Tolak Rencana Aneksasi Palestina, AWG: Boikot Produk Israel
Ia menyerukan seluruh komponen bangsa Indonesia untuk memboikot produk-produk Israel, dan menegaskan apa yang disampaikan Duta Besar Palestina untuk
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Al-Aqsa Working Group (AWG) menentang keras rencana Israel untuk melakukan aneksasi atas Tepi Barat wilayah Palestina.
Ketua Umum AWG, Agus Sudarmaji menegaskan pencaplokan tersebut bukan saja sebuah pelanggaran terhadap hak azasi manusia yang berat namun juga merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan pelecehan terhadap hukum internasional.
Ia menyerukan seluruh komponen bangsa Indonesia untuk memboikot produk-produk Israel, dan menegaskan apa yang disampaikan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun.
"Kita melakukan tindakan nyata yang disebut Dubes Palestina, dengan memberikan sangsi internasional. Komunitas internasional diharapkan memberikan sanksi internasional terhadap Israel, diantaranya memboikot produk Israel baik produk pertanian, kecantikan, dan produk senjata," ujar Agus di Sofyan Hotel, Jakarta, Kamis (25/6/2020).
Baca: Indonesia Tegas Tolak Rencana Aneksasi Israel ke Wilayah Palestina di DK PBB
Agus mengatakan tidak hanya produk yang diimpor dari Israel, sebagai bentuk protes Indonesia juga harus mengehentikan ekspor barang maupun bahan baku yang dikirim ke Israel.
"Misalnya pakaian pasukan tentara Israel yang kita mendapatkan data bahwa ternyata itu ada dari Indonesia, berupa pakaian militer," lanjutnya.
Tidak hanya itu, ia juga mengajak untuk memboikot komoditas yang tanpa diketahui masyarakat luas juga ada pertukaran antara Indonesia - Israel.
"Yang dari sini tidak mengekspor, yang dari Israel tidak kita impor. Tidak kalah penting, semua produk yang menyatakan diri mendukung zionisme itu perlu kita boikot."
Mencontoh apa yang telah dilakukan Malaysia yang sudah melakukan boikot masif produk yang mendukung zionisme yang akhirnya berdampak kepada pemasukan Israel.
Aneksasi atau pencaplokan dengan paksa wilayah Tepi Barat merupakan bagian dari rencana perdamaian Timur Tengah atau Deal of Century “Kesepakatan Abad Ini" yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 28 Januari Ialu.
Sebagai barter atas pengakuan Palestina sebagai negara merdeka yang berdaulat, AS menawarkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang tidak terbagi.
Selain itu, dalam proposal Trump, Israel akan mencaplok 30-40 persen tanah dari Tepi Barat, termasuk semua bagian Yerusalem Timur yang selama ini diimpikan Palestina sebagai ibu kota negara mereka saat nantinya merdeka.
Sementara, wilayah Palestina yang kian sempit dalam rancangan itu tinggal berupa noktah-noktah yang dihubungkan oleh jembatan dan terowongan.
Ketum AWG itu juga menggaungkan kampanye untuk melawan kampanye yang melegalkan aneksasi, yang merupakan aksi brutal Israel yang mengancam perdamaian di Timur Tengah.
"Kita kampanyekan untuk melawan aneksasi. Kita lawan kampanye yang melegalkan aneksasi. Agar masyarakat melakukan perlawan terhadap kampanye legalisasi aneksasi Israel," ujarnya.