerima beasiswa diseleksi oleh IBS bekerjasama dengan SMA mitra kerja terpilih. Bagi calon penerima beasiswa yang terpilih selain nilainya terbaik, juga harus Aktif erorganisasi, memiliki prestasi non akademis, atau kegiatan sosial yang mempunyai dampak kebermanfaatan bagi masyarakat.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved